Sebenarnya sampai hari ini belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. Meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman belajar murid nyatanya lebih dari sekedar itu. Kurikulum itu kompleks dan multidimensi. Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan jika jantungnya lemah maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal. Ralph Tyler dalam bukunya "The Basic Principle of Creation" mengungkapkan setidaknya ada empat komponen dalam kurikulum yaitu tujuan, Â konten, metode atau cara dan evaluasi. Umumnya beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian tujuan pembelajaran atau konten, panduan pedagogi dan panduan assessment. Komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid, mulai dari kompetensi apa yang yang dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut. Dengan begitu sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau core dari kurikulum itu sendiri. Maka kemerdekaan murid dalam belajar lah jantung dari pengembangan kurikulum.
Kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran, maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.
Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka:
- Â Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
- Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
- Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial
Murid-murid kita yang beragam suku budaya bahasa adat istiadat dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum sehingga kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks dimana satuan pendidikan itu berada.Â
Mengapa kurikulum terus berubah-ubah? Apa maksud dibalik perubahan kurikulum di suatu negara?Â
Jika mengingat kata-kata Ki Hadjar Dewantara pada modul Merdeka belajar, maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Maka, demi menuntun kodrat murid-murid kita pembelajaran termasuk kurikulum yang kita selenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka sebagai guru kita harus belajar terus untuk mengikuti dan memahami tren kehidupan murid kita yang tergolong generasi-z dan Alfa.Â
Oleh sebab itu, ketika kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum. Semua pihak harus berkolaborasi maksimal, misalnya guru belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai, orang tua terus memahami perkembangan dan kebutuhan murid, begitu juga dengan pemerintah daerah dan pusat serta semua yang bergerak dibidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.Â
Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi form di link di bawah ini sebagai respon umpan balik tentang "Mengapa Kurikulum Perlu diubah"
Terimakasih..Â