Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melahirkanmu.... Sakitnya Minta Ampun

6 Desember 2020   23:37 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:54 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto keluarga 
Foto keluarga 

Batin saya malam itu menjerit bahagia karena saat ini banyak sekali bayi-bayi lucu yang selepas lahir harus terpisah dengan ibunya selama paruh waktu pertama setiap harinya. Ya, tentu saja alasannya agar sang ibu bisa bekerja demi membeli susu untuk bayinya. Namun lebih dari tiga puluh tahun lalu, ibu mengambil keputusan yang lumayan berani sebagai keluarga baru yang secara perekonomian masih pas-pasan.

Ibu memberikan teladan bagi saya pribadi, bahwa anak adalah harta paling berharga, melebihi apapun yang ada di dunia ini. Jadi, selagi diberi anugerah ini, jangan pernah disia-siakan.

3. Beban Psikis yang Berat 

"Pertama kamu umur 3 bulan, kita ikut sama eyang (serumah) . Ibu sempat sakit sampai muntah-muntah darah", satu pernyataan ibu yang seumur-umur baru saya dengar malam itu. Ya, setelah saya tanyakan apa penyebabnya, ternyata karena beban psikis yang begitu berat. Ikut dengan mertua (eyang) yang berkarakter keras, belum lagi segala geraknya dibatasi membuat ibu sangat tertekan saat itu.

Ya, walaupun maksud eyang baik, namun ternyata sulit untuk dipenuhi. Maklum, saat awal menikah, ibu masih sangat polos, sepolos anak desa yang kebetulan dapat jodohnya orang kota. Selang beberapa tahun setelah beda rumahpun, ibu sempat keguguran dengan penyebab sama.

Belum lagi ibu harus senam jantung saat merawat adik saya yang suka sakit-sakitan saat masih balita. Badan suka demam hingga kejang-kejang, mau tak mau harus dilarikan ke rumah sakit. Masih banyak lagi pengalaman pahit yang membuat kami saat ini bisa lebih bersyukur. 

Ah, ibu mah bagi saya kayak wonder woman. Andai saya menggantikan peran ibu saat itu, kira-kira saya sudah jadi apa ya? Perkedel? Hahahah tak terbayangkan. Namun ibu tidak menyesali kesusahan yang dialaminya karena menurutnya ini adalah proses hidup yang sudah Tuhan persiapkan.

Harus dijalani seberat apapun itu, satu benang merah yang menjadi penyemangat saya untuk terus bergerak hari ini.

foto keluarga saat wisuda adek 
foto keluarga saat wisuda adek 

4. Menahan Sakit Sudah Biasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun