Ini adalah realita yang terjadi pada saat atau setelah aktivitas dilakukan. Di part ini pula kita akan menemukan keunikan tertentu bahkan menyumbangkan sebuah 'surprise' pada video vlog kita.
Contoh: "Gila nih. Ternyata Hutan Pinus Mangunan udaranya beneran sejuk, bahkan ada loh hiburan musik tradisional dengan lagu-lagu khas daerah yang menarik pengunjung. Nyanyiin lagu-lagu dangdut koplo dengan iringan musik klasik di alam terbuka? Syahdu banget suasananya. Tadi lancar jaya karena jalannya sudah halus, beraspal. Bikin piknik makin asyik...."
Kira-kira seperti itu alurnya. Bagaimana, sudah ada bayangan?
3. Belajar Camera AngelÂ
Nah, selain rumus A-B-C, saya dan teman-teman KJOG juga mendapat bekal ilmu untuk mengatur angel kamera yang pas dan sesuai dengan kebutuhan. Baru tahu juga nih kalau ternyata sudut pengambilan gambar itu ada banyak, diantaranya bird angel, high angel, atau yang lebih unik frog eye.Â
Tentang frame size-nya pun beragam, ada yang extreme close-up, close up, long shot dsb. Nah, sedangkan untuk Zoom-in, Zoom-out, Dolly shot, Camera pak adalah sebagian dari camera movement yang harus diperhatikan saat mengambil video.
Nah, saat saya bertanya, sebaiknya frame layar smartphone yang digunakan vertikal atau horisontal? Kak Monyo yang merupakan admin dari akun IG @cogankulineran dan @FYIJogja ini merekomendasikan agar menggunakan yang vertikal/portrait karena lebih disukai pasar di media sosial, terutama Instagram. Okey, gassss!
5. Aplikasi Editing Video yang Praktis
Finally, saat kamu selesai nge-vlog, mungkin ada bagian-bgian yang ingin dibuat lebih halus atau diberi efek-efek tertentu yang bakal membuat video kamu makin kece.
Jangan khawatir, ada banyak aplikasi dari smartphone yang bisa manfaatkan semaksimal mungkin, seperti power director, VSCO, InShot, KineMaster dsb. Setiap aplikasi punya kelebihannya masing-masing, pilih aja sesuai selera kamu. Yang jelas, fitur-fiturnya dah oke kok buat bikin video simpel buat para pemula :D
