Ada beberapa kompetisi yang diikuti oleh Sate Ratu & tak jarang membawa pulang piala kemenangan. Banyak momen lucu yang dirasakan, termasuk saat mengikuti kompetisi terakhir di penghujung tahun 2019.
Sang owner sempat bercerita bahwa untuk mengikuti kompetisi besar dari Unilever ini tidak memiliki persiapan khusus. Ia dan tim justru mengalami hal-hal di luar dugaan, mulai dari gagal submit data sebagai peserta hingga beberapa hal teknis yang menghambat selama kompetisi berlangsung.
Belum lagi tentang inovasi produk yang harus ia jual usai kompetisi berakhir. Ya, finally lahirlah 'Sate Kanak', produk yang membawa nama Sate Ratu kian melambung di nusantara.
Ini adalah sebuah produk inovasi, dimana bahan baku & proses pengolahannya hampir sama dengan sate merah, namun ada sedikit sentuhan rempah yang berbeda.
Hal paling menyolok dari citarasanya adalah level pedas yang lebih rendah dari menu seniornya. Baiklah, Sate Kanak ini bakal memanjakan pelanggan yang kurang menyukai pedas bahkan rasanya bersahabat banget buat lidah anak-anak.
Cuss yuk, menu-menu Sate Ratu lengkap banget untuk memanjakan keluarga serumah ya ternyata 😊
5. Menjaga Orisinalitas
Nah, satu hal lagi yang saya kagumi dari warung ini adalah bahwa sang owner tak ingin mengembangkan bisnisnya ini dalam kemasan 'franchise', walaupun itu bisa jadi sumber rupiah yang menjanjikan.
Ya, satu-satunya alasan adalah bahwa ia khawatir akan kualitas produknya yang bisa jadi kurang terjaga, disamping kesulitan mengontrol mitranya dari berbagai penjuru tanah air, yang pastinya bakal menyita waktu.Â
Kedua, ia juga bercerita saat menghidangkan menu untuk kompetisi "Ngulik Rasa" di Jakarta, segala 'ubo rampe' pengolahan menu ia bawa sendiri dari Jogja. Kebayang gak sih jika panggangan sate segitu gedenya dibawa ke hotel? Hihihi...Â