Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.... Janji Deh...

24 Januari 2020   18:04 Diperbarui: 24 Januari 2020   18:05 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut duduk... Masih ada sudut-sudut lain yang tak terekspose kamera. ahaha (Dok.Riana)

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, menurut saya ceritanya asyik. Kisah tiga saudara, yaitu Angkasa, Aurora dan Awan sukses membuat mata saya basah beberapa saat. Banyak adegan menyayat hati, apalagi saat perhatian orang tua yang terlampau besar justru menjadi bumerang bagi diri si anak. "Aku emang cuma anak bontot, tapi aku juga pingin kayak kakak-kakakku, bisa bangga pada dirinya sendiri...", tegas Awan. 

***

Nonton film itu asyik sih, buat saya. Kalau ditanya, film apa yang paling saya gemari, saya suka banget film bergenre horor, juga komedi. Baik horor maupun komedi, buat saya sama-sama berfaedah, terutama untuk menghilangkan stres :D

Baca tulisan lama saya deh: Sensasi Horor Insidious 3 : Menghilangkan Stress?

Ya, walaupun urusan horor ini membuat saya agak kesusahan mendapatkan teman untuk nobar. Hahahha.... Disamping ada yang berkomentar takut, ada juga yang bilang gini, "udah bayar, ditakut-takuti lagi. Rugi dong..." Hahhaha

Wajah-wajah ceria di tahun baru (Dok.KJOG)
Wajah-wajah ceria di tahun baru (Dok.KJOG)

Awal tahun 2020 ini, saya diajakin nonton "Nanti Kita Cerita Tentang hari Ini". Ya, kali ini nontonnya barengan sama anak-anak KJOG (Kompasianer Jogja). Drama keluarga, itulah hal pertama yang saya tangkap dari posternya. Karena memang dasarnya seneng nonton film, ya tawaran nobar apa aja saya sikat-lah. Hahaha....  

Pagi jelang siang, sampailah saya di parkiran super luas SCH (Sleman City Hall). Karena masih ada jeda waktu sebelum nonton, saya jalan-jalan dulu sambil menikmati nuansa. Akhirnya saya duduk-duduk di Garden SCH, dan berjumpalah sebagian mimin KJOG dengan supporter mimin yang baik hati. Kami ngobrol ngalor ngidul tapi 'jelas' di sebuah coffee shop, hahahahha... Iya dong, 'jelas' harus jajan, 'jelas' harus ngopi dan juga selfie :D

Luv Luv Luv buat para supporter mimin (dok. KJOG)
Luv Luv Luv buat para supporter mimin (dok. KJOG)

Ah, waktu rasanya cepat sekali berputar, kayak tagihan utang. Hihihih.... Saat jarum jam menunjuk  di angka 11, beranjaklah kami menuju studio XXI untuk bersua dengan yang lain. Efek gak pernah olahraga nih, menikmati nuansa mall maunya naik lift terus. Apalagi kalau jalannya sama mbak min Vika Kurniawati, diajarin manjaaaaaa pokoknya :D

Gimana kalau jalannya bareng pak Koind? Ya, member KJOG yang suka kasih wejangan ini selalu memaksa saya untuk jalan kaki, naik turun eskalator biar sehat katanya. Pokoknya doi tuh betah banget jalan kaki.

Belum lagi kalau pas event Selasa Wage di Malioboro, dari ujung ke ujung Malioboro disusuri tanpa kenal lelah, di siang bolong lagi. Saya sempat tuh ngikutin, malamnya sampai rumah kaki rasanya kayak mau copot. Hahahaha.... Badewei, belum pernah sih ngajakin teman-teman KJOG ke event ini, mudah-mudahan next Selasa Wage bisa jalan sehat barengan. Mau khan, Beb?

Selasa Wage tuh apa sih? Baca nih : Goyangan Emak-emak Milenial Meriahkan "Selasa Wage" Malioboro

Udah Nih Pamerin Kebersamaannya? 

Sementara udah deh. Maklum, sejak pergantian tahun, para member KJOG kan belum ketemuan lagi. Tradisi cipika-cipiki selalu mewarnai, tapi bukan untuk kaum Adam loh ya. Bahaya, Hahaha... Siang itu saya melihat Bunda Agustin dan Mas Alfian sudah nongkrong kece di depan teater. Ya, wajah semangat mereka otomatis membuyarkan rasa lelah saya berjalan dari lantai bawah.

Thank Ko sudah berantri-antri ria demi KJOG (Dok. Riana)
Thank Ko sudah berantri-antri ria demi KJOG (Dok. Riana)

Koko Khun (Ang Tek Khun) sudah ambil bagian dalam barisan rapi pengantri tiket dengan senyumnya yang khas. Ah, senior kami yang satu ini memang tak pernah lelah untuk memberi amunisi semangat untuk terus menghidupkan KJOG. Tak lebih dari 10 menit, taraaaaaa.... belasan tiket ada di genggaman.

Baiklah, jarum jam menunjuk pukul 11.45. Kami masuk ke ruang teater dan mengikuti "petualangan" para pemain film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Salah satu sudut duduk... Masih ada sudut-sudut lain yang tak terekspose kamera. ahaha (Dok.Riana)
Salah satu sudut duduk... Masih ada sudut-sudut lain yang tak terekspose kamera. ahaha (Dok.Riana)

Eh bentar, intermezo... Setelah saya motret penampakan ini, langsung deh kamera di tangan disita petugas. Saya kasihkan aja, daripada dikira penyusup :D 

Saatnya Nonton.....

Dari tiga bersaudara, saya suka banget dengan karakter Aurora. Ya, anak nomor dua ini memiliki sifat pendiam namun terus berjuang untuk menghasilkan karya seni. Pokoknya, saat orang rumah kedombrengan ribut sana-sini, Aurora lebih memilih tenang dan melangitkan doa atas cita-citanya.

Setiap Keluarga Punya Rahasia (sumber: imdb.com)
Setiap Keluarga Punya Rahasia (sumber: imdb.com)

Drama keluarga ini sebenarnya menceritakan sebuah kisah simpel, yaitu kasih sayang orang tua kepada anaknya. Tapi, akibat kasih sayang berlebih, apalagi hanya untuk menutup kesedihan semata, sang ayah justru dianggap ketiga anaknya kurang bijak dalam mendidik mereka.

Memberikan beban terlampau berat untuk anak sulungnya, Angkasa, membuat si kakak kehilangan waktu untuk memikirkan dirinya sendiri. Membiarkan Aurora, anak kedua yang tampak introvert untuk terus berkarya tanpa ada pendampingan dari sisi emosional membuat si anak merasa sendiri.

Hal utama yang menjadi perhatian keluarga adalah si bungsu, Awan, yang sejak kecil tampak lemah dibanding kakak-kakaknya. Dengan alasan inilah, sang ayah memfasilitasi semua kebutuhannya, serba ada bahkan ia tak pernah diberi kesempatan untuk memilih. Tak bebas seperti yang lainnya.

Antrean tiket film di XXI Sleman City Hall (Dok.Pri)
Antrean tiket film di XXI Sleman City Hall (Dok.Pri)

Nonton film ini bersama keluarga pasti akan lebih terasa sensasinya. Ya, sensasi dicintai, mencintai, kecewa, bersedih, menangis, memberontak dan pastinya kebersamaan. Endingnya lega banget karena cerita ini berakhir hepi. Ya, semua bisa hepi karena masing-masing mau introspeksi diri. 

Tokoh ayah di film ini sangat luar biasa. Bahkan sebelum damai itu hadir, Aurora sempat tumpahkan kekecewaan pada sang ayah saat meratapi kisah bersama dua saudaranya,"Dia pikir perasaan manusia itu bisa diatur pake tombol, kayak robot...".

Riana Dewie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun