Memberikan beban terlampau berat untuk anak sulungnya, Angkasa, membuat si kakak kehilangan waktu untuk memikirkan dirinya sendiri. Membiarkan Aurora, anak kedua yang tampak introvert untuk terus berkarya tanpa ada pendampingan dari sisi emosional membuat si anak merasa sendiri.
Hal utama yang menjadi perhatian keluarga adalah si bungsu, Awan, yang sejak kecil tampak lemah dibanding kakak-kakaknya. Dengan alasan inilah, sang ayah memfasilitasi semua kebutuhannya, serba ada bahkan ia tak pernah diberi kesempatan untuk memilih. Tak bebas seperti yang lainnya.
Nonton film ini bersama keluarga pasti akan lebih terasa sensasinya. Ya, sensasi dicintai, mencintai, kecewa, bersedih, menangis, memberontak dan pastinya kebersamaan. Endingnya lega banget karena cerita ini berakhir hepi. Ya, semua bisa hepi karena masing-masing mau introspeksi diri.Â
Tokoh ayah di film ini sangat luar biasa. Bahkan sebelum damai itu hadir, Aurora sempat tumpahkan kekecewaan pada sang ayah saat meratapi kisah bersama dua saudaranya,"Dia pikir perasaan manusia itu bisa diatur pake tombol, kayak robot...".
Riana Dewie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H