Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kripik Bayam Paru, Hadiah untuk Kak Seto hingga Diterbangkan ke Moscow

8 Desember 2018   23:49 Diperbarui: 10 Desember 2018   00:51 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Pecel Lele yang akan dibuka awal tahun (dok.pri)

Seiring berjalannya waktu, ia pun mencuatkan ide kreatif untuk membuat produk oleh-oleh selain kripik bayam. Namun dua produk yang pernah dicobanya, yaitu kripik Nila dan kripik tempe paru, terpaksa diberhentikan produksinya karena kurang sukses menarik perhatian konsumen.

Susi Harini pernah diundang radio StarJogja untuk menginspirasi masyarakat (dok. Susi Harini)
Susi Harini pernah diundang radio StarJogja untuk menginspirasi masyarakat (dok. Susi Harini)
Menjadi Berbeda dan Dicari Orang, AADS meluncurkan Ide Kreatif

AADS, singkatan dari Apa-apa Ada Disini adalah bisnis keluarga yang bergerak di beberapa bidang. Manajemen ini mulai ada sejak tahun 2009 dan dikelola oleh Susi bersama kakak perempuan dan adik laki-lakinya. Menyatukan berbagai skill yang mereka miliki untuk membangun bisnis yang berbeda, itu cita-cita mereka.

Ya, menjadi beda itu adalah hal yang ‘mahal’. Penuh perjuangan dan harus mau menelan pahitnya kegagalan. Oleh karenanya, setiap pengusaha dituntut untuk berani bangkit dari keterpurukan. Susi pun mengalaminya beberapa kali, namun ia teguh untuk melanjutnya bisnisnya.

Kiri-kanan: Kripik Bayam, Tepung Bumbu Mendoan dan Sambal Pecel (Dok.Pri)
Kiri-kanan: Kripik Bayam, Tepung Bumbu Mendoan dan Sambal Pecel (Dok.Pri)
1). Produk dengan Kemasan Istimewa

Perjalanan panjang ia lalui saat ingin mengemas produk kripik bayamnya. Awal sekali sebelum 2009, ia sempat mengemas produknya hanya dengan plastik dan label dari tulisan tangan. Kripik hanya tahan 2 bulan karena kemasan mudah kemasukan udara. Akhirnya, dengan melakukan survei, ia memathok kemasan kripiknya dengan box.

Apa alasannya? Pertama, karena saat itu belum ada kemasan kripik bayam menggunakan box. Tentu ini akan menambah ‘nilai’ kripiknya di mata konsumen. Kedua, kripiknya awet hingga 14 bulan padahal ia sama sekali tak menambahkan bahan pengawet. Selain diolah tanpa MSG, produk kripiknya ini ternyata sudah mendapatkan stempel Halal dari MUI dan memiliki izin P-IRT dari Dinas Kesehatan.

Nah, produk lainnya yang juga digemari banyak orang adalah tempe tipis berukuran besar berlabel ‘Tempe Mendoan’. Produsen tempe model ini memang belum banyak di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. 

So, pemesannya tentu dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat lokal, para penjual gorengan, para tamu yang datang ke showroom-nya maupun pasang booth di acara resepsi yang menyajikan produk tempenya ini. Wow :D

Lahan untuk menanam bayam/wisata edukasi (dok.pri)
Lahan untuk menanam bayam/wisata edukasi (dok.pri)
2). Wisata Edukasi Pengolahan Bayam

Memiliki lahan luas di sebelah showroom-nya, Susi mencari cara bagaimana agar lahannya ini mendatangkan rejeki. Oleh karenanya, ia membuka jasa wisata edukasi, dimana ia menawarkan paket wisata menarik. Disini, mereka akan diberikan pelatihan, mulai dari menanam hingga mengolah bayam menjadi kripik yang enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun