Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Hear Art", Pesta Seni untuk Angkat Seniman Muda Jogja

31 Maret 2018   21:54 Diperbarui: 31 Maret 2018   23:47 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Staf Hotel GAIA menjelaskan tentang karya angsa kinetik (Dok.Pri)

Beruntung, saya adalah salah satu rekan media yang diundang oleh GAIA Cosmo Hotel pada 24 Maret 2018 lalu untuk mengikuti berbagai rangkaian acara seni, yaitu mulai dari sesi workshop, Hotel Design & Art Tour, Artist Talk (ngobrol-ngobrol dengan seniman) serta Expert Discussion. Banyak informasi yang saya dapatkan terkait acara ini, terutama tentang seni yang fungsional. Seni akan lebih bermanfaat saat ia tak berdiri hanya sebagai seni yang dikatakan 'indah' oleh penikmatnya, namun ia memberi manfaat bagi manusia. Disinilah sebuah karya seni memiliki nilai yang tak terhingga.

Usai touring hingga mendengarkan pengalaman berharga para seniman, ada beberapa hal yang bisa saya ringkas tentang seni yang dimiliki oleh GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta.

1. Mengangkat Karya yang 'Ergonomis'

Karya yang ergonomis artinya bahwa karya tersebut dapat memberikan kenyamanan bagi penikmat atau penggunanya. Saya jadi ingat dengan karya angsa kinetik milik Dedy Shofianto. Ia memajang karyanya tepat setelah tangga naik di bagian lobi hotel. Ini sangat menarik karena karyanya sensitif terhadap getaran.

Saat Staf Hotel GAIA menjelaskan tentang karya angsa kinetik (Dok.Pri)
Saat Staf Hotel GAIA menjelaskan tentang karya angsa kinetik (Dok.Pri)
Jika dilihat dari jauh, angsanya hanya semacam benda kriya yang terpajang anggun di tembok. Namun saat kita mendekatinya, ia otomatis menerima respon getaran hingga bergerak menyerupai angsa yang mengepakkan sayapnya. Karya ini memiliki sifat ergonomis karena sang seniman sudah memperhitungkan bahwa gerakan angsa karyanya ini tidak akan mengganggu jalan para tamu atau pengunjung hotel. Justru ini akan menyiratkan kesan dinamis desain interior GAIA Cosmo Hotel Jogja. 

Workshop membuat aksesoris kayu aa Dedy Shofianto (Dok.Pri)
Workshop membuat aksesoris kayu aa Dedy Shofianto (Dok.Pri)
Dari yang saya amati, karya ini sukses menarik perhatian para tamu saat melewatinya. 90% orang pasti berhenti didepannya saat melewati instalasi unik ini. Saya juga salah satu korbannya :D  

2. Seni yang mengandung 'Keluwesan'

Desain gari-garis pada dinding kaca GAIA Cosmo Hotel (Dok.Pri)
Desain gari-garis pada dinding kaca GAIA Cosmo Hotel (Dok.Pri)
Nah, GAIA Cosmo Hotel juga tampak menerapkan 'keluwesan' saat menanamkan seni pada beberapa desain interiornya. Ada desain bentuk garis saat menuju lobi hotel dan garis-garis tersebut ternyata mengangkat filosofi 'gamelan' Jogja. Jadi, garis-garisnya ada yang renggang dimana mengandung arti pola yang melambat, ada pula yang garisnya dempet yang mencerminkan pola cepat. Dari hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa GAIA cosmo hotel menerapkan fleksibilitas dalam memberikan pelayanan maksimal kepada tamu sesuai dengan permintaan.

Inspira Roasters GAIA Cosmo Hotel (Dok.Pri)
Inspira Roasters GAIA Cosmo Hotel (Dok.Pri)
Masih di area yang sama, saya melihat luwesnya desain praktis minimalis antara lobi hotel dengan restonya yang dipisahkan oleh sekat bergaya bar bertajuk Inspira Roasters--- ini untuk memproses roasting kopi secara langsung. Selain bertujuan menawarkan aroma wangi kopi kepada tamu yang datang, sekat ini juga memberikan kenyamanan dan konsep 'privasi' tamu lain yang sedang menikmati hidangan di resto sehingga tak terganggu oleh lalu lalang pengunjung.

Keluwesan lain yang saya dapatkan adalah bahwa SEMEJA Asian Kitchen, resto milik GAIA Cosmo Hotel ini, bisa dijadikan tempat kongkow oleh masyarakat umum, bukan untuk tamu hotel saja.

3. Prioritas 'Keamanan' untuk Instalasi Karya Seni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun