Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Itu "Kerja Otak", tapi yang Memberi Nyawa pada Tulisan adalah "Hati'"

26 Februari 2018   09:53 Diperbarui: 26 Februari 2018   12:27 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuansa event sharing bertema 'Menulis Kreatif dan Efektif' (dokumentasi pribadi)

Potongan kalimat yang disampaikan pembicara sore itu seakan memberi peringatan kepada saya pribadi bahwa menulis itu tak sekadar menulis, tapi juga harus ada bobotnya. Iya, saya memang sering bermasalah saat menulis---kebanyakan kata. Agak mengerikan karena ini justru membuat tulisan makin kehilangan nyawanya. Ini penyakit lama dan kayaknya susah banget dihindari. Syukurlah, kemarin sore saya mendapat banyak wawasan baru, saya download ilmu-ilmunya, dan saya berjanji pada diri sendiri akan mulai mengaplikasikannya secara perlahan. Iya, janji :D

Sore itu Jogja cerah. Apa artinya? Ini yang saya suka--- berarti tak ada satu pun peserta workshop yang membatalkan ikut event ini gara-gara alasan, " Duh, di sini hujan deras kak...". Hihihi, saya pun bahagia bisa hadir dalam acara sharing ringan bertemakan 'Menulis Kreatif dan Efektif' ini. Tentu, ini karena saya butuh banget, menyadari bahwa selama ini belum bisa maksimal dalam menulis. Tambah semangat saat mereka pun antusias.

Jujur ya, pembicara yang satu ini bikin saya kagum. Di usianya yang relatif muda, ia benar-benar pandai mengisi setiap kesempatan untuk bisa mengembangkan diri. Ia bisa nulis, bisa nge-blog, aktif juga sebagai editor dan dia makin femes gara-gara suka nge-vlog juga. Nah, lengkap ya. Gadis yang kerap terlihat di berbagai acara blogger Jogja ini mau loh berbagi ilmu dan pengalaman dengan kompasianer jogja (KJOG) tentang cara membuat tulisan yang baik.  

Ada banyak hal menarik yang dibahas sore itu. Tak hanya tentang bagaimana cara menyusun tulisan, namun ia menekankan bagaimana agar tulisan itu juga 'bernyawa'. Sangat masuk akal ya. Saya langsung melakukan refleksi atas ini, misalnya dalam sebuah kompetisi menulis. Jadi begini, dari pengalaman yang saya rasakan, para pemenang kompetisi tersebut tak selalu peserta yang tulisannya padat dan panjang lebar. Kadangkala, tulisan yang simple, gak panjang tapi tepat sasaran adalah yang jadi pemenangnya. So, saya mengamini prinsip yang diutarakan oleh pembicara.

Menemukan ide dalam menulis (sumber: pixabay)
Menemukan ide dalam menulis (sumber: pixabay)
Cara Menemukan Ide Tulisan

Nah, untuk menyusun sebuah tulisan, dibutuhkan sebuah ide yang tuingggg bukan? Sulit gak untuk mendapatkannya? Ide itu akan datang sendiri apa perlu dicari? Itulah yang ditanyakan oleh pembicara. Dengan lirih saya menjawab, "Ya, tergantung...". Jawaban saya ini ternyata juga tak jauh beda dengan jawaban peserta workshopyang lain.

Kembali pembicara menanggapi secara bijak. Memang betul, ide itu datang sesuai situasi dan kondisi. Saat kita merasakan sesuatu secara natural, misal sedang jalan-jalan, sedang berada di dalam pesawat, mendengarkan curhatan orang, membaca buku atau sedang mandi sekalipun, ide itu bisa datang dengan cepat atau tiba-tiba. Bagi saya sih, ini adalah wahyu Tuhan, sebuah petunjuk kecil yang bisa menghasilkan tulisan 'besar'.

Pembicara menambahkan, ide juga bisa didatangkan secara paksa atau dengan kata lain harus dicari. Nah, pengaplikasiannya untuk menulis apa? Tentu saja, ini bisa dimanfaatkan bagi mereka yang gemar mengikuti kompetisi menulis. Biasanya tema sudah ditentukan oleh pihak panitia sehingga pesertanyapun mau tak mau harus mengikuti semua aturannya, termasuk menulis sesuai tema yang dipilih. Intinya, buatlah tulisan seperti yang diminta. Potensi untuk menang tentu akan semakin besar, begitulah kata pembicara yang juga kerap menang dalam kompetisi menulis beberapa tahun terakhir ini.

Nah, cara lain untuk mendatangkan ide untuk menulis adalah dengan mengamati atau merenung. Kadang aktivitas ini mendatangkan sebuah ide tak terduga. Selain itu, masa lalu ternyata tak harus selalu dilupakan loh, karena ini bisa menjadi komoditas yang baik untuk menulis. Ecieeeh :D Tapi please, jangan kebanyakan inget-inget mantan ya, bisa gagal nanti nulisnya :D

Nuansa event sharing bertema 'Menulis Kreatif dan Efektif' (dokumentasi pribadi)
Nuansa event sharing bertema 'Menulis Kreatif dan Efektif' (dokumentasi pribadi)
Cara Mengeksekusi Ide Menjadi Tulisan yang 'Bernyawa'

Menulis itu pekerjaan yang menyenangkan. Proses menulis itu juga bagian dari proses membuat seni.  Dalam menulis, kita dituntut untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dari awal hingga akhir agar tulisan bisa disusun secara sistematis. Intinya, sebuah tulisan itu disusun dengan pilihan kata yang baik, bermuatan positif hingga akhirnya pembaca juga bisa memahami makna atau benang merah dari tulisan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun