Gaya hidup tak sehat di zaman ini tentu berpotensi mendatangkan penyakit. Merokok, menghindari konsumsi sayur atau pola makan tak sehat, hobi minum minuman beralkohol atau jarang berolahraga adalah contoh pola hidup yang harus Anda hindari. Mari introspeksi dalam hati masing-masing secara perlahan, sudahkah Anda menanamkan hidup sehat di lingkungan Anda saat ini--baik bagi diri sendiri maupun keluarga di rumah? Ataukah sudah ada orang yang mengingatkan Anda agar dapat mengubah pola hidup lebih sehat namun Anda berusaha cuek karena 'merasa' masih sehat hingga detik ini?
Ya, Anda saat ini mungkin masih merasa sehat dan hampir tak pernah menemukan gejala sakit. Jika kondisi ini terjadi karena Anda rajin berolahraga dan menanamkan pola hidup sehat, saya ucapkan selamat karena Anda sukses menjaga stamina tubuh. Namun jika kondisi ini terjadi dalam balutan aktivitas Anda yang sesungguhnya belum menanamkan hidup sehat, berhati-hatilah. Bahaya sakit bisa terjadi dadakan tanpa Anda ketahui sebelumnya. Jika sudah begini, Anda sendirilah yang akan merasakan 'derita'nya.
Yuk, Dukung GERMAS..!!!
Mengingat banyaknya masyarakat yang masih 'belum sadar' atas kondisi tubuhnya yang sesungguhnya semakin tidak sehat, pemerintah mencanangkan sebuah program bertajuk GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Program yang berdiri kokoh berdasarkan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 ini diartikan sebagai sebuah tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Tujuan dari GERMAS ini sendiri adalah untuk menjaga kesehatan masyarakat. Selain itu, mewujudkan lingkungan bersih juga menjadi harapan pemerintah atas dikembangkannya program ini. Tubuh yang sehat juga berpotensi menghasilkan karya yang baik (produktif) tentunya. Nah, jika dapat menetapkan pola hidup sehat, tentu masyarakat dapat mengurangi biaya berobat. Masuk akal kan?
Di tahun 2017 ini, GERMAS memiliki fokus kegiatan yang disosialisaikan kepada masyarakat, yaitu:
1. Melakukan aktivitas fisik.
Anda sering beralasan tidak sempat berolahraga lantaran terlalu sibuk dengan rutinitas? Jangan khawatir, aktivitas fisik tak harus rutin pergi nge-gym dan kontak langsung dengan alat-alat olahraga berat. Dengan membiasakan berjalan kaki jika ingin ke warung sebelah, naik turun tangga (tanpa menggunakan lift), cuci piring, ngepel lantai rumah atau menyapu halaman adalah tindakan kecil yang menyehatkan karena dengan kegiatan tersebut, tubuh dapat menghasilkan keringat. 30 menit sehari adalah waktu yang optimal untuk membuat tubuh Anda lebih sehat dan bugar. Â Â
Hayooo ngaku, siapa yang 'alergi' jika disuruh mengonsumsi sayur? Hihihi... Padahal jenis makanan ini sangat menyehatkan karena mengandung vitamin yang cukup banyak. Disarankan, Anda mengurangi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat karena ini hanya menimbulkan efek kenyang, namun tubuh sendiri tak membutuhkannya setip saat. Yuk sehatkan tubuh mulai dini dengan konsumsi sayur dan buah yang kaya zat gizi. Â
3. Memeriksa kesehatan secara berkala
Rata-rata orang pergi ke dokter jika ia sudah terlanjur menderita sakit. Betul? Nah, kenapa kita tak lebih baik mencegah saja daripada mengobati? Agar mengetahui lebih dini tentang kondisi kesehatan tubuh, sebaiknya Anda rutin melakukan cek kesehatan 6 bulan sekali, diantaranya adalah cek tekanan darah, kadar kolesterol, kadar gula darah, tes darah lengkap, cek lingkar perut--dan khusus perempuan, diharapkan melakukan deteksi dini terhadap penyakit kanker leher rahim untuk memastikan semua baik-baik saja.
Cerdas Menggunakan Obat, Begini Caranya
Sehat itu mahal harganya. Jika sudah merasa sakit, banyak orang sering mengalami kekhawatiran dan berusaha untuk menyembuhkannya dalam waktu singkat. Kenapa? Karena mereka tak ingin berlama-lama merasakan sakit--kehilangan banyak moment berharga bersama keluarga tercinta adalah hal yang tak diinginkan. Nah, salah satu solusi untuk menyembuhkan penyakit adalah dengan minum obat.
Menurut wikipedia, obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Disadari atau tidak, hampir setiap orang pernah mengonsumsi obat, hanya saja untuk kebutuhan penyembuhan yang tak sama.
Tentang penggunaan obat, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Minum obat sesuai anjuran dokter itu baik. Tapi, gimana jadinya jika Anda kurang mendapatkan informasi yang cukup atau terjadi mispersepsi tentang sebuah resep dokter? Tentu akan menimbulkan permasalahan baru. Berikut beberapa kondisi yang sering dialami pasien terkait dengan penggunaan obat:
1. Pasien Tidak Patuh, Berisiko?
Seringkali pasien angguk-angguk kepala saat diberi resep dokter, namun pada kenyataannya tak patuh dengan informasi yang diberikan, misalnya terkait dengan dosis maupun durasi minumnya. Jika begini, apa yang akan terjadi? Efek pengobatan tentu takkan optimal. Â
2. Obat Generik, Murahan?
Ada banyak persepsi yang muncul saat masyarakat dihadapkan dengan obat generik. Awalnya beranggapan bahwa obat generik itu murah. Lama-lama, obat generik diidentikkan sebagai obat 'murahan', dengan embel-embel persepsi bahwa obat ini khasiatnya berada di bawah obat paten. Benarkah demikian? Tentu SALAH BESAR. Obat generik itu pada kenyataannya memiliki kualitas yang setara dengan obat paten karena memiliki standar produksi yang sama sehingga tingkat kemanjurannyapun sama pula.
Nah, jika Anda kemarin hobi minum obat bebas apalagi tanpa resep dokter, sebaiknya lebih berhati-hati mulai sekarang. Penggunaan obat bebas (OTC) tanpa informasi yang jelas justru menimbulkan permasalahan baru, misal dalam hal durasi yang tak semestinya, dosis berlebihan, ada efek samping yang tiba-tiba dirasakan atau beragam masalah kesehatan lainnya.
Atas banyaknya kasus permasalahan masyarakat dalam penggunaan obat, pemerintah akhirnya mencanangkan program GEMA CERMAT (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Program ini merupakan upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman, dan keterampilan masyarakat menggunakan obat secara tepat dan benar.
Disamping meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar, GEMA CERMAT juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam penggunaan obat secara benar. Selain itu, meningkatkan penggunaan obat secara rasional juga menjadi tujuan dari program yang diluncurkan berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015 ini.
Cerdas menggunakan obat, sebuah konsep rasional yang mengajak masyarakat untuk bisa memperlakukan obat sebagaimana mestinya. Hal ini mencakup beberapa poin yang harus diperhatikan bersama, yaitu cara memilih obat, cara mendapatkan obat, cara menggunakan obat, cara menyimpan obat di rumah dan yang terakhir adalah cara membuang obat secara tepat. Berikut informasi dari masing-masing poin yang bisa kita pahami bersama:
- Pilih yang memiliki kandungan zat berkhasiat, bukan merek dagangnya.
- Perhatikan riwayat alergi pada tubuh.
- Jika sedang hamil/program hamil, pilih obat yang aman bagi janin.
- Jika sedang menyusui, pilih obat yang aman bagi bayi.
- Perhatikan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada kemasan.
- Pilih bentuk sediaan yang paling sesuai dengan kegunaan.
- Tanyakan pada apoteker, apakah ada efek jika berinteraksi dengan obat lainnya.
B. CARA MENDAPATKAN OBAT
Obat terdiri dari tiga jenis, yaitu :
- Obat Keras: obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
- Obat Bebas: obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
- Obat Bebas Terbatas: obat keras yang dapat dibeli tanpa resep dokter namun penggunannya harus sesuai aturan pakai.
Nah, cara mendapatkan obat yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan adalah:
- Kemasan harus dalam kondisi yang baik dan utuh.
- Kelengkapan informasi pada kemasan harus ada.
- Tanggal kadaluarsa harus tertera.
- Nomor registrasi harus tertera.
C. CARA MENYIMPAN OBAT
- Jangan melepas etiket pada wadah obat karena berisi banyak informasi penting.
- Ikuti aturan penyimpanan pada kemasan.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Simpan obat dalam kemasan asli dan tutup rapat.
- Jangan simpan obat terlalu lama di dalam mobil karena dapat merusak khasiat obat.
- Perhatikan tanda-tanda kerusakan pada obat, misalnya perubahan warna, bau, penggumpalan dsb. Jika sudah demikian, jangan diminum.
D. CARA MEMBUANG OBAT
- Pisahkan isi obat dari kemasan.
- Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
- Buang kemasan obat setelah disobek/digunting.
- Jika dalam bentuk sirup, buang isinya ke saluran pembuangan air (jamban). Hancurkan botolnya dan buang ke tempat sampah.
- Jika dalam bentuk tablet atau kapsul, hancurkan obatnya lalu buang ke tempat sampah.
- Jika dalam bentuk krim/salep, gunting tube-nya lalu buang ke tempat sampah.
- Jika dalam bentuk jarum, misal jarum insulin, rusak jarumnya, pasangkan kembali tutupnya lalu buang ke tempat sampah.
***
Nah, dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami bagaimana cara cerdas menggunakan obat agar sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. Namun, saya pribadi berharap bahwa masyarakat akan semakin sedikit yang mengonsumsi obat karena secara mandiri telah memiliki pola hidup yang baik sehingga kesehatanpun terjaga secara optimal.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, ungkapan ini tentu memiliki makna yang sangat berarti. Jika sudah sakit, dunia terasa sempit, langkah gerak terbatas, impian juga akan 'bablas' karena kondisi sakit akan melemahkan kita, baik secara fisik maupun psikis.
So, mari tanamkan pola hidup sehat dengan rajin konsumsi sayur dan buah-buahan, berolahraga/melakukan aktivitas fisik, mengutamakan pola makan sehat, banyak minum air putih dan biasakan untuk berpikir positif dimanapun berada. Yuk, dukung program GERMAS dan GEMA CERMAT agar bangsa kita semakin sehat, sejahtera dan bahagia :)
Riana Dewie
Sumber Referensi:
- Booklet Kementrian Kesehatan RI tentang Cara Cerdas Gunakan Obat
- PDF Temu Bloger DIY Korokom
- Penjelasan Narasumber saat acara 'Temu Bloger Kesehatan' #CermatMenggunakanObat.