Kayu adalah elemen yang dipilih seniman Dedy Shofianto. Keras memang, tapi ia melayangkan imajinasi untuk menghasilkan karya yang 'gemulai' dari bahan ini. Tercetuslah sebuah ide untuk membuat karya kinetik berbentuk angsa namun sayapnya bisa bergerak naik turun sehingga tampak indah saat dipamerkan.
Wujud angsa ini merupakan jelmaan sifat tegas dari pergerakan sayapnya yang simpan sebuah cerita dan keindahan.
3. Menjadi organik dan hidup.....
Saatnya kita menikmati yang bening-bening ala seniman Ivan Bestari. Ia merangkai karya dari serpihan kaca berukuran sama, dicairkan, lalu satu per satu dikaitkan dengan panas api. Tingkat kesulitan yang tinggi memaksa kejelian matanya untuk merangkai material ini agar tampak hidup. Menurutnya, ini tantangan hebat karena baru kali ini ia menyusun karya dalam skala besar.
Karya ini menyadarkan kita akan proses penciptaan yang takkan pernah berakhir selama Tuhan menghendaki. Penjelmaan benda mati menjadi sesuatu yang organik dan hidup, itu yang harus digarisbawahi. Â
4. Pasang surut kehidupan.....
Apri Susanto, adalah seniman beruntung karena perwujudan karyanya ini didukung dengan material 'mother of earth' yang cukup lengkap. Bergelut dengan material keramik, ia pun tak tanggung-tanggung untuk terjun langsung ke salah satu desa penghasil keramik di Karanganyar.
Ada sekitar tiga dinding kosong di area kolam renang hotel dengan total ukuran 9 meter yang akan direspon dengan tampilan 600 pcs bulatan-bulatan dari bahan keramik berwarna biru langit. Bekerja sama dengan Dian Hardiyansyah Clay sebagai pencetus konsepnya, Apri berharap agar karya diinstal dengan kerangka besi ini bisa dinikmati dan memercikkan semangat baru. Saya melihat cahaya redup yang menerangi dinding karena pantulan warna birunya, sangat indah.
Karya ini menceritakan pasang surut kehidupan, seperti ombak dan riak di permukaan bumi. Semua berjalan dinamis.