Bergabungnya saya dengan beberapa komunitas bloger di Jogja, termasuk KJOG (Kompasianer Jogja) membawa banyak rezeki bagi saya, karena tak jarang saya diberi kesempatan untuk sambangi beberapa tempat wisata terpencil, ekstrem ataupun wisata yang benar-benar baru. Yang namanya diajak jalan-jalan, saya mah gak pernah nolak, kecuali memang bertabrakan dengan kesibukan lain. Beberapa waktu lalu, ceritanya saya diajak offroad menyusur alam yang penuh tantangan di daerah Gunung Kidul. Mau intip kisah serunya? Â
Syukurlah, pagi itu sang mentari menampakkan wajah manisnya. Saya adalah seorang yang paling malas bepergian saat bumi diguyur hujan, rasa tak nyaman pasti ada. Setelah bus melewati banyak jalan naik turun, sampailah kami di sebuah basecamp offroad, titik awal dari petualangan kami. Fix, kami akan diajak bersenang-senang menjelajah alam bersama komunitas JPS (Jeep Pringsurat) Offroad, tepatnya di Dusun Pringsurat, Desa Kedung Keris, Kecamatan Nglipar, Gunung Kidul.
Mengawali petualangan hari itu, seorang yang tergabung dalam tim JPS offroad mengajak kami untuk sejenak merilekskan anggota tubuh agar tak kaku saat berada di atas jeep. Tak lupa kami pun berdoa agar perjalanan yang disinyalir bakal mengasyikkan ini berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Usai menyelesaikan ritual, kami pun naik ke jeep masing-masing dan mencoba berbaur dengan teman-teman lainnya. Petualangan dimulaiiiiii, let's go bebihhh.... :D
Tantangan Uji Adrenalin dalam Kemasan Wisata Alam
Roda jeep berputar melewati dataran yang masih halus pada awal perjalanan, saya pun tenang. Tak lama, kami masuk ke area yang dipenuhi dengan semerbak 'aroma' alam, serba hijau dan berhawa sejuk. Kami pun menikmatinya dan masih bisa bernyanyi la... la... li... li... :D
Saya memang suka berwisata alam, namun untuk kegiatan ekstrem semacam ini, nyali saya masih ciut untuk menghadapinya. Mata saya makin tajam awasi kanan kiri, secara medan sudah mulai tak bersahabat karena tanah yang disusuri seakan ditaburi dengan batu-batuan kasar hingga mendoyongkan tubuh kami ke kanan-kiri secara intens. Oke, ini masih aman, gumam saya dalam hati.
"Astagaaaaa, ini curam banget ya....", teriak saya saat mobil sukses terjun ke sungai. Alih-alih mobil ini melaju mulus sesuai harapan, untuk berjalan saja meraba-raba karena tekstur tanah yang tak halus dan terjal. Tambah parah lagi karena posisinya ada di dalam sungai, jadi kami benar-benar tak bisa memprediksi kondisi jalan yang akan kami lewati. Â
Faktanya, dari satu rombongan jeep dimana saya tergabung didalamnya, hanya saya yang paling kebingungan saat menghadapi kondisi kurang nyaman. Hihihi maklum, saya anak rumahan jadi sangat jarang berpetualang ekstrem seperti ini. Pernah sih ikut offroad, tapi jalannya lebih lancar jaya. Walau bagi saya ini menakutkan, tapi asyiknya berpetualang sudah pasti sulit terlupakan.
Akhirnya, penyusuran panjang di Dusun pringsurat ini hampir usai. Setelah kurang lebih 1 jam kami melakukan perjalanan yang mengharu-biru, sampailah kami di depan basecamp kembali. Kondisi mobil yang sebelumnya kinclong layaknya lantai mall, kini tampak dekil bahkan saya menyebut bannya mirip kue donat yang diberi toping keju dan coklat karena tampak begitu pekat lumpur yang mengelilingi badan ban.
Memetik Pelajaran Berharga dari Perjalanan Panjang
Petualangan mengasyikkan ini merupakan bagian dari event Famtrip, dimana ini dalam rangka memenuhi undangan Dinas Pariwisata Gunung Kidul untuk bisa menyambangi kawasan wisata baru di daerah Gunung kidul agar semakin dikenal oleh masyarakat, baik lokal maupun internasional. Saya dan teman-teman lainnya adalah bagian dari GenPi Jogja (Generasi Pesona Indonesia) yang berusaha untuk membantu mempopulerkan wisata lokal di daerah Jogja dan sekitarnya melalui media sosial. Â
Kedua, kearifan lokal masyarakat setempat sebaiknya benar-benar dijaga. Potret hidup pedesaan, seperti mencuci baju di sungai, mengolah tanah di sawah, memikul kayu maupun jerami di lereng gunung maupun simbah-simbah yang sedang duduk santai di depan rumah gubuknya merupakan budaya pedesaan yang harus dilestarikan, sekalipun kawasan ini kelak akan bermetamorfosis menjadi desa wisata populer di Gunung Kidul.
Ketiga, petualangan ini sungguh sukses menguji adrenalin saya sebagai seorang yang terbiasa main aman dan jarang berwisata ekstrem seperti ini. Hidup itu penuh perjuangan, itu yang dapat saya simpulkan dari perjalanan ini. Untuk dapat menikmati pemandangan indah, saya harus rela merasakan pahitnya 'mendaki gunung, lewati lembah' ala ninja Hatori. Begitu pun dalam hidup, tak satu pun kebahagiaan yang dapat dirasakan dengan cara mudah. Semua pasti harus melewati banyak hambatan yang harus diperjuangkan.
Riana DewieÂ