Sejak masih kecil, saya hobi banget menunggui ibu memasak di dapur. Selain gak sabaran mencicip hasil masakan ibu yang biasanya enak, saya memang suka berantakin dapur dengan campur aduk bahan makanan, iris-iris bawang, buatin bumbu dan menyelesaikan perkara-perkara dapur lainnya. Hehe... Setelah menikah, saya pun makin leluasa untuk petakilan di dapur. Namun sebuah kerinduan muncul, saat kehabisan bumbu dapur, dulu ibu meminta saya untuk membelikannya ke penjual sayur dekat rumah. “Mbak, beliin moto ya. Kurang sedap kalau gak pake moto...”,pinta beliau. Pernah saya tanya, kenapa bumbu yang sering disebut sebagai vetsin/micin/MSG ini disebut ‘moto’ oleh ibu saya. Beliau menjawab, “lha penyedap rasa yang dari dulu kita gunakan kan Ajinomoto toh...”, jawab beliau santai dengan khas medoknya.
Siapa yang Tak kenal ‘Ajinomoto’?
Dari masa ke masa, merk MSG Ajinomoto ini memang sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Ibu-ibu yang hobi memasak sudah pasti bersahabat dengan penyedap rasa yang satu ini, tak terkecuali saya.
Betapa bangganya saya saat orang rumah berkomentar ‘ehmmm...enak....’ atas menu yang saya masak, sebangga saya dan beberapa sahabat kompasianer saat berkesempatan mengunjungi PT. Ajinomoto Indonesia yang ada di Mojokerto untuk bisa berkeliling dan melihat secara langsung proses produksinya. Banyak pengalaman unik dan sambutan hangat yang kami dapat.
Benarkah MSG/Vetsin/Micin itu Berbahaya?
Ajinomoto adalah salah satu bahan penyedap pada masakan yang lebih dikenal orang sebagai vetsin, micin atau dengan sebutan ilmiah MSG (Monosodium Glutamate).MSG sendiri mengandung umami, yaitu rasa gurih yang menyenangkan dari beberapa bahan makanan. Rasa Umami ini akan terasa di seluruh permukaan lidah, bertahan lebih lama serta memicu sekresi air liur secara terus-menerus. Nah, baru sadar kan, mengapa air liur Anda bergejolak saat sajian makanan lezat hadir di depan mata :D
MSG (Monosodium Glutamate) ini pada awalnya ditemukan oleh Dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1908, diisolasi dari hydrolyzates konbu (rumput laut Jepang). Perusahaan Ajinomoto di Jepang mulai memproduksi MSG dalam jumlah besar sejak tahun 1912 sembari tetap melakukan penelitian untuk menghasilkan MSG dengan kualitas terbaik. Saat ini pabrik Ajinomoto menghasilkan glutamat dari hasil fermentasi karbohidrat (tetes tebu) yang ditambah Na dan dikristalkan.
1. Bahan Makanan Penghasil Glutamat ini Alami
Glutamat atau bahan dasar MSG ini dapat dihasilkan dari jagung, singkong, asparagus, kubis, tomat, alpukat, kerang, kepiting, rumput laut, susu sapi, ASI, keju chedar, daging sapi, daging ayam, dan sebagainya.
Kesimpulan : MSG diproduksi dari bahan-bahan alami sehingga aman dikonsumsi.
2. Glutamat sebagai Sumber Energi Pembentukan Asam Amino
Menurut Prof Dr dr Razak Taha, SKM, M.Sc (Ketua PDGKI-IDI), MSG tersusun 78% Glutamat, 12% Na dan 10% air. Hasil metabolisme Glutamat ini sebagai sumber energi utama usus halus untuk pembentukan asam amino (glutation, arginin dan prolin). Tubuh pun memerlukan glutamat 41 g per hari, sedangkan kandungan glutamat pada MSG yang dikonsumsi hanya 16 g per hari.
Kesimpulan : MSG berkontribusi menyumbangkan glutamat yang dibutuhkan tubuh sehingga aman dikonsumsi.
3. Konsumsi MSG dapat Mencegah Hipertensi
Garam itu kan mengandung sodium sehingga jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan hipertensi. Disadari atau tidak, penggunaan MSG pada makanan ternyata mengurangi konsumsi garam lho. Kok bisa? Jadi, kandungan sodium pada garam sebesar 38% atau setara 1 sendok teh (5 gram) sedangkan kandungan sodium pada MSG hanya 12% atau setara dengan 1 pucuk sendok teh (2 gram). Bagaimana rasa yang dihasilkan? Sama, bahkan lebih gurih.
Kesimpulan : MSG dapat mencegah hipertensi sehingga aman dikonsumsi.
4. MSG dapat Mempertahankan Sistem Saraf
Seperti yang telah dijelaskan di atas, MSG yang mengandung asam sodium glutanik ini dapat menguraikan asam glutanik saat proses pencernaan. Atas dorongan asam glutanik dan vitamin B6, dihasilkanlah asam Amino Butyric yang melindungi dan mengekang saraf penyalur. Apa akibatnya jika kekurangan zat ini? Tentu saja, sistem saraf di tubuh akan tegang, timbul gejala panas bahkan kejang.
Kesimpulan : MSG yang dikonsumsi dalam porsi wajar dapat membantu mempertahankan sistem saraf tubuh.
5. Percobaan suntik MSG pada Tikus Berakibat Fatal. Kenapa?
Sebuah penelitian menyuntikkan cairan MSG ke tubuh tikus dan dalam waktu tak lama terjadi gejala penurunan sistem imun, kerusakan sistem saraf dan retina serta obesitas pada tikus tersebut. Mengapa demikian? Karena jumlah MSG yang disuntikkan ternyata melebihi batas kewajaran alias overdosis sehingga tubuh bereaksi. Andai disuntikkan sesuai prosi, tentu hal ini takkan terjadi.
Kesimpulan : Lagi-lagi Anda harus paham bahwa MSG sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar, jangan berlebihan.
6. Benarkah MSG sebabkan Tubuh Tak Sehat?
Anda hobi konsumsi junkfood? Deretan makanan instan ini memang menggugah hasrat berkuliner namun zat gizinya sangatlah minim. Parahnya, kandungan garam, lemak, gula serta zat aditifnya justru lebih banyak. MSG disini berperan sebagai salah satu zat aditif, yaitu penyedap rasa. Artinya, kadar MSG dari junkfood ini melebihi batas wajar sehingga membuat tubuh tak sehat.
Kesimpulan : Pandailah memilih makanan sehat, termasuk kandungan MSG yang wajar.
7. Jangan khawatir, MSG dinyatakan aman oleh FAO/WHO dan BPOM RI
Dengan penelitian ilmiah yang dilakukan dari waktu ke waktu, MSG dinyatakan aman oleh lembaga berwenang dan kredibel (FAO/WHO, dll.) dan BPOM RI.
Nah, semoga informasi ini bermanfaat bagi masyarakat yang selama ini memiliki stigma ngatif terhadap MSG. Kesimpulannya adalah bahwa MSG itu secara medis aman dikonsumsi, asalkan dengan porsi yang wajar dan tak berlebihan.
Menu Sederhana ini Cukup Membuat Keluarga Bahagia
Kali ini saya akan menawarkan aroma gurih dengan mengajak Anda untuk mengolah sebuah hidangan sederhana, yaitu Cheerful Beef with Broccoli. Hidangan ini nantinya bisa untuk 3-4 porsi.
BAHAN
- ½ kg daging sapi, iris bentuk strip tipis
- garam secukupnya
- merica bubuk secukupnya
- 3 siung bawang putih, cincang
- ½ sendok teh jahe, parut
- 2 sendok makan minyak wijen
- kecap manis secukupnya
- gula merah secukupnya
- ¼ cangkir madu
- ¼ sendok teh Ajinomoto
- 4 cangkir brokoli kuntum
- 2 sendok makan tepung maizena
- 2 sendok makan air
- biji wijen
PERSIAPAN MEMASAK :
1. Panaskan minyak dengan api sedang, lalu goreng irisan daging sapi. Taburi garam dan merica bubuk. Setelah kecoklatan, angkat dan tiriskan.
5. Masukkan daging sapi yang telah diolah.
Alasan Pilih Ajinomoto Sebagai Penyedap Rasa di Rumah
Nah, bagaimana dengan sajian menu masakan di atas? Sekalipun wujudnya sederhana, tapi rasanya luar biasa loh. Hihihi... Untuk citarasa masakan, saya gak pernah bercanda. Apalagi menyangkut perut anggota keluarga, makanan yang disajikan haruslah terjaga, terutama kesehatan dan rasanya.
Usai berkunjung ke pabrik Ajinomoto di Mojokerto pun, kini saya jadi semakin yakin dengan kualitas produknya. Nah, ini alasan mengapa keluarga kami setia menggunakan produk Ajinomoto :
- Ajinomoto adalah resep ibu saya. Seakan ingin mewarisi resep istimewa ibu, saya juga ingin menggunakan Ajinomoto untuk membuat masakan spesial untuk keluarga kecil saya sekarang.
- Ajinomoto adalah perusahaan produsen MSG pertama yang memiliki sertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH) dari MUI. Dipastikan bahwa bahan makanan ini diproduksi dari bahan dasar yang halal dan aman dikonsumsi.
- Proses produksinya sangat terkontrol, higienis dan dengan filterisasi yang ketat. Tak heran jika hasil produksinya sangat berkualitas dan digemari oleh masyarakat.
- Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, produk dari PT. Ajinomoto itu beragam, ada penyedap rasa, bumbu kaldu penyedap, tepung bumbu, saus, mayones atau bumbu praktis siap pakai yang selalu memudahkan saya untuk mengolah bahan makanan sederhana namun hasilnya istimewa.
Enak, Lezat dan Sehat. Itulah Ajinomoto :)
Riana Dewie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H