Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Erza Q-Pop, Pelukis Pop Art Asal Jogja yang Sentuh Budaya

18 Juni 2016   12:01 Diperbarui: 21 Juni 2016   09:44 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imajinasinya yang berkeliaran telah menuntun logikanya untuk menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Menganut prinsip ‘independen’, seniman ini berani merampungkan loncatan karya yang berkutat pada masalah sosial manusia. Ia berusaha menampilkan egonya dalam 4 karakter utama, yaitu karakter perempuan yang seksi, tomboy, berjilbab serta seorang karakter laki-laki dalam goresan kanvasnya. Tanpa sekalipun mengenyam nikmatnya belajar seni di akademi seni rupa, ia pun berani bersaing dalam jajaran seniman muda berbakat yang menghidangkan sebuah warna baru.

Ya, perupa Pop Art ini sangat pandai mewujudkan lukisan dalam permainan warna yang berani dengan berbagai kode uniknya yang selalu membuat penasaran para penikmat seni. Tak heran jika ia pernah raih award karena masuk dalam lima besar pelukis terbaik di Tokyo, Jepang. Siapa sih dia?

Erza Q-Pop (Erza Budi Faisal)

Panggil saja Erza, seorang pria muda asal Jogja yang menambatkan hidupnya pada seni dengan berbagai goresan imajinasinya di kanvas. Berasal dari keluarga yang juga berdarah seni, ia mulai menampakkan taringnya sejak umur 3 tahun. Berbagai perlombaan lukis sering diikutinya, mulai dari tingkat provinsi hingga internasional. Beberapa penghargaan yang diraihnya di masa itu membuatnya menjadi sesosok anak mahal dalam jajaran seniman cilik. Tak heran jika saat masih TK ia pun sering diundang oleh Keraton Jogja untuk melukis di sana.

Nama Q-Pop sendiri ia dapatkan dari seorang kurator yang artinya Queen of Pop. Mengandung sebuah makna bahwa ia ingin menghentikan aliran pop dalam seni lukis yang terkesan kaku dengan teknik lain yang lebih fresh, dinamis dan sesuai dengan perubahan zaman.

Beranjak dewasa, anak muda yang lahir tanggal 12 Oktober 1989 ini mulai konsen dengan sekolahnya dan hampir tak ada waktu untuk melukis. Tak ingin terlalu lama berdiam, ia mulai beraktivitas berkesenian kembali mulai tahun 2008. Keinginannya yang begitu besar untuk mengadakan pameran tunggal membuatnya harus meninggalkan kuliahnya di jurusan seni rupa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada akhir 2010.

e2f61ed0-b2a3-4631-9bca-00a60c4d099a-5764d2adaf7a613a052c5944.jpg
e2f61ed0-b2a3-4631-9bca-00a60c4d099a-5764d2adaf7a613a052c5944.jpg
Apakah langsung sukses? Tentu saja tidak. Ia pun telah mengalami jatuh bangun dalam perjalanan kariernya. Orang tuanya pada awalnya melarangnya untuk menjadi seniman yang identik dengan pergaulan ‘keras’. Jadi tak heran jika latar belakang pendidikannya yang bukan dari akademi seni rupa ini membuatnya agak kaku saat pertama kali menggoreskan cat di atas kanvas.

Bagaimana cara menggores? Bagaimana teknik melukis? Bagaimana menggunakan alat-alatnya? Sempat menjadi bebannya walaupun semua itu akhirnya tertutupi dengan cita-cita besarnya menjadi seorang seniman besar. Tak pelak latar belakangnya ini sering dijadikan alasan kuat oleh para sponsor seni untuk menolak karya-karyanya bahkan dihantam blacklist karena dirasa kurang mampu untuk menghasilkan lukisan bagus. 

Tak lama setelah itu, Erza sukses menghasilkan karya apik dan diapresiasi banyak orang. Orang tuanya akhirnya luluh saat merasakan jiwa yang bersemangat pada lukisan-lukisan Erza yang bergenre Pop Art ini. Beberapa pameran, baik tunggal ataupun gabungan telah ia wujudkan demi menuruti hasrat seninya yang kian memuncak. Sebuah ide baru tercuat saat ia ingin berinovasi melalui karya-karyanya di masa depan. Kembali mencoba mengenyam pendidikan dan uniknya dia ambil jurusan Teknik Elektro di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), ia makin bangga dan percaya diri. Buat apa coba? Tentu saja, ia memiliki mimpi untuk menggabungkan karya seni lukisnya dengan elektro. Woww....

Konsep Lukisan Erza: Research Kehidupan Nyata

Lukisan Pop Art memang sungguh indah untuk dinikmati karena didalamnya tergores gaya gambar 2 dimensi dengan outline yang semakin mempertajam karakter. Warna-warna kontras tinggi sering menghiasai lukisan Pop Art, tak terkecuali milik Erza. Ia tahu benar bagaimana harus menumpahkan segala informasi dan ilmunya sebagai acuan untuk menghasilkan sebuah karya yang mampu ‘berbicara’.

Erza bukanlah perupa dadakan yang hanya ingin mengejar popularitas dan uang  ataupun menghasilkan karya hanya sekadar ‘kejar setoran’. “Saya selama ini masih berkutat pada penciptaan lukisan. Karakter yang saya ciptakan berdasarkan research saya terhadap dunia sosialita, keremajaan, dunia hura-hura yang selalu saya alihkan untuk menjadikannya hal yang positif....”, ungkapnya. Tak heran jika hasil-hasil lukisannya memang mengandung pesan istimewa yang menyiratkan fakta saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun