Mereka seringkali berkarya karena settingan, yaitu melukis sesuatu karena sengaja dibuat dan secara teknis memang bisa dipelajari. Terkadang si perupa juga tak bisa menjawab ketika ditanya apa makna yang tersirat di balik lukisannya. Seakan tak ingin terjebak dalam kondisi sama, sejak berdiri sebagai seniman, ia sudah berprinsip bahwa setiap karyanya harus nyata sesuai dengan kondisi saat ini. “Saya bisa saja melukis sesuatu yang tak nyata. Tapi bagi saya, karya seperti itu sama saja tak ada nyawanya..” tutup Erza.
Erza sangat bangga menjadi seniman muda dimana ia dibesarkan di kota yang penuh dengan warisan budaya dan identik dengan pendidikan. Jogja, kota kelahirannya sekaligus kota dimana ia besar dengan karya-karyanya. Tak hanya dirinya, rupanya orang tua hingga garis ke atas nenek buyutnya semua juga berasal dari kota yang sama.
Erza adalah seorang yang tak ingin memperlakukan karyanya secara statis atau tanpa mengalami progres yang lebih baik. Dia adalah perupa yang sangat dinamis, baik dalam hal pemikiran, imajinasi, teknik berkarya atau penembakan karyanya ke pasar. Terinspirasi dari karya banyak pelukis senior dunia, seperti Mark Ryden dan Takashi Murakami, ia pun memiliki mimpi besar untuk dapat meraih kesuksesan, minimal setara dengan mereka.
Tak ada yang tak mungkin di dunia jika mau memperjuangkan. Pilihan jurusan Teknik Elektro yang kini sedang dijalaninya ternyata membawa misi istimewa bagi pengembangan karya-karyanya. Sebuah mahakarya sedang dirancangnya dimana lukisannya akan dipadukan dengan teknik elektro hingga membentuk sebuah kemasan seni yang lebih indah (electro painting). Dalam imajinasinya, lukisan ini nantinya akan bisa bergerak, memiliki narasi dalam bentuk suara dengan visualisasi yang lebih menggoda mata sehingga pada akhirnya orang awam pun tahu apa makna dari lukisan tesebut tanpa harus berbicara padanya. Menumpahkan ide lukisannya ke dalam bentuk merchandise dan video art juga sudah masuk dalam list pengembangan karyanya. Kita tunggu saja, tahun depan mudah-mudahan terealisasi.
Penikmat Karya Erza Q-Pop
Lebih membebaskan diri dalam berkarya, itulah prinsipnya saat ini. Pengalamannya yang telah lebih dari 20 kali mengadakan pameran, baik tunggal ataupun bersama dengan para seniman lainnya mengajarkannya untuk makin mematangkan segala potensi dan kreativitas. Di setiap event, dia berharap agar yang dapat menikmati hasilnya karyanya bukan hanya kolektor, seniman atau semua pihak yang terkait dengan seni. Namun masyarakat awam pun diharapkan dapat menikmati dan menangkap pesan dari setiap lukisannya. Ini pun sudah terealisasi dari setiap pameran yang ia selenggarakan. Ia mendatangkan orang-orang dari luar lingkup seni, seperti rekan kampus, tetangga desa, komunitas dsb karena ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi dirinya.
“Saya lebih bahagia saat orang mengatakan bahwa lukisan saya ‘bagus’ ketimbang langsung terjual tanpa ada kesan apa-apa..” ungkapnya. Erza hanya menekankan bahwa setiap seniman orientasinya memanglah mendapat uang dari jerih payahnya. Tapi baginya, itu bukan selalu menjadi yang utama.
Siapa saja peminat luksian Erza? Ada banyak. Beberapa kolektor selalu melirik lukisan-lukisannya yang unik. Ada pula masyarakat awam yang selalu siap ‘menyantap’ hasil kerja kerasnya dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengatakan bahwa banyak customer-nya yang perempuan, baik masih belia ataupun sudah dewasa yang selalu mengagumi lukisan-lukisannya yang kadang tampak 'nyeleneh'. Semakin mengepakkan sayap, awal 2017 Erza Q-Pop akan mengadakan sebuah perhelatan besar untuk karya-karyanya dalam sebuah pameran tunggal yang akan dimeriahkan oleh lebih dari 60 komunitas mobil di Indonesia. Ribuan penikmat seni akan tumpah ke ruang karyanya yang unik, menggelitik dan penuh dengan pesan moral. Luar Biasa, semoga sukses ya Erza.
Penasaran dengan lukisan-lukisannya? Berikut adalah beberapa karya Erza Q-Pop:
“Berkesenian itu ibadah, seni itu menghidupkan yang hidup lebih hidup.”