Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Erza Q-Pop, Pelukis Pop Art Asal Jogja yang Sentuh Budaya

18 Juni 2016   12:01 Diperbarui: 21 Juni 2016   09:44 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alur penyelesaian karyanya tak hanya 1-2 hari saja namun harus melewati beberapa tahap, seperti menentukan tema utama lalu terjun langsung ke lapangan untuk lebih dekat dan mendalami karakter obyek. Ketika data sudah dirasa lengkap, barulah ia tumpahkan segala hasrat seninya itu ke dalam bentuk lukisan.

Gaya estetik dalam melihat masa depan adalah visi lukisannya. Semua nyata dan lekat dengan berbagai pesan sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Jadi tak heran jika karya-karya Erza banyak diminati bahkan orang awam yang tak mengerti seni pun dapat menikmati karyanya yang luar biasa.

dsc02549-jpg-5764d2eb75977366059a295c.jpg
dsc02549-jpg-5764d2eb75977366059a295c.jpg

Mengapa Erza Q-Pop Berbeda?

Seniman muda yang telah puluhan kali menyelenggarakan pameran lukisan ini memang sangat pandai mengawinkan bakatnya dengan realita masyarakat yang memiliki keunikan tersendiri. Karya-karya seringkali tampak menarik, cantik dan penuh misteri. Ekspresi dari tokoh-tokoh yang diciptakannya tak luput dari sentuhan seni, budaya, pola hidup serta alur sosial.   

Erza memang memiliki keunikan tersendiri sehubungan dengan penciptaan karakter dari setiap karyanya. Selain jujur dan apa adanya, ada beberapa keunikan karyanya yang mendatangkan banyak kekaguman dari para penikmat seni :

  1. Aliran Pop Art namun ‘Istimewa’
    Tak dapat dipungkiri, karya-karya Erza adalah perpaduan dari daya kritis serta imajinasinya yang kreatif. Bisa dibilang bahwa karyanya bukan pop Art murni karena ia sengaja menggandeng unsur-unsur lain dalam setiap goresan. Tak sekadar menggoreskan warna primer dan kontemporer, lukisannya makin cantik dengan sematan seni batik dan teknik gradasi. Inilah istimewanya, ia berbeda dari perupa Por Art lainnya yang hanya menajamkan sisi warna dan karakter dalam lukisannya.

    Di sini, Erza berusaha mengangkat warisan budaya bangsa, khususnya batik yang notabene berasal dari Jogja (kota kelahirannya) untuk menambah nilai dalam setiap karyanya. Dia pun kadang menorehkan aroma budaya lainnya, seperti bagian dari tokoh pewayangan atau pun kesenian tradisional lain yang bernilai tinggi. Jadi tak heran jika dalam berbagai kesempatan, penikmat seni dari luar negeri banyak yang mengapresiasi hasil karyanya, tak terkecuali Mr. Robinson dan istrinya, pemilik studio Rolling Stone 2nd di negaranya.

  2. Menggores Batik Secara Natural
    Saat ditanya motif batik seperti apa yang akan dia goreskan, dia pun menjawab semua serba natural tanpa direncanakan. “Motif Batik selalu mengalir begitu saja. Semua tanpa disengaja...” jujur Erza. Nah, untuk teknik membatik pada kenyataannya memang tak mudah dilakukan karena pelukis harus berkonsentrasi penuh. Erza mengungkapkan sebuah kiat yang tak lazim digunakan oleh para pelukis lainnya. Saat membatik, dia manfaatkan teknik berdzikir, yaitu menahan nafas selama beberapa detik. Bisa dilihat sendiri dalam lukisan-lukisannya, goresan batiknya sungguh unik dan bernilai karena memanfaatkan teknik dzikir tersebut. Luar biasa.

  3. Wanita adalah Inspirasi Utama
    Seniman muda ini sangat mengagumi karakter wanita sehingga tak heran jika dalam lukisannya seringkali tergambar sosok wanita yang unik. Ya, sosok wanita memang memberikan sumbangan imajinasi yang sangat besar bagi karya-karyanya. “Saya harus kenal dia, dekat dengan dia. Menjadi temannya atau tahu persis backgroundnya agar saya temukan karakter sebenarnya...” tegasnya.

    dsc02540-jpg-5764d32364afbdac04e3fc36.jpg
    dsc02540-jpg-5764d32364afbdac04e3fc36.jpg
    Lalu, mengapa harus wanita? Karena menurutnya, sosok wanita memiliki banyak misteri yang bisa dikupas lebih banyak, misalnya fashionnya, gaya hidupnya, cara bicaranya, centil-centilnya, hobinya, kelucuan sesuai umurnya, keunikannya, kehidupan sosialnya dan sebagainya. Dia telah sukses menciptakan tiga karakter WANITA di lukisannya, yaitu wanita seksi, tomboy dan berjilbab.

    Perihal lukisannya, ia juga sering menggambarkan karakter anak-anak. Jika disadari, anak-anak seringkali masih berpikir dan berperilaku secara murni dan penuh kepolosan. Disinilah Erza ingin menyematkan sebuah pesan hidup bagi kita yang dewasa. Kini pun ia sedang melakukan transisi dalam kehidupannya. Semakin matang kedewasaannya, ia mulai ingin menjadi dirinya sendiri. Mencoba menggali inspirasi dari hati dan pikirannya untuk karyanya di masa mendatang. Well, semoga semakin memperkaya hasil lukisan di masa mendatang ya, Erza....

  4. Lukisan Haruslah Bercerita ‘Nyata’
    Ia pun menuturkan bahwa semua karyanya terbentuk secara jujur dan nyata. Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, semua harus melewati research panjang untuk menghasilkan sebuah karya yang bernilai tinggi. Di luar sana, ada banyak pelukis yang menghasilkan karya namun tak semuanya nyata.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun