Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Meriahnya Drama Teater Kera Sakti Jepang di Taman Budaya Yogyakarta (TBY)

17 Maret 2016   02:30 Diperbarui: 18 Maret 2016   06:23 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pertunjukan Teater KERA SAKTI di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) - Dok.Pri"][/caption]Malam ini (16/3/16) di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) diadakan sebuah pertunjukan megah dimana ini merupakan karya petualangan baru yang diadaptasi dari sebuah legenda Cina yang sangat terkenal, yaitu “Perjalanan ke Barat”. Mungkin Anda sudah mulai ingat, cerita ini pernah ditayangkan di Indonesia bahkan sempat menjadi acara hiburan yang paling diminati pada era 1990-an. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah tayangan Kera Sakti dimana inti ceritanya adalah perjalanan menuju ke Barat mencari kitab suci. Malam ini, saya bisa bernostalgia dengan cerita kera Sakti ini yang diperankan sangat apik oleh kelompok teater ternama di Jepang, Ryuzanji Company.

[caption caption="Banyak masyarakat yang antusias untuk menikmati pertunjukan KERA SAKTI (Dok.Pri)"]

[/caption]Pelataran TBY hingga di pos pendaftaran malam ini sungguh dipadati pengunjung, baik itu mahasiswa, pekerja, keluarga atau pun rekan media. Mereka berbondong-bondong mengantri tiket hanya untuk menyaksikan pertunjukan teater Kera Sakti karya bangsa Jepang ini. Kurang lebih jam 20.00, seluruh penonton dipersilahkan masuk ke ruangan teater yang telah dipersiapkan untuk menyaksikan sebuah pertunjukan megah. Acara yang bertemakan ASIA TOUR 2016 RYUZANJI COMPANY JEPANG dan disutradarai oleh Tengai Amano ini ternyata sangat menarik perhatian masyarakat karena karakter kera Sakti memang sudah melekat di hati masyarakat Indonesia. Saya pribadi berminat menyaksikan panggung teater ini karena penasaran dengan aksi para pemainnya dan kangen dengan tokoh kera sakti yang lincah dan selalu membela kebenaran ini.

Alur cerita dan tokoh yang diperankan dalam pertunjukan ini hampir sama dengan tokoh yang pernah kita saksikan di layar televisi. Hanya saja ada sedikit eksplorasi dari cerita aslinya yang membuat pertunjukan ini makin menarik, penuh kejutan dan makin hidup. Total pemain dalam pertunjukan teater Kera Sakti versi Jepang ini adalah 12 orang, dimana mereka adalah : Boss, Goku (2 orang), Sagojo, Chohakkai (2 orang), Gyumaou, Rasetsu, Anak laki-laki misterius (2 orang), Gadis Misterius dan sang produser sendiri yang berperan sebagai makhluk surgawi.

[caption caption="Para Pemain Panggung Teater KERA SAKTI di TBY (Brosur acara)"]

[/caption]Inti dari cerita yang diperankan oleh kelompok teater yang sudah berdiri sejak tahun 1984 ini adalah Goku (di televisi diperankan debagai tokoh Sun Go Kong) yang dikutuk dalam sebuah batu selama 500 tahun karena mengamuk di surga setelah memakan buah keabadian yang membuatnya tak pernah mati walaupun tubuhnya dipotong-potong atau celaka. Datanglah seorang penyelamat mirip tuyul (di televisi diperankan sebagai tokoh biksu Tong Sam Cong) yang sedang melakukan perjalanan ke Tenjiku (ke Barat) untuk mendapatkan Naskah Rahasia (di televisi disebut sebagai kitab suci).

[caption caption="Aksi Panggung Para Pemain Drama Teater KERA SAKTI di TBY (Dok.Pri)"]

[/caption]

[caption caption="Tokoh Rasetsu, SIluman Kipas yang berperan memadamkan api (Dok.Pri)"]

[/caption]Mereka pun melakukan perjalanan ditemani oleh Hakkai (di televisi diperankan sebagai Cu PatKay) dan Sagojo (di televisi diperankan sebagai Sha Wujing). Sepanjang perjalanan mereka diserang oleh banyak siluman namun dapat mengatasinya. Akhirnya, mereka pun sampai ke Tenjiku dan mendapatkan naskah rahasia tersebut.

Pertunjukan ini tak hanya mengusung cerita asli Kera Sakti secara datar namun dihiasi dengan kejutan-kejutan yang membuat penonton tepuk tangan & menghadirkan suasana riuh di dalam teater. Ada kejutan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang disisipkan dalam dialog mereka, seperti : “Kowe Sopo”, “Selamat…Selamat…Selamat”, “Astaghfirullah” dan berbagai dialog lain yang menggelitik.

[caption caption="Aksi Panggung Para Pemain Drama Teater KERA SAKTI di TBY (Dok.Pri)"]

[/caption]Keunikan lain dari pertunjukan ini adalah aksi panggung para pemain yang totalitas dalam memerankan tokoh masing-masing. Sebagai contoh adalah adegan perang yang dimainkan dengan sangat lincah dan menguasai gerakan bela diri. Tak kalah menarik, aksi tokoh Rasetsu yang membuat penonton ‘melongo’ lantaran dapat memerankan adegan leher patah lalu kepala merosot ke bawah namun posisinya bisa dikembalikan lagi seperti semula.

[caption caption="Tokoh Rasetsu dapat mengembalikan posisi kepala setelah kepalanya merosot ke bawah (Dok.Pri)"]

[/caption]

[caption caption="Muncul juga Tokoh Dewi Shinta & Hanoman disini (Dok.Pri)"]

[/caption]Ada pula sisipan adegan tokoh Dewi Shinta dan Hanoman yang sempat mengundang tawa penonton. Segala perlengkapan dan lighting yang sangat menarik juga membuat pertunjukan ini makin hidup. Hebatnya lagi, walaupun diperankan dalam bahasa Jepang namun para penonton dapat melihat teks dalam Bahasa Indonesia sehingga tetap bisa memahami alur ceritanya. 

[caption caption="Seluruh Pemain Berkumpul di atas panggung saat acara berakhir (Dok.Pri)"]

[/caption]

Acara ini berlangsung sekitar 2 jam dan diakhiri dengan ucapan terimakasih oleh Show Ryuzanji, sang direktur yang juga merangkap tugas sebagai sutradara, aktor dan produser acara teater Kera Sakti ini. Para pemain dengan berbagai karakternya melempar senyum dan mendapat sambutan hangat dari para penonton. Tak lupa di akhir acara, kami para penonton dipersilahkan untuk berfoto ria bersama para pemain di atas panggung.

[caption caption="Sesi Wawancara bersama penulis naskah dan sutradara, Tegai Amano (Dok.Pri)"]

[/caption]Setelah puas berfoto, beberapa media melakukan wawancara bersama dengan penulis naskah dan sutradara, Tegai Amano ditemani seorang wanita Jepang yang bertugas mentranslit bahasa Jepang-Indonesia ataupun sebaliknya. Beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari hasil wawancara malam ini adalah :

1. Mengapa pilih tempatnya di Taman Budaya Yogyakarta (TBY)?

Jawab : Ini pilihan produser. Karena tempat ini sesuai, akhirnya kami mengadakan pentas disini. Dua tahun lalu sempat mengadakan pentas di Bandung tapi beda karya (acara).

2. Mengapa harus memasukkan bahasa lain selain bahasa jepang?

Jawab : Agar lebih hidup dan menarik saat karya ini dinikmati.

3. Apakah pertunjukan ini sama dengan cerita kera sakti di Cina?

Jawab : Sama namun ceritanya dikembangkan sesuai ciri khas Tegai Amano sebagai penulisnya.

4. Mengapa berani memasukkan unsur-unsur lokal, misalnya menggunakan Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia?

Jawab : Karena kami juga ingin memahami budaya Indonesia dan lebih dekat dengan masyarakatnya. Sebelumnya kami latihan untuk mengucapkannya agar sesuai dengan logat aslinya.

5. Setelah mendapat animo luar biasa dari penonton, apa pendapat Anda?

Jawab : Tentu sangat senang. Pas adegan lucu, mereka merespon luar biasa. Pas adegan serius, mereka terlihat tegang memahami jalan cerita.

6. Bagaimana cara memadatkan cerita dari novel Kera Sakti hingga menjadi lebih singkat dan menarik?

Jawab : Ini kerja yang sangat berat. Namun penulis mendapatkan ide, yaitu dengan pengulangan adegan yang semakin memuncak & menyuguhkan kejutan tak terduga untuk penonton.

[caption caption="Aksi Panggung Para Pemain Drama Teater KERA SAKTI di TBY (Dok.Pri)"]

[/caption]7.  Cerita Kera Sakti mengandung falsafah hidup dan agama. Tapi malam ini dihiasi dengan cerita humor. Mengapa?

Jawab : Sebagai orang Jepang, kami jauh dari agama dan ini memang bukan prioritas. Jadi, cerita malam ini hanya mengusung tema ‘manusia’ dengan alur ringan dan menghibur.

8. Strategi apa yang dipersiapkan hingga pertunjukan malam ini menarik?

Jawab : Saya yakin bahwa jika saya merasa senang dengan cerita yang saya tulis maka penonton pun pasti juga akan senang.

9. Pertunjukan ini juga menyisipkan tokoh Dewi Shinta dan Hanoman yang dimainkan oleh pemain asli Indonesia. Ide siapa?

Jawab : Ini memang sengaja ada adegan bintang tamu yang ditampilkan dan di Jogja ini kebetulan memilih tokoh Dewi Shinta dan Hanoman. Di Jepang pun sama, saat kami tampil, kami terkadang mengajak walikota dll untuk ikut bermain di dalamnya. Kami sesuaikan dengan lokasi pertunjukan ini.

10. Berapa lama menyiapkan naskah karya ini dan latihan untuk setiap pemain?

Jawab : Masing-masing membutuhkan waktu 1 bulan. Sempat menghilang karena pusing dengan idenya. Namun akhirnya semua terealisasi hingga mewujudkan sebuah karya yang diminati masyarakat.

11. Untuk pentas pertama di Asia, urutan keberapakah Indonesia mendapat giliran dapat menikmati pentas seni ini?

Jawab : Untuk luar negeri, Indonesia adalah negara pertama yang kami datangi.

12. Berapa jumlah total pemain cerita Kera Sakti ini?

Jawab : Totalnya 12 orang dan hampir semua umurnya kira-kira 40 tahun-an.

[caption caption="Penonton Berfoto Bersama dengan para pemeran tokoh di Drama KERA SAKTI (Dok.Pri)"]

[/caption]Setelah kurang lebih 20 menit ikut kerumunan media, berakhirlah sudah wawancara saya bersama sang penulis dan sutradara acara pentas teater Kera Sakti ini. Sangat menarik dan bisa dinikmati oleh segala kalangan dan usia. Dengan menyaksikan pertunjukan ini, saya menjadi lebih tahu tentang kedalaman karakter tokoh Kera Sakti dan kawan-kawannya secara langsung. Selain itu, acara ini juga membuktikan betapa orang Jepang sangat menjunjung tinggi nilai seni dan budaya hingga mencetuskan ide membuat karya besar ini. Dan satu lagi, kita juga semakin memahami bahwa Indonesia dipilih sebagai negara pertama untuk pertunjukan teater ini karena mereka ingin lebih mengenal kebudayaan lokal bangsa kita yang sudah populer hingga mancanegara.

[caption caption="Brosur Pertunjukan Seni KERA SAKTI di TBY (Dok.Pri)"]

[/caption]Semoga saja besok diadakan lagi acara-acara serupa yang semakin meningkatkan kecintaan kita terhadap seni dan budaya dimanapun berada.

Salam, Riana Dewie

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun