[caption caption="Kemeriahan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"][/caption]Beberapa waktu lalu ada seorang kawan saya yang berdarah Tionghoa mengingatkan saya untuk datang ke acara tahunan di kota Jogja, “Besok jangan lupa mbak datang di acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, mulai tanggal 18 Februari hingga 22 Februari 2016…”. “Siap mbak. Kemarin saya datang kesana tanggal 14 Februari, eh belum ada apa-apa. Masih sepi..”, jawab saya sambil ketawa.
Memang benar, saya sudah mendengar informasi diadakannya Pekan Budaya Tionghoa ini sejak beberapa waktu lalu. Karena lupa tanggal dimulainya dan tidak mencari informasi terupdate, akhirnya salah waktu saat berkunjung kesana. Hehe.. Acara yang sudah diadakan sebanyak 11 kali ini merupakan even tahunan yang berkali-kali dipusatkan di kampung Ketandan (sebelah utara Pasar Beringharjo) Yogyakarta. Pekan Budaya ini telah dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada hari Kamis, 18 Februari 2016 dengan mengangkat tema 'Meningkatkan Budaya Kebersamaan'.
[caption caption="Keramaian Kampung Ketandan saat Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"]
Acara ini didukung pula dengan penutupan Jalur kendaraan mulai jam 18.00 hingga 22.00 untuk menghindari kemacetan. Saat sampai disana, parkir di setiap titik sudah penuh sehingga kami pun harus berputar-putar mencari celah tempat parkir yang masih kosong.
[caption caption="Tempat parkir dipadati pengunjung (Dok.Pri)"]
[caption caption="Lautan Manusia di Sepanjang jalan Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
[caption caption="Atraksi Barongsai di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"]
[caption caption="Atraksi Barongsai di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"]
[caption caption="Atraksi Barongsai di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"]
[caption caption="Atraksi Barongsai di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"]
[caption caption="Atraksi Drumband Anggota TNI (Dok.Pri)"]
[caption caption="Atraksi Drumband Anggota TNI (Dok.Pri)"]
[caption caption="Andong dinaiki oleh Cici dan Koko Jogja (Dok.Pri)"]
Satu jam berdiri menyaksikan atraksi ini membuat badan saya mulai berkeringat dingin sehingga saya pun mengajak suami untuk masuk di kampung Ketandan yang dipenuhi sekitar 150 stand kuliner dimana masing-masing menyuguhkan citarasa yang istimewa. Aneka makanan dan minuman tersedia disana dan setiap stand kuliner hampir semuanya dipadati oleh pengunjung sehingga kami pun agak kesulitan mencari tempat makan yang masih agak sepi. Kurang kenyang dengan takoyaki dan jagung manis, akhirnya kami menyantap soto sapi panas yang sangat memanjakan lidah.
[caption caption="Deretan Ratusan Stand Kuliner di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (Dok.Pri)"]
[caption caption="Jajan Takoyaki di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (Dok.Pri)"]
Setelah bersantap ria dan merasa kenyang, akhirnya kami melakukan perjalanan pulang namun terlihat di sepanjang jalan Malioboro masih saja dipadati banyak pengunjung sekalipun atraksi Barongsai telah usai. Ini menunjukkan bahwa even semacam ini sungguh dirindukan oleh masyarakat kota Jogja dan patut diapresiasi karena perayaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta saat ini bukan hanya merupakan perayaan keagamaan saja namun sudah menjadi simbol pelestarian budaya yang senantiasa dipegang kuat oleh Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku pengayom masyarakat kota Jogja.
Salut atas kerja keras rekan-rekan panitia dan seluruh pendukungnya yang telah sukses menyelenggarakan acara besar ini di Jogja. Tentunya, pekan budaya tahun ini terealisasi berkat kerja sama Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) dengan Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta.
[caption caption="Selfie di Tengah Kemeriahan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016 (Dok.Pri)"]
Salam, Riana Dewie
Sumber Referensi :
- Melihat langsung acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2016
- travel.detik.com
- kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H