Ponsel bisa sangat bermanfaat bagi anak sekolah ketika digunakan untuk kebutuhan komunikasi. Misalnya saja seorang siswa ingin cari referensi catatan dari sebuah mata pelajaran yang telah diajarkan di kelas lain, ia bisa dengan cepat menghubungi temannya dari kelas lain itu untuk meminjam bukunya. Atau saat orang tua siswa ingin menghubungi anaknya yang sedang sekolah, tak perlu khawatir karena anaknya membawa ponsel pribadi. Atau saat orang tua telat menjemput anaknya di sekolah, ia bisa menghubungi anaknya agar sedikit bersabar menunggu dijemput sehingga hal ini dapat meminimalkan kekhawatiran diantara kedua pihak. Dan masih banyak manfaat lainnya yang akan terlalu panjang jika dijabarkan satu per satu disini.
ANTISIPASI SITUS PORNO BAGI GENERASI MUDA
Ternyata ada hal positif dan negatifnya dari pemakaian ponsel oleh siswa saat ada di sekolah. Ini bisa dijadikan bahan kajian untuk memutuskan apakah wacana pelarangan siswa membawa ponsel di sekolah akan dilanjutkan ataukah tidak. Menanggapi hal tersebut, saya memiliki sebuah kesimpulan :
Jika kita kembali lagi dengan tujuan utamanya yaitu meminimalkan siswa mengakses situs porno di sekolah, mungkin wacana ini dapat diterima. Tapi, jika pemerintah ingin melindungi generasi muda secara luas dari situs porno (dimanapun berada), aturan ini saya rasa kurang efektif. Memangnya kalau dilarang bawa ponsel di sekolah, mereka tak bisa mengakses situs porno di rumah atau di lingkungan luar sekolah lainnya? Kan belum tentu. Akses internet bisa didapat dimana saja dan ponsel bisa digunakan dimana pun berada.
Jadi, solusi yang harus diusahakan untuk melindungi generasi muda dari situs porno, khususnya yang masih sekolah di tingkat TK hingga SMA dimanapun berada adalah :
- Sekolah tetap memperbolehkan siswa membawa ponsel namun bisa mengantisipasinya dengan membuatkan sebuah pos penitipan ponsel/kotak penitipan ponsel (semacam loker mini yang dimiliki setiap kelas) dimana masing-masing kotak ada nama dan kuncinya. Ini lumayan meminimalkan penggunaan ponsel yang berlebihan dan tetap aman ketika ponsel diamankan di kotak tersebut karena ada kuncinya untuk masing-masing siswa. Ponsel hanya bisa dimanfaatkan saat jam istirahat dan ada yang menjaga kotak tersebut untuk memastikan siapa saja yang membawa ponsel di sekolah dan siapa saja yang sudah menyimpan ponselnya di loker tersebut saat jam belajar mengajar. Agak ribet sih, tapi demi kenyamanan kenapa tidak?
- Daripada berlama-lama menunggu program pemerintah untuk mengatasi situs porno, yuk mandiri untuk memblokir situs porno dari ponsel masing-masing. Caranya gampang, tidak sampai 5 menit juga selesai. Silahkan baca tutorialnya di : selular.id/tips/2015/06/begini-cara-manual-blokir-situs-porno/ (copas linknya lalu paste di browser Anda). Jika pihak sekolah ingin memastikan bahwa semua ponsel siswanya aman dari situs porno, adakan program pemblokiran ini untuk seluruh ponsel milik siswa. Cara ini bisa dijadikan sebagai alternatif untuk meminimalkan siswa mengakses situs porno di sekolah.
- Adakan rapat bersama orang tua/wali murid untuk bersama-sama membahas program meminimalkan siswa mengakses situs porno di sekolah. Jika pihak sekolah dapat memberikan argumentasi yang jelas dan bermanfaat, tentu para orang tua akan bisa support demi perkembangan anak-anaknya, misalnya lebih sering kontrol ponsel anaknya saat di rumah, berikan pengertian terbaik bahwa pemanfaatan ponsel yang berlebihan dapat menganggu kesehatan  atau memberikan berbagai pemahaman edukatif tentang situs porno.
- Pemerintah bersama pihak sekolah ataupun lembaga terkait lainnya bisa menyiapkan seminar edukasi tentang bahaya situs porno bagi generasi muda. Secara teknis silahkan diatur sesuai dengan kebutuhan dan jika ini bisa berlangsung secara serentak di seluruh wilayah Indonesia (seperti Pemilu misalnya), tentu kampanye ini akan sangat bermanfaat bagi bangsa kita.
[caption caption="No Porn (skyypowerfmonline.com)"]
Saya yakin, dengan penjelasan yang benar dan tetap berusaha menjaga eksistensi dan perasaan siswa, kampanye tentang bahaya situs porno dapat dipahami secara baik oleh mereka. Buru-buru memutuskan untuk melarang siswa bawa ponsel bisa berdampak kurang baik juga di masa mendatang. Jika wacana ini terealisasi, apakah bisa dijamin bahwa Bapak dan ibu guru di sekolah juga akan bertindak yang sama, dimana mereka juga akan meneladani anak didiknya dengan tak membawa ponsel ke sekolah? Hehe.. Bagaimanapun, setiap keputusan kan ada konsekuensinya. Ada tanggung jawab bersama yang harus diemban agar semua berjalan dengan baik. Kan bisa saja lho, para siswa cemburu dengan guru-gurunya, siswanya gak boleh bawa ponsel tapi kok gurunya tetap dibolehin ya? Ini spekulasi saya saja. Bisa terjadi atau bisa saja tidak. Hehe..
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga wacana pemerintah ini bisa dikaji ulang dengan berbagai elemen yang terkait agar dapat menghasilkan kebijakan 'cerdas'Â bagi para siswa, sekolah maupun masyarakat secara umum. Tulisan ini adalah murni opini pribadi saya. Jika ada yang kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mohon dikoreksi agar lebih bermanfaat kedepannya.
Salam, Riana Dewie
Â
Sumber Referensi :