Karya : Suparman, Tema : Rainbow
Ini pun menjadi salah satu karya yang dipajang di sepanjang Jl. Mangkubumi. Menampilkan suasana warna warni cat yang tersembur natural dari Hydrant cat. Terlihat menarik, apalagi di siang hari akan menampilkan kilauan warna yang sangat indah. Suparman sebagai pencetak karya cantik ini memiliki ekspektasi yang sangat besar terhadap kota Jogja.Â
Semburan hydrant cat ini mengandung filosofi bahwa masyarakat , budaya dan kultur kota Jogja memang beranekaragam, layaknya warna-warni cat ini. Ia berharap agar masyarakat asli dan pendatang yang kini sudah nyaman tinggal di Jogja dapat lebih guyub rukun atau bersatu menciptakan suasana kota yang damai dan tenteram. Indahnya kebersamaan :)
6. TEMBOK PEMISAH (TIGA PASANG KAKI BERDIRI)
Karya : Yulhendri, Tema : Tembok Pemisah
Dilihat sekilas, karya ini sangat sederhana, layaknya tembok biasa yang belum dicat. Namun jika diamati lebih dalam, para pecinta seni pasti paham betul ada sebuah gambaran tiga pasang kaki orang jawa yang berdiri disini, dimana diantaranya ada yang memakai celana panjang, kain jarik dan rok pendek. Anehnya, bagian perut keatas tak terlihat. Apa artinya?Â
Yulhendri, seniman yang mewujudkan karya ini hanya ingin menyampaikan sebuah keprihatinan bagi rakyat kecil dimana mereka biasanya memiliki ruang yang lebih sempit untuk berekspresi dibanding mereka yang memiliki status sosial tinggi. Hanya bagian kaki yang terlihat inilah yang merupakan simbol keterkekangan mereka. Ia menyampaikan bahwa ini hanya sebagai refleksi sosial tanpa ada maksud mengkritisi fakta yang ada. Sangat menarik.
7. KUMPULAN BURUNG TERBANG
Karya : Ronie Lampah, Tema : Migration to a new planet
Jika tidak mengalihkan pandangan ke atas, saya takkan menyadari ada sebuah karya seni apik yang melayang. Inilah sebuah karya berbentuk burung-burung yang semuanya seakan mengepakkan sayap untuk terbang ke arah tujuan tertentu yang akan membuat mereka lebih nyaman dan bahagia. Ronie Lampah, seniman burung ini sangat peduli terhadap krisis lingkungan hidup yang makin hari mengkhawatirkan.Â
Burung-burung yang dibuat dari bahan aluminium ini mengandung filosofi bahwa saat ini pencemaran lingkungan makin parah hingga mengganggu beberapa ekosistem makhluk hidup yang ada didalamnya. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta mengubah pola pikir untuk lebih menjaga lingkungan hidup agar nyaman ditempati oleh seluruh makhluk. Â