Dengan adanya gelar kota pelajar, makin banyak saja para generasi muda dari luar daerah yang berdatangan di kota ini. Jadi, pemerintah Jogja harus menyediakan fasilitas publik yang memadai bagi mereka sebagai media untuk berkumpul, belajar, pengembangan ide, bermain, bercanda dan melakukan hal positif lainnya. Belajar tak harus dilakukan di lantai gedung pendidikan formal, mereka bisa pula belajar di tempat terbuka sehingga pemerintah harus cerdas menyulap ruang publik agar lebih luas, bersih dan nyaman. Beberapa ruang publik Jogja yang selama ini menjadi tempat berkumpulnya para pelajar adalah di area titik nol Jogja dimana mereka duduk bersama di lantai untuk melakukan diskusi berbagai hal atau di kawasan tugu Jogja dimana para pelajar hobi berfoto disana, termasuk saat mereka telah lulus dengan berfoto mengenakan toga dan membawa ijazah dengan ekspresi bangga. Â
[caption caption="Komunitas freestyle Yogyakarta di Titik Nol Km (travel.detik.com)"]
2. Jogja itu Kota Wisata
Wisatawan yang berkunjung di Jogja selalu meningkat bahkan melebihi target dari waktu ke waktu. Tahun 2015 ini, wisatawan domestik ditargetkan mencapai 2,6 juta orang sedangkan mancanegara 2,25 juta orang. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat menyediakan berbagai fasilitas publik yang memadai agar mereka betah dan memiliki pengalaman berharga di Jogja. Dimulai dari berbagai fasilitas tempat-tempat wisata yang dirawat setiap waktu, tempat parkir yang luas, akses jalan yang baik, tempat-tempat publik yang bebas sampah serta taman-taman kota yang terawat dan hijau. Apalagi zaman ini adalah zaman internet sehingga diharapkan ada penambahan sudut kota yang memberikan free wifi untuk aktivitas online. Beberapa kota besar di Indonesia telah menerima fasilitas wifi corner yang menawarkan biaya online murah & cepat. Semoga kedepannya makin banyak titik di Jogja yang merasakan manfaatnya. Hal penting lainnya, Jogja harus aman dari tindak kriminal atau kejahatan sehingga kota wisata ini selalu nyaman untuk dikunjungi.
3. Jogja itu Kota Seni & Budaya
Seni dan budaya di Jogja masih menjadi daya tarik yang tak lekang tertelan waktu. Dipimpin oleh tokoh bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono dari masa ke masa, tak heran jika kota ini masih kental dengan berbagai adat istiadat dan kesenian berbau kraton. Sebut saja perayaan Sekaten, Grebek Maulud, Wayang, Ketoprak, Tari Golek, Gamelan dll adalah beberapa kesenian populer yang besar di Jogja. Kentalnya kesenian ini tak jarang dihadirkan dalam beberapa pagelaran menarik di beberapa tempat yang menjadi ruang publik masyarakat Jogja bahkan sangat diminati para pecinta seni karena acaranya gratis.
[caption caption="Pameran Pusaka Kraton Saat Grebeg Maulud 2015 (Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption caption="Tari Beksan Nandheg Langendriyan Saat Pagelaran festival Seni Budaya Klasik Jogja (dok.pri)"]
Beberapa contohnya adalah festival kesenian Jogja di Pura Pakualaman, Grebeg Maulud di sepanjang jalan Malioboro-titik Nol km-kraton atau pameran pusaka di Kraton Jogja. Melihat antusias masyarakat yang tertarik dengan berbagai pagelaran seni ini, diharapkan ruang publik yang disediakan pemerintah daerah untuk menampung acara-acara semacam ini cukup memadai, seperti akses jalan yang mudah, tim acara yang handal, persediaan P3K yang memadai, ruang nyaman untuk masyarakat saat mengikuti acara ini, tim keamanan yang banyak dan kelengkapan lainnya.
[caption caption="Kawasan Titik Nol Jogja di Malam Hari (Dok.Pri)"]
Itulah dinamika dan keindahan kota Jogja yang dapat saya gambarkan saat ini. Jogja akan lebih berhati nyaman jika lingkungannya bersih, hijau, bebas sampah, bebas iklan dan masyarakat yang mampu menjaga keluhuran nilai-nilai hidup di bawah naungan Kraton Jogja. Tolak pembangunan mall dan hotel-hotel mewah yang hanya menyenangkan segelintir orang bahkan menggusur beberapa nilai budaya yang sudah tertanam disini. Lestarikan alam Jogja agar selalu hijau dan bersahabat dengan para wisatawan yang ingin menikmati keindahan kota ini. Berikan banyak ruang publik yang bersih, aman dan nyaman agar masyarakat dan para wisatawan dapat saling berinteraksi, memandang indahnya kota serta mencicipi seni dan budaya Jogja yang tak ternilai harganya.