Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renovasi Ruang Publik, Nantikan Wajah Baru Kota Jogja

30 September 2015   23:53 Diperbarui: 1 Oktober 2015   00:53 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang publik di kawasan ini selalu dipenuhi oleh berbagai komunitas, seperti komunitas sepeda onthel, komunitas sepeda Custom, berbagai komunitas dari kampus dll. Gratis tapi menyenangkan adalah kelebihan area titik nol ini. Malam harinya terasa makin menyenangkan lantaran banyak hiburan yang disuguhkan, diantaranya konser merdu seniman jalanan, panggung hiburan atau kelompok berkostum hantu yang mencari nafkah dari hasil foto bersama mereka. Untuk kenyamanan masyarakat, dikawasan ini telah dibangun kursi-kursi beton yang menampung banyak orang.

Kini pemandangan sementara yang terlihat saat melewati area titik nol Jogja adalah macet dan proses rekonstruksi ditutup seng tinggi yang memutari area tersebut. Saya berharap agar hasilnya nanti sungguh-sungguh dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dan membuat para pendatang ataupun wisatawan dapat lebih betah untuk stay di kota gudeg ini.

3. Renovasi Tugu Jogja

Sekitar satu tahun terakhir, area pelataran tugu Jogja ditanami batu alam yang semakin memegahkan simbol Jogja ini. Selain tampak lebih luas, kawasan legendaris ini sering menimbulkan rasa kagum bagi setiap orang yang melintas. Ruang publik yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 ini selalu dipenuhi anak muda yang ingin berselfie. Tanpa mengindahkan lalu lalang kendaraan, mereka tetap asyik jeprat jepret sampai mendapatkan gambar yang bagus.

Terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo, nilai sakral tugu Jogja memang tak terbantahkan ketika disebut-sebut mengandung garis magis yang menghubungkan gunung merapi, kraton Jogja dan pantai selatan. Tak banyak yang tahu juga bahwa bagian teratas tugu Jogja (muncak) ini dipaku dengan emas tujuh gram berkadar 22 karat yang tentunya menambah nilai keindahannya.

[caption caption="Banyak Anak Muda Selfie di Tugu Jogja (jogja.co)"]

[/caption]

Tugu Jogja tak pernah sepi pengunjung apalagi sangat dekat dengan Jalan Mangkubumi yang di beberapa titik sepanjang jalannya dipasang kursi taman dari kayu yang nyaman untuk diduduki. Jalan Mangkubumi ini sendiri tak pernah sepi karena merupakan jalan yang segaris lurus dengan Malioboro, dimana hanya dipisahkan oleh rel kereta api di kawasan stasiun Tugu Jogja.  Apakah tugu Jogja dan jalan Mangkubumi menjadi ruang publik yang asyik untuk bercengkerama? Tentu saja.

 

ALASAN RUANG PUBLIK JOGJA HARUS TERUS DIKEMBANGKAN

Berikut ini adalah beberapa alasan yang harus diperhatikan pemerintah mengapa ruang publik di Jogja harus terus dirawat dan dikembangkan, yaitu :

1. Jogja itu Kota Pelajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun