Mohon tunggu...
Rian Abe
Rian Abe Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Suami Anda Perokok Berat? Lakukan Hal-hal Berikut Ini

16 Januari 2016   11:21 Diperbarui: 25 Januari 2016   16:12 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi - berhenti merokok (Shutterstock)

Anda Perokok? Atau, punya teman, keluarga, saudara yang tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan merokok? Atau suami (istri) anda yang masih merokok hingga saat ini? Jika iya, luangkan 3-5 menit untuk membaca ulasan ini.

Merokok bukanlah gaya hidup yang sehat. Namun memang susahnya minta ampun untuk menasihati perokok. “Menghisap sebatang rokok sama dengan mengurangi umur kita satu hari”, demikian slogan yang kerap kita pakai untuk mengingatkan para pecandu rokok. Namun dasar perokok, selalu saja banyak alasan untuk membela diri. Misalnya, ada yang berkata, “Merokok satu batang bisa membikin pikiran cerdas dan hati bahagia. Cerdas dan bahagia setelah merokok bisa memperpanjang umur 2 hari”.

Untuk itu, temukan cara yang sedikit bijak dan cerdik dalam mengatasi suami Anda yang menjadi bagian dari PKBI (Perokok Kelas Berat Indonesia). Beberapa hal di bawah ini adalah tips yang perlu anda perhatikan.

Kreatif dalam Persuasi

Premis mendasar yang tidak terbantahkan adalah bahwa setiap orang tidak ingin sakit. Siapapun tidak ingin masuk rumah sakit. Baik perokok maupun bukan perokok sama-sama sepakat dengan hal ini. Namun tidak semua orang mau menyadari bahwa untuk tidak sakit, harus ada usaha. Salah satunya adalah dengan menjauhi rokok.

Masalahnya, perokok adalah makhluk di dunia ini yang paling bandel untuk diingatkan. Apalagi jika cara mengingatkannya dengan pendekatan kuliah, ceramah atau penyuluhan kesehatan. Ingat, logika medis hanya bisa diterima oleh perokok saat mereka mengalami dampak secara langsung. Kita banyak menjumpai tobatnya perokok pasca meringkuk di IGD (Instalasi Gawat Darurat) dan divonis mati sama dokter jika tidak berhenti membakar tembakau.

Tentu kondisi terlambat seperti itu tidak ada yang menghendakinya. Karenanya, kreatiflah dalam melakukan kampanye anti-rokok di rumah anda. Tidak efektif memilih cara mengomel dan menakut-nakuti. Karena perokok bukan anak kecil. Apalagi menangani dengan gaya densus 88, merampas rokok, melumatkan, dan membuang di depan matanya. Dijamin, karena ndongkol, rokok yang dia hisap akan lebih banyak lagi. Bahkan bapaknya anak-anak itu menjadi tidak krasan di rumah. So, pilihlah cara kreatif hingga suami Anda dengan "suka rela" mengurangi rokok.

Andalah yang paling mengenal karakter suami Anda. Jika anda bisa menasehati dan mempengaruhi secara langsung dan itu efektif, lakukanlah. Jika masalah rokok menjadi sangat sensitif, jangan lakukan persuasi secara langsung. Pinjamlah tangan orang lain atau sesuatu yang lain. Misalnya dengan membelikan buku tentang bahaya merokok. Pilih buku yang bagus, yang menyentuh aspek psikologis, yang membangun kesadaran.

Atau jika anda menemukan artikel atau poster yang menarik tentang rokok, simpanlah. Sewaktu-waktu taruhlah di meja atau di tempat yang mudah dijangkau suami Anda. Kesankan keberadaan artikel atau poster tersebut hadir “tanpa sengaja”. Laki-laki kadang memang terlalu angkuh. Dia lebih suka mendapatkan pencerahan dari usahanya sendiri, daripada dari orang lain. Cara-cara seperti ini mungkin bisa jadi amunisi yang mengena. Tinggal bagaimana Anda melakukan improvisasi.

Yang lebih ampuh sebenarnya meminjam tangan dokter untuk memberikan nasehat. Datangi dokter keluarga anda. Singgung sedikit tentang rokok, maka sang dokter akan banyak berceramah tentang bahaya merokok. Meski belum tentu manjur, namun nasehat dokter pasti akan lebih dipertimbangkan.

Selain dokter, bisa juga meminta bantuan orang lain yang dianggap dekat. Seperti anak, orang tua, guru spiritual dan sebagainya. Jika anda memimpikan sang suami berhenti merokok, kerahkan berbagai kemungkinan yang bisa menjadi pintu ikhtiar. 

Batasi Ruang Gerak

Bukannya bermaksud mendiskriminasi, namun membatasi ruang gerak perokok di rumah adalah penting. Yang paling umum, bikinlah kesepakatan untuk tidak merokok di dalam rumah. Dengan pertimbangan kesehatan Anda dan anak-anak. Suami yang baik pasti mau mengerti. Kondisi ini juga akan mengurangi durasi merokok sang suami. Kesepakatan seperti ini perlu. Karena perokok yang sudah profesional, sering lupa tempat dan waktu. Mulut asem dikit, langsung aja dia mengeluarkan senjata rahasia.

Sebagaimana di tempat umum, perokok juga dibatasi. Di kendaraan umum, di ruangan ber-AC, di dalam forum resmi dan sebagainya. Rumah andapun sangat beralasan untuk dibebaskan dari asap rokok.

Bila perlu, tidak hanya tempat. Pilihlah momentum yang memungkinkan bagi suami untuk mengurangi intensitas merokok. Seperti saat makan di luar bersama keluarga, saat perjalanan jauh dan sebagainya. Bisa juga dengan mencari hari dimana dalam satu minggu, suami diajak puasa merokok. Misalnya dengan mengusulkan begini, “Pah, kita bikin hari bebas dalam seminggu Yuk. Papah bebas dari omelan Mamah, dan Mamah bebas dari bau rokoknya Papah. Bisa kita mulai tiap hari Jumat. Kalau setuju, Mamah tiap Jumat akan menservice semua kemauan Papah.” 

Tampilkan Sikap yang Simpatik

Bersihkan selalu bekas rokok, asbak dan sebagainya setiap suami selesai merokok di halaman atau di teras belakang. Dan siapkan dengan rapi kembali. Ini akan membuktikan bahwa anda adalah aktivis anti-madat yang cinta damai. Kebanyakan, istri yang tidak suka suaminya merokok tidak sudi membersihkan asbak, membuang puntung rokok yang berceceran di halaman rumah. Apalagi dengan rela hati menyiapkan korek api yang setiap saat dibutuhkan oleh suaminya. Nah, dengan menampilkan kepedulian seperti ini, di saat-saat tertentu, mereka akan mudah untuk diajak bicara tentang hal-hal sensitif. Termasuk tentang bagaimana cara dan kemungkinan untuk berhenti merokok.

Sebenarnya, mayoritas perokok punya keinginan untuk berhenti. Namun mereka enggan untuk mengutarakan niatnya itu kepada orang lain, termasuk kepada istrinya sendiri. Kalaupun niatan itu ada, mereka akan malas mencari momentum kapan niatan itu akan dimulai. Parahnya, mereka sudah memiliki bayangan tidak akan sanggup menahan godaan untuk tidak merokok saat mereka mulai berhenti. Nah, pahamilah kondisi psikologis perokok seperti ini

Jika Anda berhasil membuat si Papah mengutarakan niat kecilnya untuk berhenti merokok, maka kemenangan sudah di depan mata. Tapi ingat, tahap selanjutnya tidak mudah. Temani dia untuk menemukan momentum kapan niatan itu dijalankan. Dan yang tak kalah penting, dampingi dia di bulan-bulan awal. Karena, niatan berhenti merokok itu mudah. Tapi mempertahankan diri dari godaan merokok itu susah sekali. 

Beri Perhatian Ekstra Kepada Kesehatannya

Bagian ini sebenarnya yang paling penting. Perjuangan untuk mendrop-out rokok dari kehidupan suami anda adalah karena demi kesehatan. Ilmu kedokteran telah banyak memberikan peringatan akan bahaya merokok. Dibandingkan dengan yang bukan perokok, suami anda memilih resiko dan potensi yang lebih besar terserang berbagai penyakit mematikan. Diantaranya adalah seperti stroke, kolesterol, diabetes, jantung, penyempitan pembuluh darah dan kanker.

Rokok dan Kolesterol

Perokok memiliki resiko tinggi terhadap kolesterol. Sederhananya begini. Dalam tubuh kita terdapat dua jenis lemak. Yang satu bernama Lemak Baik (HDL: High Density Lipoprotein), dan satunya Lemak Jahat (LDL : Low Density Lipoprotein). HDL menjaga kadar LDL agar tidak berlebihan di dalam darah. Nah HDL ini jumlahnya dalam tubuh harus cukup. Kalau tidak, maka LDL akan meningkat sehingga timbul penumpukan kolesterol. Ada banyak sebab penurunan HDL dalam tubuh. Menurut penelitian medis, salah satu penyebabnya adalah rokok. Selain rokok adalah kurang olah raga, asupan makanan yang kurang serat dan faktor keturunan.

Rokok dan Serangan Jantung

Pengidap kolesterol, jika tidak ditangani sejak dini biasanya akan mengarah kepada darah tinggi, jantung dan stroke. Hal ini dikarenakan penumpukan LDL menyebabkan banyak gumpalan dan penyempitan pembuluh darah. Jika gumpalan ini menghalangi aliran darah ke jantung dan otak, maka stroke dan serangan jantung akan mengancam. Karenanya, mengecek kadar kolesterol dalam tubuh secara berkala menjadi penting dilakukan setiap orang, terlebih bagi para perokok.

Rokok dan Diabetes 

Berbagai penelitian medis menyebutkan bahwa nikotin memiliki efek bagi kinerja insulin. Hormon insulin dalam tubuh bertugas mengatur kadar gula darah. Jika hormon insulin kinerjanya terganggu maka gula darah tidak akan cepat didistribusikan dengan baik sehingga ada penumpukan gula darah. Kondisi inilah yang disebut diabetes.

Untuk itu, ajaklah suami melakukan cek kolesterol dan gula darah secara berkala. Jika ada kondisi yang kurang baik, ajaklah suami mengurangi rokok, berhenti sementara, atau syukur-syukur mau berhenti total. Hindari perdebatan yang tidak perlu. Bagi perokok fanatik, mereka akan menolak logika medis yang memang kebenarannya tidak selalu bulat 100 persen. 

Perokok fanatik biasanya memiliki keyakinin tersendiri. Tidak semua penyakit disebabkan oleh rokok. Dan rokok bukan satu-satunya penyebab kematian. Banyak perokok yang ternyata umurnya lebih panjang dari yang bukan perokok. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan dan sering dijadikan amunisi bagi perokok untuk menjaga eksistensinya. Karenanya, jangan ngambek jika suami anda termasuk ke dalam golongan ini. Hindari berdebat, perluas hati untuk bersabar.

Selain memonitoring kondisi kesehatannya, masih ada dua kerja keras lagi yang perlu anda lakukan. Yakni memberi asupan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur. Dua hal ini bisa mengimbangi gangguan kesehatan akibat rokok. Dan barangkali, dua hal tersebut juga yang menjadi alasan mengapa banyak orang-orang kuno dulu, kakek nenek kita, mereka tetap sehat dan berumur panjang, walaupun mereka perokok berat.

Imbangi dengan Makanan Sehat Kaya Serat

Makanan adalah sumber utama kesehatan kita. Namun di sisi lain makanan juga menjadi sumber penyakit. Apa yang kita makan setiap hari menjadi isyarat bagaimana kualitas kesehatan kita. Banyak orang yang tidak merokok, tidak pernah mengkonsumsi alholol, tapi kesehatannya tidak baik. Kolesterol, kanker, serangan jantung, diabetes, batu empedu, gangguan fungsi lambung, dan sebagainya menghinggapi banyak orang yang bukan perokok. Salah satu penyebabnya adalah pola makan dan minum. Konsumsi karbohidrat dan gula terlalu berlebihan, konsumsi makanan berminyak, minuman bersoda, makanan instan dan kimiawi, kurang serat (buah dan sayur) menjadi penyebab utamanya berbagai penyakit. 

Makanan berserat (fiber herbal) adalah salah satu makanan sehat yang sangat dianjurkan. Manusia membutuhkan makanan berserat setiap hari dalam jumlah yang cukup. Serat sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan organ vital (liver, jantung, empedu dan ginjal). Makanan berserat memiliki peran menstabilkan gula darah dan kolesterol. Juga menghalau berbagai gangguan pencernaan (lambung, usus, anus)

Karena itu perokok memiliki kebutuhan yang lebih tinggi daripada orang biasa. Sembari membantu suami berusaha mengurangi, atau memprogram berhenti merokok, pastikan kebutuhan tubuhnya akan serat terpenuhi. Makanan sehat tidak harus mahal. Bersyukurlah kita hidup di Indonesia, yang setiap saat bisa mendapatkan berbagai pilihan buah, sayur, umbi dan kacang-kacangan yang kaya serat dengan harga terjangkau. Sehat ga perlu mahal, Say. Cuma perlu sedikit berkeringat.

Satu lagi, pastikan juga suami anda minum air putih dengan cukup setiap harinya. Minimal 8 liter sehari. Air putih bisa memperlambat serangan rokok terhadap kesehatan.

Olahraga Teratur

Terakhir adalah olahraga. Setidaknya seorang perokok mestinya menyempatkan olahraga seminggu sekali. Disarankan untuk berolahraga yang santai, seperti jalan kaki, senam dan sebagainya. Jangan terlalu menforsir olahraga. Kecuali kalau memang sebelumnya sudah terbiasa berolahraga berat atau profesinya memang atlit. Namun bagi perokok memang lebih disarankan berolahraga ringan. Hal ini berkenaan dengan kondisi paru-paru dan jantung yang jelas berbeda vitalitasnya dibandingkan organ orang yang bukan perokok.

Yang penting bukan berat/ringannya berolahraga tapi istiqomahnya. Temani suami Anda untuk melakukannya. Toh, Anda juga butuh berolahraga. Lakukan bersama keluarga secara rutin. Sekalipun suami Anda sudah berhenti merokok, membiasakan olahraga bersama secara rutin adalah hal yang positif dan romantis.  

 

Rianabe

Penulis adalah blogger pemula dan peminat info kesehatan, kontibutor di www.fiberherbal.com/blog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun