Bukannya bermaksud mendiskriminasi, namun membatasi ruang gerak perokok di rumah adalah penting. Yang paling umum, bikinlah kesepakatan untuk tidak merokok di dalam rumah. Dengan pertimbangan kesehatan Anda dan anak-anak. Suami yang baik pasti mau mengerti. Kondisi ini juga akan mengurangi durasi merokok sang suami. Kesepakatan seperti ini perlu. Karena perokok yang sudah profesional, sering lupa tempat dan waktu. Mulut asem dikit, langsung aja dia mengeluarkan senjata rahasia.
Sebagaimana di tempat umum, perokok juga dibatasi. Di kendaraan umum, di ruangan ber-AC, di dalam forum resmi dan sebagainya. Rumah andapun sangat beralasan untuk dibebaskan dari asap rokok.
Bila perlu, tidak hanya tempat. Pilihlah momentum yang memungkinkan bagi suami untuk mengurangi intensitas merokok. Seperti saat makan di luar bersama keluarga, saat perjalanan jauh dan sebagainya. Bisa juga dengan mencari hari dimana dalam satu minggu, suami diajak puasa merokok. Misalnya dengan mengusulkan begini, “Pah, kita bikin hari bebas dalam seminggu Yuk. Papah bebas dari omelan Mamah, dan Mamah bebas dari bau rokoknya Papah. Bisa kita mulai tiap hari Jumat. Kalau setuju, Mamah tiap Jumat akan menservice semua kemauan Papah.”
Tampilkan Sikap yang Simpatik
Bersihkan selalu bekas rokok, asbak dan sebagainya setiap suami selesai merokok di halaman atau di teras belakang. Dan siapkan dengan rapi kembali. Ini akan membuktikan bahwa anda adalah aktivis anti-madat yang cinta damai. Kebanyakan, istri yang tidak suka suaminya merokok tidak sudi membersihkan asbak, membuang puntung rokok yang berceceran di halaman rumah. Apalagi dengan rela hati menyiapkan korek api yang setiap saat dibutuhkan oleh suaminya. Nah, dengan menampilkan kepedulian seperti ini, di saat-saat tertentu, mereka akan mudah untuk diajak bicara tentang hal-hal sensitif. Termasuk tentang bagaimana cara dan kemungkinan untuk berhenti merokok.
Sebenarnya, mayoritas perokok punya keinginan untuk berhenti. Namun mereka enggan untuk mengutarakan niatnya itu kepada orang lain, termasuk kepada istrinya sendiri. Kalaupun niatan itu ada, mereka akan malas mencari momentum kapan niatan itu akan dimulai. Parahnya, mereka sudah memiliki bayangan tidak akan sanggup menahan godaan untuk tidak merokok saat mereka mulai berhenti. Nah, pahamilah kondisi psikologis perokok seperti ini
Jika Anda berhasil membuat si Papah mengutarakan niat kecilnya untuk berhenti merokok, maka kemenangan sudah di depan mata. Tapi ingat, tahap selanjutnya tidak mudah. Temani dia untuk menemukan momentum kapan niatan itu dijalankan. Dan yang tak kalah penting, dampingi dia di bulan-bulan awal. Karena, niatan berhenti merokok itu mudah. Tapi mempertahankan diri dari godaan merokok itu susah sekali.
Beri Perhatian Ekstra Kepada Kesehatannya
Bagian ini sebenarnya yang paling penting. Perjuangan untuk mendrop-out rokok dari kehidupan suami anda adalah karena demi kesehatan. Ilmu kedokteran telah banyak memberikan peringatan akan bahaya merokok. Dibandingkan dengan yang bukan perokok, suami anda memilih resiko dan potensi yang lebih besar terserang berbagai penyakit mematikan. Diantaranya adalah seperti stroke, kolesterol, diabetes, jantung, penyempitan pembuluh darah dan kanker.
Rokok dan Kolesterol
Perokok memiliki resiko tinggi terhadap kolesterol. Sederhananya begini. Dalam tubuh kita terdapat dua jenis lemak. Yang satu bernama Lemak Baik (HDL: High Density Lipoprotein), dan satunya Lemak Jahat (LDL : Low Density Lipoprotein). HDL menjaga kadar LDL agar tidak berlebihan di dalam darah. Nah HDL ini jumlahnya dalam tubuh harus cukup. Kalau tidak, maka LDL akan meningkat sehingga timbul penumpukan kolesterol. Ada banyak sebab penurunan HDL dalam tubuh. Menurut penelitian medis, salah satu penyebabnya adalah rokok. Selain rokok adalah kurang olah raga, asupan makanan yang kurang serat dan faktor keturunan.
Rokok dan Serangan Jantung
Pengidap kolesterol, jika tidak ditangani sejak dini biasanya akan mengarah kepada darah tinggi, jantung dan stroke. Hal ini dikarenakan penumpukan LDL menyebabkan banyak gumpalan dan penyempitan pembuluh darah. Jika gumpalan ini menghalangi aliran darah ke jantung dan otak, maka stroke dan serangan jantung akan mengancam. Karenanya, mengecek kadar kolesterol dalam tubuh secara berkala menjadi penting dilakukan setiap orang, terlebih bagi para perokok.
Rokok dan Diabetes
Berbagai penelitian medis menyebutkan bahwa nikotin memiliki efek bagi kinerja insulin. Hormon insulin dalam tubuh bertugas mengatur kadar gula darah. Jika hormon insulin kinerjanya terganggu maka gula darah tidak akan cepat didistribusikan dengan baik sehingga ada penumpukan gula darah. Kondisi inilah yang disebut diabetes.
Untuk itu, ajaklah suami melakukan cek kolesterol dan gula darah secara berkala. Jika ada kondisi yang kurang baik, ajaklah suami mengurangi rokok, berhenti sementara, atau syukur-syukur mau berhenti total. Hindari perdebatan yang tidak perlu. Bagi perokok fanatik, mereka akan menolak logika medis yang memang kebenarannya tidak selalu bulat 100 persen.