Merendah adalah salah satu perbuatan mulia. Pengamalannya yaitu memuliakan seorang yang lebih mulia darinya, juga menampakkan lebih rendah dari orang yang mengagungkannya. Dan adapun yang merendahkan kemampuan dirinya, yang sejatinya ia berkemampuan, demi memberikan kesempatan orang lain untuk maju.
Dalam Al-Qur'an disebutkan:
Sementara dalam Al-Kitab disebutkan:
Dari dua referensi kitab suci tersebut dapat diambil pengetahuan:
- Ciri Hamba Allah Yang Maha Penyayang berperilaku merendah dengan memuliakan seorang yang lebih mulia darinya, dan selalu mengucapkan perkataan yang mengandung keselamatan.
- Menjadi rumus mutlak siapa yang meninggikan dirinya, maka ia akan direndahkan, begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh:
- Seorang mendeklarasikan diri sebagai seorang yang ahli, maka orang-orang yang menyaksikannya condong ingin mengetahui kebenaran apakah dirinya seorang yang ahli atau bukan. Apabila ia sejatinya tidak sesuai dengan apa yang dideklarasikannya, maka deklarasi itu ibarat tipuan yang mengakibatkan dirinya direndahkan oleh orang-orang yang merasa dibohongi. Sementara apabila ia memang seorang yang ahli (memang sebuah kebenaran), keahliannya akan terus diuji dan dikejar oleh manusia lainnya (menjadi beban tanggung jawab).
- Sebaliknya apabila seorang merendah namun ia sebenarnya seorang yang ahli, orang-orang yang merasakan manfaat dari keahliannya kelak meninggikan derajatnya baik melalui pujian dan apresiasi agar orang lain mengetahui manfaat sebenarnya akan diri yang merendah tersebut. Sementara jika memang dia merendah karena memang benar-benar bukan seorang yang ahli, maka ia terbebas dari segala tuntutan.
- Pengaplikasian merendah dalam keseharian:
- Lebih awal menyapa dengan mengucapkan salam kepada seorang yang dituju.
- Tidak pamer kemampuan/keahlian jika memang tidak ada urgensinya.
- Berteman dengan siapapun.
- Tidak memulai untuk merendahkan orang lain.
Sebagai wasana kata
Sungguh beruntung orang-orang yang merendah dengan niat mulia karena ingin meluhurkan sesamanya, perilaku demikian merefleksikan dirinya adalah seorang yang luhur dimata siapapun yang menyaksikan. Dan orang-orang yang merendahkan kemampuan dirinya, terbebas dari segala tuntutan yang menyaksikan, kecuali jika ada yang menyaksikan bahwa sebenar-benarnya ia adalah seorang yang mampu, ia kelak akan ditinggikan oleh sesama yang mengetahui akan kebenaran dirinya yang sebenarnya mampu.
Semakin berisi pengetahuan seseorang, maka ia akan semakin merunduk seperti padi yang berisi.
Dengan demikian, respon kita kepada sesama yang digambarkan oleh kata-kata yang dilisankan dan tertulis merefleksikan pribadi diri kita sendiri.
Cimahi, 25 Juli 2023.