Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keselamatan bagi Seorang yang Merendah

25 Juli 2023   06:45 Diperbarui: 25 Juli 2023   06:59 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merendah (Pixabay.com, Kreasi: DIYmaster)

Merendah adalah salah satu perbuatan mulia. Pengamalannya yaitu memuliakan seorang yang lebih mulia darinya, juga menampakkan lebih rendah dari orang yang mengagungkannya. Dan adapun yang merendahkan kemampuan dirinya, yang sejatinya ia berkemampuan, demi memberikan kesempatan orang lain untuk maju. 

Dalam Al-Qur'an disebutkan:

Tafsirq.com (Al-Furqan)
Tafsirq.com (Al-Furqan)

Sementara dalam Al-Kitab disebutkan:

kitabsuci.mobi (Lukas)
kitabsuci.mobi (Lukas)

Dari dua referensi kitab suci tersebut dapat diambil pengetahuan:

  • Ciri Hamba Allah Yang Maha Penyayang berperilaku merendah dengan memuliakan seorang yang lebih mulia darinya, dan selalu mengucapkan perkataan yang mengandung keselamatan.
  • Menjadi rumus mutlak siapa yang meninggikan dirinya, maka ia akan direndahkan, begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh:
    • Seorang mendeklarasikan diri sebagai seorang yang ahli, maka orang-orang yang menyaksikannya condong ingin mengetahui kebenaran apakah dirinya seorang yang ahli atau bukan. Apabila ia sejatinya tidak sesuai dengan apa yang dideklarasikannya, maka deklarasi itu ibarat tipuan yang mengakibatkan dirinya direndahkan oleh orang-orang yang merasa dibohongi. Sementara apabila ia memang seorang yang ahli (memang sebuah kebenaran), keahliannya akan terus diuji dan dikejar oleh manusia lainnya (menjadi beban tanggung jawab).
    • Sebaliknya apabila seorang merendah namun ia sebenarnya seorang yang ahli, orang-orang yang merasakan manfaat dari keahliannya kelak meninggikan derajatnya baik melalui pujian dan apresiasi agar orang lain mengetahui manfaat sebenarnya akan diri yang merendah tersebut. Sementara jika memang dia merendah karena memang benar-benar bukan seorang yang ahli, maka ia terbebas dari segala tuntutan.
  • Pengaplikasian merendah dalam keseharian:
    • Lebih awal menyapa dengan mengucapkan salam kepada seorang yang dituju.
    • Tidak pamer kemampuan/keahlian jika memang tidak ada urgensinya.
    • Berteman dengan siapapun.
    • Tidak memulai untuk merendahkan orang lain.

Sebagai wasana kata

Sungguh beruntung orang-orang yang merendah dengan niat mulia karena ingin meluhurkan sesamanya, perilaku demikian merefleksikan dirinya adalah seorang yang luhur dimata siapapun yang menyaksikan. Dan orang-orang yang merendahkan kemampuan dirinya, terbebas dari segala tuntutan yang menyaksikan, kecuali jika ada yang menyaksikan bahwa sebenar-benarnya ia adalah seorang yang mampu, ia kelak akan ditinggikan oleh sesama yang mengetahui akan kebenaran dirinya yang sebenarnya mampu. 

Semakin berisi pengetahuan seseorang, maka ia akan semakin merunduk seperti padi yang berisi.

Dengan demikian, respon kita kepada sesama yang digambarkan oleh kata-kata yang dilisankan dan tertulis merefleksikan pribadi diri kita sendiri.

Cimahi, 25 Juli 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan warganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun