Izinkan saya memaparkan cara meretas nasib melalui pendekatan kitab suci, yakni Veda dan Al-Qur'an.
Meretas Nasib dengan pendekatan pengetahuan Veda
Dalam Veda, terdapat pengetahuan tentang hukum kasualitas yang disebut Karmaphala. Bahwa setiap perbuatan menghasilkan hasil. Perbuatan baik menghasilkan nasib mujur, sementara perbuatan buruk menghasilkan nasib malang, ini disebabkan perbuatan baik dicintai para dewa/malaikat sehingga dewa/malaikat menaungi pikiran seorang agar terjaga dalam sifat-sifat kebaikan. Sementara perbuatan buruk disukai oleh Iblis dan Setan yang terus mengikat seorang dalam kubangan dosa, karena seorang dalam pengaruh bisikan iblis dan setan terutama di zaman Kaliyuga saat ini.
Dalam Veda dijelaskan bahwa dalam karma, perbuatan dibagi menjadi tiga jenis:
- Perbuatan melalui pikiran
- Perbuatan melalui perkataan
- Perbuatan melalui tingkah laku
Dalam Bhagavad Gita Sloka 2.47 dijelaskan:
Penjelasan:
Tugas-tugas kewajiban manusia yang telah ditetapkan oleh Kitab Suci, terdiri dari tiga bagian, yaitu:
- Pekerjaan biasa.
- Pekerjaan darurat.
- Pekerjaan didasari oleh keinginan duniawi.
Pekerjaan biasa dan pekerjaan darurat yang dilakukan sebagai kewajiban berdasarkan peraturan Kitab Suci tanpa keinginan sang diri untuk menikmati hasil adalah perbuatan dalam sifat kebaikan.
Contoh: seorang prajurit melaksanakan tugasnya sebagai alat negara untuk melindungi rakyat dari invasi bangsa lain. Maka ia melaksanakan pekerjaan atas dasar apa yang menjadi kebaikannya, bukan berdasarkan keinginan pribadi semata, jika ia gugur dalam tugas maka kehidupan setelah kematian bersifat kebaikan (memperoleh kebaikan di akhirat), dan apabila ia berhasil dalam tugasnya maka ia memperoleh kebaikan pula di alam dunia.
Pekerjaan berasal dari keinginan duniawi membawa hasil yang menyebabkan ikatan. Oleh karena itu, pekerjaan jenis demikian itu tidaklah menguntungkan. Karena semakin mengikat seorang dengan kesibukan dunia yang fana.