Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menempuh Jalan Bhakti

4 April 2023   09:15 Diperbarui: 4 April 2023   11:07 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"... Mahamantra Hare Krsna, memahami Bhagavad Gita dan tirakat lacto-vegetarian merupakan jalan bhakti agar Roh Kudus (Malaikat) selalu menjaga pikiran kita tetap eling dan ternetralisir dari reaksi ikatan Karma."

Saya sudah menjalani Jalan Bhakti dari akhir tahun 2019 hingga sekarang dengan senantiasa berjapa Mahamantra Hare Krsna (berbunyi Hare Krsna, Hare Krsna, Krsna Krsna, Hare Hare, Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare) seperti yang dijelaskan quotes diatas guna menetralisir pengaruh ikatan karma yang menggiling manusia dalam penderitaan dan kesengsaraan yang disebabkan reaksi dosa.

Menjadi seorang Lacto-Vegetarian sendiri, sudah diatur ketentuannya dalam Bhagavad Gita.

"Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah atau air dengan cinta bhakti, Aku akan menerimanya." Sabda Sri Krsna kepada Arjuna dalam Bhagavad Gita Sloka 9.26.

Jadi... dengan menjadi seorang pemakan daging-dagingan hewani, sejatinya mengurangi efektivitas dari manfaat jalan bhakti itu sendiri, karena bertentangan dengan apa yang diajarkan Sri Krsna kepada Arjuna perihal aturan untuk melaksanakan jalan bhakti.

Perbuatan dosa sejatinya dimulai dari kualitas pikiran kita. Dengan tekun berjapa Mahamantra, dan memusatkan pikiran kita kepada gambaran lila (permainan rohani) sang Malaikat Agung (Dewa Tertinggi) Sri Krsna (yaitu memusatkan pikiran mengingat kisah hidup Sri Krsna di muka bumi 5000 tahun silam), serta menjaga pola makan Lacto-Vegetarian niscaya Sri Krsna puas dengan bhakti kita. Hal ini ditandai pikiran kita jernih dari pengaruh rusak yang ditimbulkan dari bisikan setan dan iblis yang masuk ke dalam pikiran kita (akibat reaksi dosa).

Perbuatan dosa dapat mengundang iblis dan setan untuk tertarik masuk pikiran kita, lalu membisikan pikiran jahat yang menyebabkan kita bernasib malang pada akhirnya, karena semakin terikat dengan kehidupan materialistik yang korup dan kehidupan gelimang nikmat yang diharamkan agama.

Jalan Bhakti adalah solusi untuk kita yang tidak luput dari dosa agar bernasib mujur karena Para Malaikat hadir menaungi pikiran kita, selama konsisten berjapa Mahamantra (jika dalam Islam di sebut berzikir), memahami Sri Krsna melalui Bhagavad Gita (seperti yang diterangkan dalam Bab 12 Pengabdian Suci Bhakti) dan melakoni Lacto-Vegetarian.

Mungkin sahabat heran ketika melihat tulisan saya sebelumnya, saya dapat mengungkap sebagian rahasia mekanisme semesta seperti yang tertulis pada artikel pilihan Kompasiana berikut:

Jika seorang yang tekun dalam jalan Bhakti dengan konsisten, niscaya mampu bertanya kepada otoritas tertinggi Para Malaikat melalui meditasi pikiran perihal:

  • Tuhan dan Maha-PotensiNya
  • Atma/Roh individu
  • Alam semesta, sifat dan hukumnya
  • Karma, Hukum sebab dan akibat
  • Kala/Waktu yang kekal dan hanya Tuhan yang mampu menghentikannya (kiamat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun