Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jenis Makhluk Berdasarkan Sifat Alam dan Tragedi Sortir Kemanusiaan di Akhir Zaman

2 Maret 2023   07:15 Diperbarui: 2 Maret 2023   07:13 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sloka 14:11 Bhagavad Gita (dokpri)

Hai sahabat pembaca!

Manusia pada zaman ini diciptakan dengan potensi paling sempurna dari seluruh makhluk, benarkah demikian?

Berdasarkan Bhagavad Gita, Bab 14: Tiga Sifat Alam Material, menjelaskan secara rinci akan pengetahuan ini. Namun ada kualifikasi yang ditempuh agar sahabat dapat memahami tulisan ini seperti yang dijelaskan sloka Bhagavad Gita berikut:

Sloka 14:11 Bhagavad Gita (dokpri)
Sloka 14:11 Bhagavad Gita (dokpri)

Oke jika sahabat berkualifikasi dengan dipenuhi sifat kebaikan sepanjang hidup, mari kita lanjutkeun membaca tulisan ini ya! Hehe.

Makhluk Berdasarkan Sifat Alam

3 Sifat Alam yang membentuk badan makhluk humanoid, diantaranya:

1. Sattvam (Kebaikan) membentuk badan Malaikat atau Dewa dan Resi Agung, yang menjadi tangan-tangan Tuhan untuk memelihara alam semesta.

2. Rajas (Nafsu) membentuk badan Jin, ada dua jenis Jin berdasarkan gradiasinya. Jika pada gradiasi positif, maka bukan nafsu yang dominan melainkan keinginan luhur yang mendominasi, biasanya jenis Jin ini menjadi pendamping Manusia dengan sifat kebaikan dan kesalehan yang mantap, sering disebut khodam. Namun jika dalam gradiasi negatif, maka Jin jenis ini adalah Iblis yang kejam, jahat, sadis, penyiksa dan brutal, sering merasuki manusia dan membuatnya dipenuhi sifat angkara murka.

3. Tamas (Abai/kegelapan) membentuk badan hantu gentayangan atau lebih dikenal setan yang buruk rupanya, selalu menggoda manusia agar hidup dalam kesesatan, semakin terikat dengan pelbagai permasalahan hidup yang melekat pada materi, dan berujung pada keputusasaan.

4. Manusia zaman sekarang (menuju Premayuga atau zaman cinta) dengan potensi Kebaikan, Keinginan Luhur (untuk menyelamatkan, melindungi, membahagiakan dan mensejahterakan), dan akal yang mencerahkan.

Apakah kita dapat mengkritisi pembagian sifat makhluk dan potensinya seperti diatas? Benarkah Malaikat, Iblis, Hantu, dan Manusia bersifat demikian? Adakah referensi pendukung juga pengalaman spiritual atau mistik manusia yang mampu menerangkan hal demikian? Dengan demikian, hanya orang-orang tertentu yang memperdalam referensi religius serta mengalami pelbagai peristiwa mistis atau spiritual yang dapat mengetahui realitas dari pandangan ini.

Pembagian Zaman Berdasar Sifat Alam

Berdasarkan sifat alam, wajah dunia menjadi berubah berikut pengaruh sifat alam terhadap dunia:

Saat Zaman Emas, manusia hidup dalam sifat kebaikan yang paripurna, artinya tidak ada jenis kerajaan yang mengatur kehidupan.

Saat Zaman Perak, sifat nafsu muncul, maka bermunculanlah manusia yang haus akan kekuasaan sehingga terbentuk pelbagai kerajaan di muka bumi. Sifat nafsu dalam gradiasi positif, melahirkan manusia dengan keinginan luhur untuk membentuk kerajaan yang menyelamatkan, melindungi, membahagiakan dan mensejahterakan kehidupan seluruh makhluk.

Saat Zaman Perunggu, sifat abai muncul, maka bermunculanlah penguasa yang berhasrat materialistik, tipu menipu mulai terjadi, namun adakala sifat kritis dari penguasa muncul, begitu pula pada rakyat yang ia pimpin.

Saat Zaman Besi (sekarang)sifat abai makin melekat (50% dari rasio 3 sifat alam), sifat nafsu (25%) dan sifat kebaikan (25%). Artinya kita hidup di zaman yang dipenuhi negara yang beragam, lahir penguasa yang berhasrat menguasai dunia juga dipenuhi sifat materialistik. Sehingga kehidupan hanya bisa dijalani dengan sejahtera bagi yang memiliki materi yang terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Banyak yang berlomba-lomba menjadi orang berkuasa lagi orang kaya harta di zaman saat ini.

Apakah benar demikian adanya sifat zaman-zaman diatas? Apakah Referensi Veda dapat menjabarkannya secara rinci? Apakah Kitab suci umat beragama lainnya memiliki referensi yang selaras dengan kajian diatas? Maka kita dapat menemukan jawabannya jika kita menelusuri lebih lanjut referensi religius dan catatan sejarah manusia yang mendukung.

Lantas bagaimana dengan zaman selanjutnya sahabat?

Masa depan umat manusia

Saat Zaman Cinta (menuju), sifat kebaikan yang menjelma menjadi kesalehan diimbangi oleh keinginan luhur dan akal yang mencerahkan pikiran seluruh yang hidup. Zaman yang dipenuhi kesadaran yang mantap, pengetahuan yang kekal, dan kebahagiaan.

Saat menuju zaman ini, terjadi pelbagai sortir manusia yang tidak sesuai dengan sifat Zaman Cinta itu sendiri, maka muncullah Ad-Dajjal dan Ya'juj Ma'juj yang mengambil peran sortir ini. Ad-Dajjal mengumpulkan orang-orang yang dominasi sifat abainya melekat, sehingga Ad-Dajjal dibantu oleh pasukan setan untuk merasuki manusia yang penuh sifat materialistik. Lalu Isa as. yang turun kedua kalinya memberantas Ad-Dajjal dan para pengikutnya. Kemudian saat roboh benteng Dzulqarnain seperti yang dikisahkan Al-Qur'an surah Anbiya ayat 96-97.

Al-Qur'an (dokpri)
Al-Qur'an (dokpri)

Isa as. dan para sahabatnya dianugerahi Allah kekuatan untuk menyelamatkan orang-orang beriman dan penuh kesalehan dari kengerian bangsa Ya'juj dan Ma'juj (didominasi sifat nafsu seperti iblis) Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Bani Adam dari Yafits putra Nuh as. yang berpaling dari perintah ayahnya Nuh as. sehingga Allah menjadikan anak keturunannya yang kelak terkurung di Benteng Dzulqarnain, hingga tiba waktunya membinasakan orang-orang yang dibalut sifat kemunafikan dan keraguan atas keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa beserta ajaran-Nya.

Setelah kemenangan Isa as. dan sahabatnya raih atas izin Allah. Maka Zaman cinta pun dimulai saat setelah wafatnya Isa as. karena fokus pikiran manusia adalah kepada Isa as. yang berjuang sepenuh jiwa raga mendedikasikan hidupnya untuk kemanusiaan dan harmoni alam dunia. Saat itulah dunia diwarnai sifat-sifat yang dijelaskan zaman cinta seperti diatas.

Apakah Al-Qur'an dan Hadits sahih yang membahas hal ini dapat mengkonfirmasi pandangan diatas? Maka orang-orang yang memperdalam kajian akhir zaman dapat mengetahui kebenaran ini secara rinci dan dapat dipertangungjawabkan.

Setelah zaman cinta berakhir, kembali ke zaman besi.

Urutannya: Zaman Emas -> Zaman Perak -> Zaman Perunggu -> Zaman Besi -> (Zaman Cinta atas Izin Tuhan) -> Zaman Besi -> Zaman Emas -> dst.

Sebagai Wasana Kata

Apakah kita termasuk manusia yang berkualifikasi untuk memasuki Zaman Cinta? Dan kelak dapat menjadi sahabat dari Nabi Isa as. yang turun kedua kalinya?

Jawaban ada pada nurani masing-masing.

Cimahi, 2 Maret 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun