Hai sahabat pembaca!
Untuk memahami dan Menggali Ilmu dari Kitab Suci Al-Quran (Islam) dan Veda (Hindu) diperlukan kejernihan hati.
Kejernihan hati dapat diperoleh dari akumulasi karma baik yang totalitas (bisa dari kelahiran sebelumnya saat penjelmaan kita saat ini, dan hingga saat ini terjaga dalam sifat kebaikan dan keshalehan) sehingga Malaikat Allah yang menguasai pengetahuan Al-Quran dan Dewa yang menguasai pengetahuan Veda (Sri Vishnu/Sri Krsna) tertarik untuk membimbing kita di alam pikiran kita, dengan menerangkan ilmu-ilmu yang terdapat pada dua kitab suci tersebut.
Sejatinya Hindu dan Islam adalah satu saudara yang tidak dapat terpisahkan.
Ajaran Hindu diajarkan oleh Sri Krsna Raja Para Dewa yang paling utama 5000 tahun silam saat epic Mahabharata yang dicatat sabda Sri Krsna dan ajaran Resi sebelumnya dibukukan menjadi Veda oleh Resi Vyasa, bahkan jauh dalam peradaban manusia jutaan tahun silam Bhagavad Gita yang disabdakan oleh Sri Krsna saat menjelang Perang Bharatayudha, pernah disabdakan persis kepada Dinasti Surya yakni Dewa Matahari Vivasvan oleh Sri Krsna di kelahiran sebelumnya, bagi yang paham akan Misi Tuhan menjelma di muka bumi untuk menegakan dharma di setiap perputaran zaman pasti konek dan ngeh dengan penjelasan ini.
Ajaran Islam dikenal sejak Manusia keturunan Adam di zaman Kaliyuga (kegelapan) saat ini. Ajaran Islam menitik beratkan penyembahan kepada Rajanya Manusia yakni Allah S.W.T yang dijelaskan dalam surah An Nas yang berbunyi Malikinnas.
Dari semenjak zaman Dwaparayuga menjelang akhir yakni puncaknya Mahabharata, Persatuan dan Persahabatan antara Manusia dan Malaikat/Dewa merupakan kesatuan yang utuh dalam penegakan Dharma di muka bumi dari merajalelanya Adharma.
Arjuna yang merupakan inkarnasi dari Nara, dimana Nara merupakan perwujudan manusia yang paling purba dan utama pertama dari seluruh manusia sejagad semesta khususnya Planet Bumi, dan begitu pula Krsna yang sebelumnya menjadi inkarnasi Narayana.
Yang mana Narayana adalah Perwujudan Sri Vishnu berlengan empat yang menduduki tahta tertinggi para dewa di alam Vaikhuntha-Loka (Alam Ruhani tanpa rasa cemas). Bagi yang pernah membaca kisah Nara-Narayana, pasti mengetahui bahwa beliau berdua adalah sepasang saudara kembar perwujudan manusia purba dan dewa/malaikat tertinggi yang menjelma di muka bumi untuk menyelamatkan kehidupan orang-orang shaleh dari cengkraman kejahatan makhluk.
Dari semenjak dahulu Raja Manusia selalu memberikan perlindungan kepada Brahmana dari kalangan Penyembah Sri Vishnu (Vaisnava), seperti yang terkisah Raja Parikesit (Cucu Arjuna) yang memimpin Hastinapura. Namun sayang, karena fitnah yang dilancarkan oleh penjelmaan Iblis Kali melalui sebuah bangkai ular, membuat tragedi yang memprihatinkan kepada Parikesit sekaligus para Brahmana Vaisnava yang diberikan perlindungan oleh Parikesit. Yang kemudian menjadi awal mulanya Zaman Kaliyuga (kegelapan) yang dipenuhi pertengkaran.
Setelah kita menyimak kisah Veda akan sejarah persatuan dan persaudaraan Penyembah Raja Manusia dan Penyembah Raja Para Dewa. Maka kita mengetahui alasan terbesar, mengapa Islam hadir dan Hindu hadir mewarnai kehidupan bumi Nusantara. Karena semenjak Kerajaan Mataram dengan corak Islam, sang Raja mesti menguasai pemahaman ajaran Islam maupun Hindu, agar Kerajaan tidak mengalami kekacauan.
Jika kita ingin memperdalam keluasan ilmu tentang Humaniora dan gambaran Surga Allah yang kekal, maka Al-Quran adalah gudang ilmunya. Kita bisa mengenal potensi yang dimiliki manusia dari hikmah dibalik ayat-ayat suci Al-Quran yang begitu tegas dalam penegakan Hukum Allah.
Sementara jika kita ingin memperdalam keluasan ilmu tentang Spiritual yang mencakup 5 aspek yaitu:
- Potensi Ruh/Jiwa/Atma.
- Kemahakuasaan Tuhan.
- Alam Semesta dan seisinya.
- Kala/Waktu dan Perputaran Siklus Zaman di Muka Bumi.
- Karma dan Purnabhava/Reinkarnasi.
Maka kita bisa mempelajarinya melalui pengetahuan dalam Kitab Suci Veda, terutama Bhagavad Gita dan Srimad Bhagavatam.
Negeri dan Bumi Nusantara adalah tempat ideal bagi Umat Islam dan Hindu untuk saling memperkuat dalam ikatan bathin persaudaraan dan kekeluargaan. Tengoklah kisah Almarhum Gus Dur. Dan tengoklah kisah Tokoh besar dunia Ir. Soekarno dan Gandhi yang sama-sama mempelajari Bhagavad Gita, ketika dilema dalam pengambilan keputusan besar untuk negeri yang beliau cintai.
Tidak ada alasan bagi kita saudara yang sudah ditakdirkan bersama melalui kisah Arjuna dan Sri Krsna, juga Nara dan Narayana, bahkan kisah persahabatan Dewa Indra (Raja Surga Alam Material) dan Dewa Vishnu, untuk kita memisahkan diri dalam persatuan dan persaudaraan ini. Kita di Bumi Nusantara ditakdirkan untuk bersama.
Semoga damai terjaga selamanya antara Hamba Allah dan Masyarakat Dewata. Aamiin YRA.
Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 11 Januari 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H