Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Keinginan Hanya Boleh Dimiliki Orang Shaleh Sahaja?

7 Januari 2023   16:20 Diperbarui: 7 Januari 2023   16:28 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keshalehan Manusia (rahmatanlilalamin.or.id)

Hai Sahabat Pembaca!

Mungkin sahabat pernah membaca sebuah pepatah religius-spiritual.

Keinginan Hanya Boleh Dimiliki Orang Shaleh Sahaja.

Lho kok begitu?

Jadi Orang-orang yang tidak shaleh tidak boleh punya keinginan kah?

Sejatinya keinginan itu lahir dari pemikiran, dan pemikiran lahir dari amalan.

Rumus tepat yang saya temukan dari pelbagai kitab suci beragama.

Amalan Kebaikan melahirkan Pemikiran yang Mulia, Pemikiran yang Mulia melahirkan Keinginan Luhur, Keinginan Luhur melahirkan Kecerdasan.

Sementara antitesanya.

Amalan Buruk melahirkan Pemikiran yang Buruk, Pemikiran yang Buruk melahirkan Keinginan Hawa Nafsu, Keinginan Hawa Nafsu melahirkan Kebodohan dan Kegelapan Hidup.

Nah sekarang sudah jelas ya sahabat!

Dengan berlomba-lomba dalam sifat kebaikan, yang merupakan kualifikasi demi mencapai kesalehan mesti ditempuh manusia agar setiap keinginan badan dan ruhaninya bersifat suci dan murni dari kekotoran hawa nafsu, melainkan keinginan yang lahir dari semangat jiwa yang sarat keselamatan.

Jika orang-orang yang tidak shaleh selalu berkeinginan dalam hidupnya, maka ia terjerat dengan angan-angan dan khayalan yang berupaya memuaskan hasrat badannya namun dengan cara-cara yang tidak disukai Tuhan dan Malaikat-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun