Hai Sahabat Pembaca!
Setiap orang memiliki kisah hidup yang unik, dan tentunya memiliki ciri khas.
Namun tahukah kamu sahabat?
Kualitas kisah hidup kita dapat menentukan derajat kualitas Alam Kehidupan setelah kita meninggalkan alam dunia ini.
Wow.
Tentunya bagi Hamba Allah, tujuan akhir setelah hidup adalah Surga Allah yang kekal nan penuh kenikmatan.
Tapi untuk memasukinya. Kelak kisah hidup kita akan diputar ulang dan disaksikan seluruh makhluk yang dibangkitkan oleh Allah Azza Wa Jalla pada hari itu.
Mereka semua akan menilai kisah hidup kita, apakah kita layak memasuki Surga Allah yang kekal nan penuh kenikmatan atau tidak?
Orang yang paling beruntung adalah dengan kisah hidup penuh keshalehan semasa perjalanannya mengarungi alam dunia.
Apa itu shaleh?
Shaleh adalah sikap taat dan bersungguh-sungguh menjalankan peribadatan.
Begitu pula Sungguh beruntung bagi orang-orang yang berusaha menutup aib saudaranya. Karena pada hari itu, aib hidupnya saat di dunia tidak ditampilkan pada kisah hidupnya yang disaksikan. Namun celakalah bagi yang senang mengumbar aib sesamanya, karena Allah mengizinkan aib seorang tersebut disaksikan seluruh makhluk.
Dengan teknologi apakah Allah dapat mengetahui kisah hidup kita?
Yakni melalui memori yang tersimpan dalam pikiran manusia.
Manusia tidak bisa menyanggah perbuatannya sendiri, karena memori pikirannya-lah yang menjadi saksi atas perbuatannya. Tak ada satupun tempat persembunyian yang tidak bisa disaksikan oleh memori pikiran kita, dan Allah sungguh Maha Mengetahui atas apa yang manusia sembunyikan dalam pikirannya.
Jadi.
Masih senang sembunyi-sembunyi berbuat kemungkaran tanpa sepengetahuan kebanyakan orang? Padahal memori pikiran kita merekam semua perbuatan kita saat itu?
Jawaban ada dalam nurani masing-masing.
Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 5 Januari 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H