Sementara jika tulisan itu keliru, maka ia telah menuduh sang korban tidak sesuai fakta, akibatnya kepercayaan publik padanya lenyap dan membuat dirinya dicap sebagai pendusta yang keji, semakin menterenglah nasib sang korban perbuatan dengki karena kebaikannya makin bersinar.
Dengki bisa dihindari dengan selalu memunajatkan syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan berterima kasih kepada derma seluruh makhluk yang memberikan rezeki-Nya kepada kita. Otomatis sifat dengki yang hendak menguasai hati, terkikis oleh ucap syukur terima kasih kita.
Lantas bagaimana sikap kita, jika mendapati diri mendapatkan perilaku tajassus dari orang yang dengki kepada kita?
Yakni bersikap baiklah kepada "mereka" yang menunjukan identitas mereka saat mendengki dengan bertajassus karena itu membuat mereka "tersiksa". Kecuali bagi mereka yang tidak pantas mendapatkan perlakuan baik disebabkan mereka menyembunyikan identitas diri mereka saat melakukan tajassus sarat dengki kepada diri kita, mereka pantas untuk kita balas dengan ketegasan moralitas untuk menyudutkan kejahatan mereka perbuat terhadap diri kita.
Makdarit (maka dari itu) mari kita sama-sama hindari sifat dengki dengan sikap syukur, tentunya agar tidak menghancurkan diri kita sendiri di tahun 2023 yang jelas penuh tantangan ini, juga untuk tahun-tahun selanjutnya.
Salam Mantap!
Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 1 Januari 2023.
Aa Rian untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H