Hai sahabat Pembaca!
Setujukah jika Pemimpin Suatu Negeri adalah Cerminan Rakyatnya?
Hmmm...
Dalam diri pemimpin pasti tak lepas dari sifat baik dan buruk yang melekat dalam karakter dirinya. Dan kedua sifat bertolak belakang itu saling memerangi sang diri pemimpin dalam alam pikirannya.
Hal itu bisa dilihat dari rasio dan statistika kepuasan rakyat terhadap suatu pemimpin yang ditampilkan survey yang kredibel berdasar fakta dan data terjamin keakuratannya di mata publik.
Dari sajian rasio dan statistika yang akurat tersebut, kita mampu melihat kualitas pikiran sang pemimpin untuk memimpin dan menggerakan Rakyatnya. Dimana kita bisa melihat sang pemimpin berjuang menaklukan apa yang ada dalam dirinya yakni berapa besarkah kuantitas sifat ego palsu yang kelak menjerumuskan sang pemimpin pada lembah keputusasaan untuk dirinya dan rakyatnya. Dan berapa besarkah kuantitas pemikiran bijaksana yang kelak mengantarkan diri Sang Pemimpin dan Rakyat yang dipimpinnya pada cita-cita dan harapan yang paling diharapkannya.
Kepuasan dan ketidakpuasan hal yang lumrah dalam memimpin suatu negeri. Namun yang perlu kita ketahui adalah apakah legacy (warisan) dari sang pemimpin untuk penerus pemimpin berikutnya? Inilah prestasi utama yang disiapkan sang pemimpin saat ini untuk memberikan tongkat estafet kepemimpinan bagi penerus kepemimpinannya.
Segala derma pemikiran dan pelayanan sang pemimpin pasti dirasakan kebermanfaatannya oleh Sang Pemimpin dimasa mendatang, dan setiap Pemimpin memiliki tantangan tersendiri yang wajib untuk ditaklukan demi keselamatan rakyat yang dicintainya.
Nah dengan mengetahui hal diatas, kita tentu bisa mengetahui apa saja yang menjadi tantangan terbesar sang pemimpin guna menaklukan ego palsunya yang ada dalam pikirannya guna terhindar dari blunder fatal yang membayangi dan menghantui dirinya.
Karena kita sendiri sudah tidak aneh kalau mendapati berita pemimpin suatu lembaga melakukan tindak pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang tujuannya demi kepentingan dirinya dan golongannya, eh ternyata malah membuat dirinya terjebak dengan perbuatannya sendiri, hingga kehilangan kepercayaan dari publik sekaligus harus mendekam di balik jeruji besi.
Hal inilah yang perlu kita luruskan dalam pemikiran kita. Sebagai rakyat tentu wajib menanamkan sugesti positif untuk para pemimpin kita baik pemimpin lembaga hingga pemimpin negeri jika para pemimpin kita semua pasti berjuang untuk diri kita sebaik mungkin dengan niat luhur dan penuh kesungguhan untuk memakmurkan seluruh rakyat dan mampu memerintah dengan seadil-adilnya.
Kalau kita masih pesimis dan sering mencari-cari kejelekan pemimpin kita, kasihanlah negeri ini. Apa kita mau negeri ini terus dibayangi dengan kejelekan-kejelekan karena sugesti negatif yang kita tanamkan kepada para pemimpin negeri ini?
Karena sugesti kolektif atau pengaruh dari pandangan kita semua sebagai rakyat kepada para pemimpin, sangat berdampak pada kesadaran sang pemimpin untuk memimpin negeri ini.
Maka mari kita apresiasi prestasi para pemimpin negeri ini, dan jikapun ada kekeliruan dalam sebuah kebijakan, sampaikan kritik yang membangun dengan menunjukan jati diri secara gentlemen. Bukan dengan cara anarkis dan sarat kekerasan juga pengrusakan saat penyampaian pendapat, karena negeri kita dikenal mancanegara sebagai negeri yang santun dan berkeadaban, janganlah mempermalukan jati diri bangsa ini yang sudah dibangun dari para pendahulu kita hingga generasi kini.
Pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Maka kalau demikian jangan hanya melihat siapa yang memimpin kita, tapi lihatlah diri kita sebagai rakyat, apa yang sudah kita beri untuk negeri ini? Kalau kita memiliki pemikiran demikian, maka mutualisme antara pemimpin dan yang dipimpin terjalin harmonis dan dampaknya adalah kemajuan bangsa ini.
Salam Sukses!
Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 27 Desember 2022.
Aa Rian untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H