Banyak yang mengingkari Hari Kiamat (Hari Berbangkit) yang benar-benar sudah semakin dekat karena tanda-tanda yang di nubuahkan Baginda Rasul Muhammad kini sudah mulai terlihat dan bermunculan, bahkan dari kalangan yang mengaku dirinya beriman.
"Ah hari kiamat itu masih lama, toh kalau terjadi kiamat, kita semua yang merasakannya bersama-sama, iya kan?" Ucap lawan bicara saya yang mengaku dirinya beriman, ketika saya memberikan peringatan bahwa Tanda Kiamat sudah semakin bermunculan.
Orang-orang yang mengingkari apa yang telah dijanjikan oleh Allah, dan demikian tertulis dalam Rukun Iman umat Islam bahwa Keimanan pada hari Kiamat (Hari Berbangkit) adalah wajib hukumnya diimani, sebagaimana sudah dijelaskan keterangannya secara jelas dan gamblang di berbagai Surah Al-Quran yang menerangkan keadaan manusia pada hari yang dijanjikan itu.
Kebanyakan umat muslim yang mengaku dirinya beriman namun mengingkari keterangan Ayat Quran yang jelas tersebut, dan semakin disibukan dengan gemerlap dunia yang sejatinya menjadi ujian besar dari keimanan (diantaranya harta, tahta, wanita dan anak-anak yang dibesarkannya) kelak mengutuki dirinya karena semasa kedatangan hari yang dijanjikan, mereka lalai dalam beribadah kepada Allah dengan konsisten, bahkan cenderung meninggalkan peribadatan (salah satunya enggan berpuasa dan berdzikir/mengingat nama suci Allah) demi menukarnya dengan kepentingan dunia belaka.
Orang-orang tersebut semakin tergoda untuk bermegah-megahan dalam harta, tahta, dan anak-anak mereka tanpa disadari tidak membekali dirinya sendiri dengan bekal yang cukup untuk mempersiapkan kedatangan hari yang tidak pernah mereka duga.
Anak-anak yang dibesarkan sejatinya merupakan salah satu ujian keimanan, kecuali anak-anak yang shaleh kepada kedua orang tuanya dan mengajak kedua orang tuanya menuju jalan yang lurus dan di-ridhai Allah.
Apa daya jika manusia semakin hari semakin mengabaikan pesan para penekun agama-spiritual akan kedatangan hari yang dijanjikan Allah, maka Alam semakin bergejolak sebagai tanda Kelembutan Allah memberikan peringatan nyata bagi hamba-Nya yang lalai berdzikir agar senantiasa kembali mengingat-Nya dan kembali di jalan yang di-ridhai-Nya.
Sementara bagi suatu kaum yang dibiarkan tanpa diberikan peringatan Allah berupa gejolak Alam yang membuat manusia menjadi mengingat kebesaran-Nya, sungguh Allah telah murka terhadap kelalaian mereka. Allah membiarkan manusia-manusia tersebut semakin terikat dengan kesibukan dunia tanpa memperhatikan yang seharusnya menjadi bekal di hari yang dijanjikan.
Maka benarlah Firman Allah, bahwa pada saat tiba hari yang dijanjikan-Nya, manusia mengutuki dirinya "Celakalah Aku! Aku termasuk orang-orang yang dzalim terhadap diriku sendiri!" ucapan itu terlontar ketika musibah besar yakni terbukanya gerbang Yajuj Majuj yang kelak bangsa perusak tersebut siap untuk menerkam, menyiksa dan membinasakan mereka semua, dan membuat manusia-manusia yang tidak Allah Ridhai tersebut, merasakan azab yang keras karena kemunafikannya terhadap Janji Allah yang nyata.
Apakah yang perlu kita persiapkan untuk bekal menghadapi Hari Kiamat (Hari Berbangkit) dimana energi peribadatan kepada Allah saat itu dibangkitkan, dan orang-orang yang diridhai Allah benar-benar meraih keselamatan yang kekal karena keimanan mereka atas hari yang dijanjikan-Nya?
Jawaban ada di Nurani masing-masing.