Kita bisa menemukan komunitas manusia tersebut yang mana sekumpulan manusia pada umumnya satu frekuensi berkumpul dalam satu wadah platform, yang biasa kita kenal dengan sebutan media sosial.
Saya tidak akan membahas platform Kompasiana pada artikel ini, namun saya lebih tertarik membahas Grup Whatsapp yang digunakan sebagai sarana komunikasi, berbagi informasi, berinteraksi dan saling mengapresiasi.
Nah.
Tahukah kamu?
Betapa mudahnya pihak berwenang mengidentifikasi karakter, kebiasaan, perilaku, informasi yang rutin disampaikan, juga pola pikir suatu komunitas hanya dengan menyelidiki:
1. Konten yang diunggah. (Baik berupa postingan tulisan, gambar maupun video)
2. Jumlah vote konten dan identitas yang memberi vote.
3. Respon atas konten (berupa tanggapan dan apresiasi ataupun kritik).
4. Interaksi sesama anggota komunitas.
5. Aturan main komunitas. (Rambu-rambu yang berlaku)
6. Kegemaran atau hobi yang sama dan diakui dalam komunitas.
7. Bahasa yang dominan dipergunakan.
8. Kepentingan dan/atau profesi komunitas. (Misal: Grup Pekerja, Grup Guru, Grup Penulis, Grup Seni, Grup Musik dan lainnya)
9. Dan lainnya yang menunjukkan eksistensi jati diri komunitas.
Kalau tidak satu frekuensi dengan 9 poin diatas, otomatis salah satu anggota keluar dengan sendirinya dari grup, atau jika melanggar aturan maupun berdasarkan subjektivitas admin grup, anggota tersebut dikeluarkan paksa.
Jadi yang menghubungkan kita semua terkoneksi dengan sesama adalah.
FREKUENSI.
Insting yang dimiliki seluruh makhluk hidup termasuk pada manusia yang terletak di batang otak atau yang dikenal reptilian brain dalam model Triune Brain Paul MacLean, membuat manusia cenderung lebih menyenangi berkumpul satu sama lainnya dengan yang satu frekuensi. Kalau gak nyambung frekuensinya otomatis keluar sendiri dari perkumpulan tersebut.
Jadi suatu hal yang mudah bagi pihak berwenang suatu negeri untuk memberikan tanda khusus pada suatu perkumpulan Grup WA melalui kecanggihan teknologi informasi yang terindikasi termasuk golongan-golongan yang membahayakan keutuhan bangsa dan negara.
Sebagai informasi tambahan. Ada 2 golongan yang berbahaya yang berpotensi membahayakan keutuhan bangsa dan negara, diantaranya:
1. Anti Cinta Kasih dan Keimanan Sebatas Sampai Tenggorokan