Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teknologi: Energi Humanis Vs Energi Bendawi

8 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   13:46 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi Rian (Sumber: economictimes.indiatimes.com dan in.pinterest.com)

Hai sahabat Pembaca!

Kali ini saya akan membahas perihal 2 Teknologi yang saling berlawanan mendominasi jagad bumi.

Pada present Time kali ini, teknologi manusia hampir seluruhnya dikuasai oleh Teknologi Energi Bendawi yang ditandai dominannya penggunaan benda fungsional elektrik/Mesin.

Sayangnya teknologi energi bendawi (baik listrik dan nuklir), pada umumnya menggunakan sumber daya hasil dari eksploitasi alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan alam.

Eksploitasi Alam (voaindonesia.com)
Eksploitasi Alam (voaindonesia.com)

Alam dikeruk dan dijadikan objek sebagai pemenuhan kebutuhan energi suatu negeri yang bersandar pada Teknologi Energi Bendawi, sehingga jika sumber daya sudah habis dikeruk oleh eksploitasi alam oleh berbagai perusahaan-perusahaan baik nasional maupun asing yang menjamur di suatu negeri. 

Kehabisan sumber daya Alam, dapat menyebabkan krisis energi. Dan dampak yang paling parah adalah bagi negeri yang menghadapi musim dingin, karena kelabakan dengan suhu dingin dan bahan pangan pokok pun menjadi terdampak stoknya. 

Akibatnya jika kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi, ini akan berdampak pada kehidupan suatu negeri tersebut. Dan berpotensi paksa untuk mengekspansi wilayah bangsa dan negeri lainnya untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakatnya.

Perang! (Sumber: bbc.com)
Perang! (Sumber: bbc.com)

Berbagai alasan dan tuduhan ideologis yang propagandis bisa saja menjadi senjata pembenaran untuk melakukan agresi demi memenuhi hasrat pemenuhan kebutuhan energi kepada bangsa dan negeri lainnya. Seperti sejak era PD II... peperangan terjadi antara ideologi demokrasi-liberal, fasisme-chauvunisme, dan sosialisme-komunisme.

Ya...

Inilah dampak final dari penggunaan Teknologi Energi Bendawi. Yakni...

PEPERANGAN!

Apakah kita sekarang akan mengulangi hal mengerikan tersebut ketiga kalinya?

Tentu Bangsa ini mesti kompak segera memulai konversi energi secara bertahap dan mengalami masa transisi Energi untuk mengantisipasi kesalahan era dunia sebelumnya, yakni dengan penggunaan teknologi Energi Humanis.

Energi Humanis dapat secara tersirat ditemukan di berbagai kitab suci umat beragama, terutama dari bangsa Ketimuran.

Aktivasi Energi Humanis (in.pinterest.com)
Aktivasi Energi Humanis (in.pinterest.com)

Energi Humanis dapat diaktivasi dengan kombinasi antara tahan nafas hidung dan mulut dengan menekan titik dibawah pusar dengan jarak dua jari atau disebut titik kundalini, dipadukan dengan mengingat dan menyebut Nama Suci Tuhan diucapkan dalam hati, serta dikombinasikan dengan gerakan jurus yang diajarkan oleh perguruan yang sudah menguasai ilmu ini sesuai referensi yang dimiliki perguruan tersebut.

Aktivasi Energi yang saya temukan saat belajar di Perguruan ORP Mahatma (Olahraga Pernafasan Maju Sehat Bersama) selama 6 tahun adalah sebagai berikut:

Tingkat Dasar

Menguasai 10 Jurus Dasar dan penguasaan tahan nafas hidung, mulut dan titik kundalini yang tepat, serta melakukan gerakan dan tahan nafas tersebut dengan konsentrasi berdzikir (Mengingat Nama Suci Allah) dengan penuh konsentrasi. Sehingga setelah mengaplikasikan kegiatan senam diatas (perpaduan Jurus, Nafas, Dzikir) sang olahragawan akan mendapatkan energi positif dahsyat yang membuat daya tahan tubuh semakin baik, organ tubuh semakin sehat, terhindar dari segala macam penyakit, bahkan dapat menjadi media penyembuhan dari segala penyakit yang diderita.

Tingkat Keras

Menguasai 5 Jurus Keras. Manfaatnya tubuh dapat mematahkan besi dragon R1, saat dibenturkan kepada tangan, paha, lengan, punggung, dada dan perut. Dengan kekuatan fisik inilah olahragawan dapat terhindar dari bahaya maut benturan keras pada tubuh secara otomatis dan refleks, apabila Jurus keras selalu dilatih dengan frekuensi latihan yang konsisten (minimal seminggu 2 kali latihan). 

Dibawah adalah saya saat masih menjadi Anggota ORP Mahatma, memperagakan ketahanan fisik dari serangan benda keras.


Tingkat Rasa

Menguasai 5 Jurus Rasa. Manfaatnya olahragawan dapat merasakan pancaran energi yang menggetarkan hati, sehingga bisa merasakan emosi perasaan seseorang. Artinya kepekaan sosial seseorang dalam berempati menjadi sangat tinggi, apabila Jurus Rasa selalu dilatih dengan frekuensi latihan yang konsisten (minimal seminggu 2 kali latihan).

Tingkat Kombinasi

Menguasai 5 Jurus Kombinasi. Manfaatnya olahragawan dapat merasakan pancaran energi yang menggetarkan pikiran. Tidak menutup kemungkinan kemampuan telepati (mendapati informasi dari pikiran seseorang) bisa dirasakan kebermanfaatannya, apabila Jurus Kombinasi selalu dilatih dengan frekuensi latihan yang konsisten (minimal seminggu 2 kali latihan).

Tingkat Getar

Menguasai 3 Jurus Getar. Manfaatnya olahragawan dapat merasakan pancaran energi yang menggetarkan jiwa/Ruh. Artinya seorang dengan penguasaan jurus ini, dapat mengidentifikasi Pikiran, Kata, Tindakan, Kebiasaan, Karakter hingga Nasib seseorang, apabila Jurus Getar selalu dilatih dengan frekuensi latihan yang konsisten (minimal seminggu 2 kali latihan).

Diatas adalah manfaat dari Olahraga Senam Pernafasan Mahatma, salah satu bagian dari Kemajuan Ilmu (Teknologi) Energi Humanis.

Jadi setelah kita mengetahui mana yang lebih bermanfaat bagi kehidupan...

Apakah kita bersikukuh dengan Teknologi Energi Bendawi yang mengeksploitasi alam? Atau Teknologi Energi Humanis yang memaksimalkan Potensi Tubuh Manusia seutuhnya? Dan manakah yang lebih baik kita kembangkan kemajuannya?

Jawaban ada dalam nurani masing-masing.

Salam Mantap!

Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 8 Desember 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun