Sungguh pilu dunia ini duhai sahabat ku tercinta...
Dimana manusia hanya disibukkan dengan lingkaran...
Lingkaran hidup yang sempit dan terpisah karenanya...
Hanya dalam lingkup keluarga yang dikasihinya semata...
Ayah, Ibu dan anak hanya lingkaran kecil demikian...
Tahukah jika dirimu kehilangan salah satunya?
Apakah ada sandaran lain pengganti beliau semua?
Sungguh kita manusia sejatinya saling membutuhkan.
Betapa bedanya Surgaku dan Surgamu duhai dunia!
Sungguh bagiku seluruh manusia yang beriman itu sama.
Dalam pandanganku semua kutatap penuh kasih dan sayang.
Lelaki kusapa Bapak, Om, Abang, Akang, Kakak, Paman, dan Mas.
Perempuan kusapa Ibu, Bunda, Teteh, Eneng, Adek dan Kakak.
Tiada perbedaan kasih sayang bagiku semua wahai Dunia!
Kita semua adalah keluarga besar dalam persaudaraan.
Semua adalah sandaran hidup yang saling menguatkan.
Kuharap dunia memancarkan perubahan yang nyata.
Dimana manusia seluruhnya dalam satu kesatuan.
Tidak bergolong-golongan dan terpisah-pisah.
Hidup dengan pasangan resmi tuk berketurunan.
Namun tiada diskriminasi kasih diantara kita.
Bersatu dalam kemanusiaan dan Ketuhanan.
Yang sarat nilai dan moralitas.
Inilah Surga yang kucipta.
Terinspirasi dari:
Silih asih, Silih asah, Silih asuh, Silih seuseungitan.
Tertanda.
Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 30 November 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!