Dari sanalah air mata terharu bersimbah, sang Yahudi Buta memutuskan menjadi pemeluk ajaran Islam hingga akhir hayatnya.
Nah sanggupkah kita manusia biasa mengaplikasikan Rumus Memanusiakan sesama kita?
Atau memanusiakan manusia hanya sebatas ucapan lidah yang diputar-putar belaka?
Seperti ilustrasi gambar di bawah.
Apakah kita seperti gambar diatas?
Ketika kita mendapati perlakuan baik, kita malah berprasangka buruk bahkan membalasnya dengan perilaku buruk?
Apalagi ketika kita mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, kita membalas dendam dengan berlaku buruk kepadanya pula?
Apakah kita seperti gambar diatas?
Ketika kita mendapati perlakuan baik, kita malah berprasangka buruk bahkan membalas dengan keburukan (Air susu dibalas air tuba)?
Kalau mendapati perlakuan baik, lalu dibalas baik itu sudahlah hal umum.
Namun apakah kita mampu tetap berprasangka baik sekalipun dijahati orang? Ini adalah ciri orang yang beriman kepada Allah secara paripurna.
Pertanyaannya siapkah kita berperilaku demikian?
Demikian renungan malam hari ini.
Semoga bisa menjadi refleksi diri atas masa lalu kita, masa kini, dan perilaku kita kelak di masa mendatang.
Salam Mantap!
Tertanda.
Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 16 November 2022.