Menjadi vegetarian tanpa mengendalikan pola makan dan membiarkan jatuh dalam sifat rakus saat makan minum, berakibat diri kita dikuasai sifat amarah. Akibatnya orang-orang sering melihat diri kita uring-uringan, ya salah sendiri karena tidak bisa mengendalikan pola makan.
Saya melihat para Vaisnava (Penyembah Sri Vishnu/Sri Krsna) di sebuah Ashram. Selain beliau ketat dalam aturan Cinta-Bhakti kepada Sri Krsna dengan menjadi Vegetarian, beliau semua kalau makan hanya sedikit dan secukupnya saja. Oleh karenanya kepribadian beliau begitu tenang, dan tidak ada pertengkaran sama sekali di Ashram.
Oleh karenanya saya mendedikasikan diri selain menjadi seorang Lacto-Vegetarian, juga... sayapun berjuang dengan berpuasa seperti yang tertulis di diatas.
Dengan berpuasa, kita melatih emosi diri kita.
Kita tidak emosi dan pandai menahan diri, saat melihat orang-orang makan di depan kita yang berpuasa.
Kita pandai menahan diri, dari segala lapar dan haus dari Imsak Subuh hingga menjelang Maghrib.
Kita pandai mengelola diri, agar tidak melampiaskan syahwat dan menahan diri dari segala perbuatan menyimpang moral.
Inilah manfaat puasa yang sejati dan tentunya dilengkapi dengan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan mengingat nama Suci-Nya dan melakukan persembahyangan rutin, terjaga dan teratur.
Itulah cara saya memodifikasi pikiran saya agar tetap jernih dari prasangka buruk, dan berjuang segenap jiwa raga menjaga hati agar tidak emosional apalagi emosi sesaat yang tak diperlukan.
Demikian.
Semoga bermanfaat!
Salam Mantap!
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 13 November 2022.