Bhagavad Gita tulisan His Divine Grace Srila Prabhupada penjelas sloka diatas menjelaskan bahwasanya:
Hendaknya kita mengerti bahwa Krsna tidak akan menerima daging, ikan, dan telur dalam kegiatan rohani Cinta-Bhakti.
*Catatan: Siapa Krsna? Krsna adalah Dewa Tertinggi dari Semua Dewa (Dewa dalam ajaran Abrahamik selaras dengan para Malaikat) sekaligus Kepribadian Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa dalam Ajaran Bhakti-Yoga Umat Sanatana Dharma.
Hal ini ditegaskan karena apa yang kita konsumsi dapat mempengaruhi pola-pikir kita.
Memakan yang bernyawa dari hewani seperti daging, ikan dan telur sejatinya bisa membuat sifat-sifat hewani melekat pada pikiran kita.
Kita menyaksikan sendiri hewan memiliki perilaku yang didominasi sifat penuh curiga dan waspada, terutama yang tidak dan belum akrab dengan manusia.
Dan perilaku ini mempengaruhi pola-pikir kita apabila kita mengonsumsi makanan yang berasal dari daging, ikan dan telur, sehingga kecenderungan prasangka buruk/negatif demikian melekat pada pikiran kita, hingga menyebabkan overthinking.
Namun sejatinya ada dampak positif dari mengkonsumsi makanan daging, ikan dan telur. Yakni kita semakin kritis akan diri kita sendiri, setelah mengalami overthinking yang dicounter dengan introspeksi diri. Sehingga kesempatan untuk introspeksi diri di masa tua ataupun dewasa dapat dirasakan oleh pemakan daging. Hal ini ditandai kita skeptis dengan pemikiran sendiri yang menuju arah keputusasaan.
Tapi dalam ajaran Cinta-Bhakti. Menjadi Vegetarian itu adalah syarat utama agar menjaga kejernihan pikiran, karena kita senantiasa memusatkan pikiran kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan kegiatan mengingat nama suci Tuhan, dan selalu membayangkan ke-Mahakuasaan-Nya tanpa ada prasangka buruk kepada-Nya. Maka menjaga pikiran agar senantiasa terjaga dalam prasangka baik dalam ajaran Bhakti ini adalah Wajib hukumnya.
Dengan catatan seorang lacto-vegetarian masih mengonsumsi susu dan olahannya (seperti keju) untuk melengkapi gizi yang diperlukan tubuh.
2. Berpuasa Setiap Hari (Kecuali di Hari Tasyrik Islam, saat jatuh sakit, dan menyisakan 1 hari untuk beristirahat tidak berpuasa setelah 40 hari berpuasa penuh dari waktu imsak subuh hingga maghrib)
Keserakahan dan kerakusan dalam makan dan minum adalah sumber kemarahan. Saya mengalami hal ini.