Nah kembali kepada perilaku orang Dzalim... Biasanya orang yang merasa terzalimi tersebut kemudian berkata-kata merasa dirinya terzalimi. Akibatnya dari kata-kata tersebut terkumpulah kumpulan energi negatif yang hendak akan kembali kepada seorang yang mendzalimi orang tersebut. Semakin besar kumpulan energi negatif yang masuk ke pikiran seorang tersebut. Maka orang tersebut akan merasakan overthinking hingga depresi.
Overthinking ini terjadi secara Instan bila ia adalah orang yang disegerakan untuk merasakan dampak dari perbuatannya sebagai penebusan kesalahan diri, agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena ia masih merupakan orang baik di Mata Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak luput dari kesalahan.
Namun jika tidak terjadi secara instan, maka ini namanya Istidraj. Ini terjadi Karena Tuhan murka padanya. Dimana Energi itu dibiarkan berkumpul terus menerus hingga sangat besar dan besar.
Dan jika sudah mencapai ukuran maksimal setara perbuatan dzalim pelaku kedzaliman. Maka energi negatif itu akan menghantam orang yang melakukan perbuatan dzalim hingga akhinya meledak di pikiran seorang tersebut, dan menyebabkan hatinya dipenuhi keputusasaan, mempengaruhi kondisi fisik dan psikis ke arah KEMATIAN.
Inilah mengapa kita dilarang untuk berlaku dzalim baik kepada diri sendiri dan sesama hidup juga alam, karena akan menyebabkan Kebinasaan bagi pelaku kedzaliman.
Oleh karena itu dalam ajaran Islam menerangkan, alangkah baiknya kita Istighfar jika Amarah mulai menguasai hati. Ini adalah tindakan tepat agar Allah yang Maha Menguasai Energi Positif dengan sifat karakteristik "Para Malaikat yang Penuh Kebaikan" menaklukan energi negatif berkarakteristik "Setan" yang hampir menguasai hati.
Dengan mengingat Nama Suci Tuhan niscaya kesadaran murni diperoleh asalkan diamalkan secara rutin, teratur dan konsisten. Sehingga kita terbebas dari segala Amarah, dan gejala-gejala energi negatif menguasai diri yang sudah saya sebutkan diatas.
Semoga mencerahkan!
Tertanda
Rian.
Cimahi, 19 Oktober 2022.