Hai sahabat pembaca.
Artikel kita berlabel "pilihan" bagi kompasianer centang hijau, apa reaksi kita?
Tentu suatu kebahagiaan tersendiri bagi para penulis di kompasiana yang mengejar Artikel Utama dan Centang Biru.
Namun ketika artikel yang ditulis di kompasiana tidak berlabel "Pilihan" apa tindakan kita? Apa yang kelak kita ucapkan?
Mengeluh? Sedih? Marah? Atau Makin bersemangat penasaran gimana caranya biar artikel kita bisa pilihan?
Semua tergantung Kepribadian masing-masing tentunya.
Bagi saya pribadi, kalau artikel saya Tidak Pilihan, ada rasa penasaran, juga terus dan tetap berjuang agar bagaimana artikel saya berikutnya bisa berlabelkan "Pilihan".
Nah.
Apa yang harus kita lakukan dong kalau begitu?
Saya merenung siang ini. Dan mulai mengkritisi setiap tulisan-tulisan saya sebelum di publish di Platform Beyond Blogging ini. Dan saya menjawab pertanyaan tersebut guna mengetahui sisi "kekurangan" dari setiap artikel saya hendak publish.
Pertanyaan pertama - Kepada Siapa Artikel Ditujukan
Kepada siapa Artikel ini ditujukan? Kepada Kompasianer-kah? Kepada Pembaca diluar Kompasiana-kah? Atau kepada golongan tertentu? Atau kepada pihak berwenang? Atau kepada seluruh pembaca yang ada di belahan dunia? Atau hanya untuk seluruh pembaca dari negeri nusantara raya ini?
Pertanyaan kedua - Kualitas Judul Artikel
Apakah judul artikelnya relevan dengan isi artikel atau hanya clickbait?
Apakah judul artikel menarik perhatian pembaca?
Apakah judul artikel diminati oleh kebanyakan pembaca saat ini? Atau judul artikel ini urgensinya untuk masa mendatang?
Pertanyaan ketiga - Kualitas Keseluruhan Komponen Artikel
Apakah artikel yang saya tulis memenuhi kualifikasi 3E + 1N (Education, Empowering, Enlightment and Nationalism/Edukasi, Pemberdayaan, Pencerahan dan Nasionalisme)? Jelaskan satu persatu alasannya!
Apakah artikel yang saya tulis itu menarik perhatian pembaca?
Apakah ada kebermanfaatan dari artikel yang saya tulis?
Apakah tidak ada resistensi dari ulasan artikel yang saya tulis hingga menyebabkan perdebatan, SARA dan interaksi negatif?
Apakah artikel yang kita bahas itu Berat Bahasannya karena menyangkut kepercayaan dan keimanan kita pribadi bahkan golongan tertentu? Apakah hal ini bisa berdampak pada minat baca para pembaca kita di kemudian hari?
Pertanyaan keempat - Kualitas Pembukaan Artikel
Apakah kalimat pembuka artikel saya menyapa kehadiran pembaca?
Apakah kalimat pembuka artikel saya menggairahkan pembaca untuk membaca artikel saya sampai selesai?
Pertanyaan kelima - Kualitas Isi Artikel
Jika seandainya artikel yang kita tulis itu berupa pengetahuan yang mencerahkan. Apakah ada studi kasus atau contoh atau perumpaaan tertentu yang menguatkan artikel ini sehingga pembaca makin yakin dengan rumusan hidup yang kita tawarkan?
Apakah pembaca akan betah terus mengikuti alur kalimat demi kalimat yang paling esensial di artikel yang kita tulis?
Apakah isi artikel benar-benar mencerahkan pembaca, sehingga memberikan kesadaran positif bagi para pembaca?
Apakah isi artikel sarat aktualitas dan relevan dengan situasi dan kondisi saat ini?
Apakah isi artikel dapat dipertanggungjawabkan?
Apakah isi artikel dapat meyakinkan kepakaran saya sebagai seorang penulis artikel ini?
Pertanyaan keenam - Kualitas Penutup Artikel
Apakah ada kebahagiaan setelah membaca penutup artikel dan membuat pembaca puas setelah membaca keseluruhan artikel?
Apakah ada kepercayaan yang tumbuh pada kita sebagai penulis dari para pembaca setelah membaca artikel yang kita tulis?
Nah setelah kita introspeksi akan artikel yang hendak kita publish. Maka kita makin mengenal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu ditambah dan diperkuat.
Sehingga artikel yang kita tulis memiliki "nilai yang berharga" bagi para pembaca yang pertama kali membaca artikel kita, juga kepada para pembaca yang setia hadir disetiap artikel kita.
Dan tips dan trik ini sebagai langkah upaya sebelum kita dikritik oleh pembaca akan tulisan kita, masih bagus kita nerima kritikan tersebut, lah kalau kita gak nerima bagaimana?
Maka alangkah lebih baik bagi kita untuk menyelidiki tulisan yang kita publish kelak, dengan mengkritisinya terlebih dahulu.
Bagaimana udah mulai kepikiran untuk mau nulis apa di kompasiana?
Yuk, nulis yuk!
Agar kelak menjadi legacy untuk anak cucu kita kemudian hari yang penuh kenangan berharga, wahai sahabatku!
Tertanda
Rian.
Cimahi, 17 Oktober 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H