G.H. Hardy seorang ilmuwan yang juga berkepercayaan Ateisme, sulit menerima pernyataan dari Ramanujan tersebut. Namun pada saat Hardy merekomendasikan Ramanujan menjadi Fellow of Royal Society, ia mengakui dalam pidatonya dihadapan para anggota Royal Society yang lain,
“Ia menyatakan bahwa sebuah persamaan tak punya arti, kecuali itu mengekspresikan pikiran Tuhan. Meski semuanya bertentangan dengan (keyakinan) saya, mungkin dia benar. Ini bukan ranah pembenaran kita untuk matematika murni. Kita hanya merambah infinity untuk mengejar kesempurnaan absolut. Kita tidak menciptakan rumusnya, itu sudah ada, dan diam menunggu pemikiran yang paling cemerlang seperti Ramanujan untuk dicurahkan dan dibuktikan. Jadi, pada akhirnya, saya terpaksa untuk mempertimbangkan, siapa kita mempertanyakan Ramanujan, mengesampingkan Tuhan ?”
Ramanujan didiagnosa menderita tuberkulosis, dan kesehatannya memburuk selama di Inggris. Sekitar setahun setelah kepulangannya ke India, pada tahun 1920 ia meninggal dunia. Semasa hidupnya, Ramanujan telah membuat kontribusi besar dalam bidang matematika murni, khususnya dalam teori bilangan dan analisis matematika. Seabad kemudian, beberapa metode matematikanya digunakan para fisikawan untuk membantu mereka mempelajari perilaku Black Hole dan merumuskan String Theory sebagai salah satu kadidat Theory of Everything.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H