Proses perkuliahan di musim pandemi atau yang dilakukakan secara  daring belum maksimal karena tidak semua lokasi atau tempat tinggal mahasiswa dapat terjangkau satelit internet.
Saya mengakui bahwa proses perkuliahan dalam internal kampus sangat berilmiah. Kami(mahasiswa) di didik guna  perkembangan wawasan pikiran kami. Serta mampu menjadi mahasiswa yang kreatif, inovatif dan profesional. Sayangnya, kebebasan kami(mahasiswa) atau ruang belajar serasa terhempit oleh situasi yang mencekam dunia saat ini. Terkadang, kami harus mengeluh dengan sistim yang digunakan saat ini(paket internet menjadi kendala).
Hal itu menjadi tantangan yang sangat serius dalam proses perjuangan kami saat ini. Kekurangan-kekurangan yang kami miliki mungkin tidak berarti bagi mahasiswa lain yang berstatus ekonomi tinggi. Â Akan tetapi, kekurangan yang kami miliki bukan menjadi alasan untuk tidak berjuang demi tercapainya cita-cita "kecil" yang kami sudah kami impikan.
Ya...sebagai masyarakat ilmiah atau agent off change  apa pun alasannya tidak boleh menyerah. Walaupun sistim perkuliahan yang dilakukan  secara daring, bukan berarti menghambat proses belajar yang masif. Dengan demikian, kami tetap komitmen dan optimis dalam melawan rasa mengeluh yang hendak menghampiri jiwa semangat kami dalam belajar.
Selain itu, demi menghilangkan  pengaruh linkungan yang beraura negatif di musim pandemi, kami selalu pro-aktif berdiskusi dalam kelompok  belajar yang mendidik. Kami menyadari bahwa hidup ini memang penuh tantangan. Kadang juga butuh rilex kan?. Perjuangan kami tidak akan pernah pupus oleh tantangan-tantangan yang begitu hebat.
Akhir kata, saya  berharap supaya kita sebagai generasi penerus tetap belajar diberbagai tempat.  Melibatkan diri di organisasi eksternal kampus, Sehingga, wawasan berpikir kita dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan. Tetap solid, bangun tali persaudaraan yang erat, dan bergandengan tangan dalam melawan Virus Corona yang sedang menjadi mimpi buruk kita bersama.
"jadilah pejuang pemikir yang hebat, bijak dan cerdas".
Tambolaka, 18-12-2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H