Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya "Soka Pateba" Masyarakat Sumba

27 Juni 2019   12:23 Diperbarui: 27 Juni 2019   12:39 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan 'soka pateba' | dokpri

Soka pateba (bawa kerbau) dalam pesta penguburan atau pesta lainnya adalah warisan leluhur orang Sumba yang sudah menjadi kearifan lokal yang mendarah daging dari turun-temurun. Masyarakat Sumba pada umumnya, khususnya masyarakat Wewewa sering melakukan hal tersebut disetiap acara pesta. Diantaranya pesta woleka,  pesta gali tulang(makawera), dan acara kematian. Beberapa acara adat di atas sudah menjadi ciri khas masyarakat Wewewa dalam kehidupan sosialnya.

dokpri
dokpri
'soka pateba' juga menjadi tradisi yang tidak bisa dihilangkan oleh Masyarakat Sumba. Selain 'soka pateba' ada juga kebiasaan lain yang sering dilakukan yaitu pikul babi(ndeito wawi). 'Soka pateba' merupakan keunikan tersendiri yang dimiliki oleh budaya Masyarakat Sumba. 

Rombongan pembawa kerbau akan mengiringi perjalanan mereka dengan suara musik tradisional(suara gong dan tambur). Sehingga kebersamaan dan gotong royong Masyarakat Sumba juga tampak terlihat dalam proses itu. 

Penjemputan rombongan dengan tarian adat | dokpri
Penjemputan rombongan dengan tarian adat | dokpri
Setibanya ditempat tujuan,  tuan duka pun akan menjemput rombongan dengan tari-tarian yang juga mengikuti irama suara gong dan tambur. Tidak tertinggal pula 'kabara' dan 'pakalaka'. Serta akan diberikan sirih pinang maupun cium hidung.

Sumba unik bukan?
Sementara dalam penerimaan rombongan, tuan duka atau pun tuan pesta juga menyediakan hewan, ternak, parang, kain dan sarung untuk diberikan kepada pembawa kerbau atau yang sering disebut dalam bahasa Daerah Wewewa 'mata api'. Pemberian 'mata api' ini tidak menentu ukuran besar kecilnya, melainkan berdasarkan kesepakatan kedua bela pihak sebelumnya. 

Sehingga 'mata api' yang disediakan tidak akan lebih besar dari kerbau yang dibawa oleh rombongan tertentu. Pemberian 'mata api' ini sering disebut sebagai lambang mempererat tali persaudaraan. Namun ada juga yang memaknainya sebagai simbol untuk menjaga kewibawaan tuan pesta atau tuan duka.

'mata api' yang  hendak diberikan kepada pihak rombongan | dokpri
'mata api' yang  hendak diberikan kepada pihak rombongan | dokpri
Kerbau dan babi yang dibawa oleh rombongan (keluarga pesta) tidak selamanya dijadikan sebagai hewan kurban. Pemotongan hewan dan penikaman babi dilakukan berdasrkan kesepakatan saudara bersudara yang sebagai tuan duka.

Note: Jangan lupa kalau datang Sumba,  sering-seringlah mengikuti acara pestanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun