Rajin kako gereja dana! Rajin pergi Gereja! "yaitu diucapkan oleh teman-teman pada saat sedang  bersantai-santai.
Todaka kuage ghazu nemi  kadaghu dana! " tanamlah pohon di hutan! yaitu diucapkan oleh orang tua (ayah/ibu) ketika menyuruh anaknya untuk menanam pohon di hutan agar tanah tidak gundul dan tidak terjadi erosi atau pengikisan. Konteks pemakaiannya di hutan pada saat menanam pohon dimusim hujan.
Yatuddu bellipoda ritimu! Pinjamkan saya uangmu! Yaitu konteks tuturan diucapkan oleh seseorang yang sedang meminjam uang kepada temannya untuk membeli kebutuhannya sehari-hari. Konteks pemakaiannya di pasar pada siang hari/malam hari.
Yatuddupo motoramu! "pinjamkan saya motormu"! Yaitu tuturannya diucapkan oleh seseorang  ketika meminjam motor pada temannya untuk pergi berbelanja ke pasar. Konteks pemakaiannya di rumah pada siang hari
Bahasa Loura juga selalu melihat konteks situasi yang melatarbelakangi munculnya sebuah tuturan agar bisa menjelaskan berbagai kemungkinan makna pragmatik imperatif bahasa Loura tersebut. Masyarakat Desa Weepangali sampai saat ini masih menggunakan kalimat imperatif dalam kehidupannya sehari-hari.