Mohon tunggu...
Ria Miska
Ria Miska Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ditantang Satu Hari Tanpa Media Komunikasi, Inilah yang Terjadi pada Guru Ini

28 Juli 2016   18:46 Diperbarui: 29 Juli 2016   08:27 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Codot.gov

Petang itu Bram (34) mengernyitkan dahinya ketika penulis menantangnya untuk tidak menggunakan media massa baik itu smartphone, laptop, televisi, radio, koran dan sejenisnya selama sehari. Bram adalah seorang guru di salah satu sekolah di Bogor. Ia seorang ayah dengan 1 orang anak laki-laki, istrinya bekerja pada sebuah instansi pemerintah.

“Mana bisa saya gak pake HP seharian? TV masih okelah. Terus nanti menjelaskan murid gak boleh pakai laptop dong” ujarnya. Matanya tidak berkedip saat berkata demikian, suaranya terdengar lantang. Penulis kemudian mengutarakan maksud dan tujuan observasi, Bram pun akhirnya menyerah juga dan menyatakan setuju. Ia segera menghubungi keluarganya agar tidak cemas karena handphone yang digunakannya akan dimatikan selama sehari.

27 Juli 2016 -  19.00 WIB. Ia terlihat duduk dilantai teras rumah menyesap rokoknya, gelas kopi ada disebelah kirinya, tatapannya lurus kedepan. Istrinya menghampiri, dan mereka pun berbincang.

“Tumben gak pegang HP, biasanya serius banget lihat HP sampai pengin di lem super glue deh tu HP,” ujar istrinya.

“Iya mau gimana lagi, tantangan one day without mass media sudah diterima, ya jalanin aja dulu,” Bram berkata sambil memegang gelas kopi kemudian menyeruputnya.

Mereka berdua di teras rumah malam itu berbincang mengenai isu reshuffle, kemudian beralih membicarakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Anies Baswedan, beralih ke memproyeksikan arah kebijakan Jokowi dan percakapan itu berakhir ketika anaknya yang berusia 2 tahun mendatangi mereka sambil merengek meminta ditemani bermain di kamar.

Mereka bertiga masuk kamar, Ghaisan (2) mengajak ayahnya bermain kuda-kudaan. Bram sudah siap dengan posisi menunduk di tempat tidur, Ghaisan kemudian naik keatas punggung ayahnya, Bram mengguncang-guncangkan tubuh Ghaisan ke kanan dan ke kiri, Bram menjatuhkan Ghaisan di sisi sebelah kanan kemudian mereka tertawa.

21.15 WIB. Setelah mereka puas bermain mereka kelelahan dan tertidur dengan pulas.

28 Juli 2016 – 05.15 WIB. Bram terbangun tanpa alarm handphone, setelah sebelumnya menggerutu ia tidak dapat bangun bagi tanpa alarm, ternyata kekhawatirannya tidak terbukti. Selepas sholat subuh Bram yang berprofesi sebagai seorang guru ini mempelajari materi yang akan ia terangkan pada hari itu, tidak biasanya ia yang selalu mengandalkan handphone nya untuk mencari informasi tambahan seputar sejarah hari itu hanya mengandalkan buku yang ia pegang saja.

“Tidak ada pilihan lain, jadi kembali lagi ke buku,” terangnya.

07.00 WIB. Bram mengajar di kelas tanpa bahan presentasi power point, ia mengandalkan ingatannya dan beberapa berpedoman pada buku yang ia pegang.

08.30 WIB. Ada jeda waktu istirahat sebelum memasuki kelas selanjutnya Bram, masuk ke ruang guru. Ia bercerita “Biasanya begitu masuk ruang guru langsung terkoneksi dengan wifi, tapi ya mau gimana lagi HP-nya mati”. Ia berbincang dengan guru sebentar sambil memasukan buku pelajaran yang sebelumnya ia ajarkan ke laci, kemudian bergegas ke Koperasi Sekolah. Ia berseloroh “Di ruang guru gak bisa ngerokok, jadi kesini aja deh.” Ia berbincang dengan petugas Koperasi Sekolah dan ditemui juga beberapa rekan guru yang hendak merokok di ruangan tersebut.

11.00 WIB. Bram pulang ke rumah, di rumah ia tidak menyalakan televisi, handphone nya masih dimatikan. Ia mengawasi Ghaisan yang sedang bermain diluar sembari bergurau dengan Ghaisan dan teman-temannya. Kemudian ia pun melakukan aktifitas seperti biasanya, makan, mengasuh anaknya dan menemani Ghaisan tidur siang.

17.00 WIB. Kontrak one day without mass media berakhir. Penulis bertanya apa yang ia rasakan sehari tanpa media massa. “Saya merasa ingin tahu, apa yang dibicarakan oleh teman-temannya di whatsapp group guru dan saya ingin segera membuka Facebook untuk tahu apa yang sedang terjadi di sekitar saya”.

Kini pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta pengguna. Indonesia merupakan salah satu negara teraktif di media sosial. Fenomena masyarakat modern menempatkan media massa sebagai sebuah kebutuhan yang harus diakses setiap hari. Tidak semua informasi yang dimuat di media penting bagi komunikan, tetapi saat ini kita seperti dijejali oleh sebuah informasi yang terlalu banyak. Bram menceritakan bahwa members dalam group whatsapp sering bertukar informasi mulai dari yang informasi yang ringan dan menghibur, info spiritual, imbauan, pengumuman dan isu-isu yang sedang berkembang saat itu.

Penting untuk diketahui? Jawabannya ada pada diri masing-masing. Kita harus dapat menyaring informasi apa yang kita butuhkan. Lalu apa yang terjadi kalau kita diterpa “too much information”? Bram mengatakan ia menjadi tahu banyak informasi bukan saja apa yang ingin ia ketahui dan ia sukai tapi banyak tips dan trik yang ia bisa aplikasikan ke kehidupan sehari-hari. Akibatnya ia tidak bisa memilah mana informasi yang penting dan tidak penting semua informasi terasa penting untuk diketahui yang bahkan bukan menyangkut dirinya, dan ia menjadi begitu percaya dengan apa yang diberitakan dalam media tanpa sempat untuk meng-cross check nya.

Bram juga menjelaskan perasaannya setelah menerima tantangan ini, ia mengatakan awalnya ia jenuh dan bosan tapi ia salurkan dengan berbincang dengan keluarga dan teman-temannya. “Entah kenapa saya jadi lebih fokus pada kegiatan yang saya jalani, saya lebih aware dengan lingkungan sekitar dan lebih sering berbicara dengan keluarga dan teman”.

-------

New technologies continue to serve as powerful tools for propaganda or mass persuasion. People just watch the TV and believe whatever is broadcasted across and don't take a moment to think about why - Latandra Rodriguez

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun