Mohon tunggu...
RIAMIN
RIAMIN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Pariwisata Terhadap Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyrakat Sasak

6 April 2016   05:18 Diperbarui: 6 April 2016   06:22 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lombok tidak lepas dari daerah-daerah wisatanya mulai dari pantai, pegunungan, air terjun hutan dan lain sebagainya. Berbagai daerah wisata di Lombok ini mulai berkembang dan semakin maju, salah satu daerah wisata di Lombok yang sangat maju dan dikenal oleh banyak orang, baik lokal maupun mancanegara adalah Gili Trawangan. Keindahan daerah-daerah wisata di Lombok ini membuat banyak pengusaha dan investor tertarik untuk membangun dan menanamkan modalnya untuk mendirikan hotel, vila, cafe, Art shop dan sebagainya.

Perkembangan wisata di daerah Lombok telah membawa perubahan baik bagi masyarakat sasak tersendiri, lingkungan, perekonomian, budaya dan sebagainya, perubahan tersebut ada yang kearah positif dan juga negatif.  Dari sisi positifnya, wisata dapat menambah pendapatan bagi daerah Lombok sendiri maupun bagi masyarakat, dapat menciptakan lapangan kerja baru, memajukan pembangunan, menciptakan peluang usaha dan banyak lagi dampak positif lainnya. Sedangkan dampak negatif dari perkembangan wisata ini yaitu, dapat  membawa perubahan bagi nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat, dimana masyarakat meniru dan merubah budaya yang sudah menjadi ciri khas masyarakat sasak. Menjadi budaya baru yang dibawa oleh wisatawan, seperti budaya kebarat-baratan.

Masyarakat sasak pada masa lampau, memiliki kearifan lokal  yang mengandung nilai-nilai yang sangat luhur didalam menjalankan sistem kehidupan bermasyarakat. Namun seperti yang kita lihat pada masa sekarang ini nilai-nilai yang telah diwarisi oleh nenek moyang atau leluhur kita telah mengalami penggeseran, mengalami kelenturan dan seakan-akan kehilangan makna sesungguhnya.

Kelunturan nilai-nilai tersebut salah satunya merupakan pengaruh dari perkembangan wisata, disamping juga karna pengaruh kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi atau globalisasi, serta laju pembangunan yang tidak didasarkan atas budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, generasi penerus dalam komunitas Sasak dewasa ini tidak lagi sepenuhnya mempedomani nilai-nilai tersebut, bahkan ada kecenderungan untuk ditinggalkan. Keadaan yang mengkhawatirkan itu menuntut adanya upaya untuk menerapkan nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan masyarakat Sasak dewasa ini, sehingga generasi muda tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri. Cara efektif yang dapat dilakukan untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur kepada masyarakat adalah melalui pendidikan, dan memformat kembali nilai-nilai luhur tersebut menyesuaikannya dengan kehidupan masa kini untuk modal menghadapi tantangan masa depan.

Kabupaten Lombok Tengah merupakan daerah yang memiliki banyak tempat-tempat wisata. Banyaknya tempat wisata di daerah Lombok Tengah akan menciptakan kemungkinan yang besar bagi lunturnya nilai-nilai luhur yang tekandung dalam kearifan budaya lokal masyarakat Lombok Tengah sendiri. Adanya pergeseran kearifan lokal budaya ini akan menimbulkan upaya penolakan dan upaya rekacipta kearifan lokal baru oleh generasi tertentu didaerah tersebut. Masyarakat tidak perlu lagi membangun kearifan lokal seperti bentuk asli-nya, yang penting rekacipta kearifan lokal baru tersebut dapat menjawab tantangan sosial, ekonomi dan budaya serta politik didaerahnya.

Namun alangkah baiknya apabila budaya yang dimiliki suku sasak dan suku-suku lainnya termasuk juga budaya daerah Lombok Tengah tersebut tetap di fungsikan sesuai dengan fungsinya, walaupun serangan deras dari globalisasi dan juga pengaruh wisata, sewaktu-waktu dapat merubah semua aturan dan hukum yang mereka miliki, namun semua itu bisa diatasi apabila masyarakat dan pemimpin-pemimpinnya bersungguh-sungguh menjaga kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah.

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun