Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Masa Lalu

10 Januari 2022   06:04 Diperbarui: 10 Januari 2022   06:12 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Lalu

Oleh: Riami


Masa lalu sudah tersimpan rapi dalam almari
Menjadi barang antik yang menggelitik
Kadang ingin sekedar dilihat
Seperti radio Tuning FM milik simbah
Sudah tak ada sinyal grakgrok kadang nyala dalam pikiran seperti sandiwara saur sepuh
ketika Mantili beraksi mengibaskan pedang di medan perang
Kadang bak suara lagu lama seperti senja di batas kota

Melupakan kenangan tak semudah menghapus nama di papan kayu
Kenangan tetap berenang dalam angan
Menjelajah kalbu
Kadang dia hadir jadi casper
Menakutkan tapi lucu, imut
Meski menghantui tak ingin kurapal doa untuk mengusirnya

Putarannya hadir laksana gelombang radio
Jika frekuensi tetap seperti telaga bening menenggelamkan malam
Jika frekuensi naik seperti ombak menerjang karang batin

"Jangan jadi karang, " kata ibu sekokoh apa pun kau akan berlubang terkena hempasan ombak
Jadikan kenangan itu seperti perangko dan kau adalah pengoleksi paling pintar menata dalam album
Menjadi indah dan mahal harganya

Bukit Nuris, Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun